NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 13 Masih Tidak Percaya

“Ya Allah, apa ini kenyataan yang sedang terjadi ataukah hanya mimpi yang akan segera berakhir ketika aku terbangun dari tidur,” batinnya Rara.

Bara yang melihat Rara terdiam tak bergeming seperti orang yang kebingungan dan tidak percaya dalam waktu yang bersamaan.

“Aku belum bisa buktikan apapun padamu, tapi aku akan buktikan kalau semua yang sudah terucap dari bibirku akan aku lakukan segalanya. Aku bukan tipe pria yang suka menjilat air ludah sendiri atau plin-plan. Aku juga nggak memaksa kamu percaya tapi yakin dan percayalah kalau aku bukan tipe pria yang suka mengobral janji,” ucap Bara dengan serius.

Rara semakin dibuat takjub dan tak percaya karena kembali karakter Bara yang saat ini dilihatnya langsung berbeda dengan keseharian Bara ketika berada di lingkungan sekolah.

“Kamu jangan keseringan melamun nggak baik,” ujarnya Bara.

Bara menarik tangannya Rara yang masih berdiri mematung mengcosplay patung Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Pria yang mencintainya bernama Bandung Bondowoso.

“Ya Allah, makasih banyak Engkau telah mentakdirkan diriku bertemu dan akan menikah dengan pria yang begitu tulus dan bersedia menerima segala kekuranganku, kalau pria lain di luar sana pasti akan mempertahankannya apalagi kami akan menikah karena perjodohan,” monolog Rara.

Bara menelisik raut wajahnya Rara yang menunjukkan kalau dia seolah belum percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

“Aku serius dengan ucapan aku tadi, aku hidup hanya sekali jadi aku nggak bakalan ngomong hari ini a besoknya b aku bukan tipe orang yang asal ngomong atau asbun a,” ucapnya Bara yang seperti mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Rara.

“Baiklah, aku akan coba percaya dan akan terus mengingat apa yang Mas katakan hari ini. Mari kita sama-sama membuka lembaran baru dan memperbaiki kesalahan dimasa lalu untuk kebahagiaan yang hakiki di masa depan,” ujarnya Rara akhirnya.

“Ayo kita makan, aku lapar banget soalnya,” Bara memegang tangannya Rara yang sedikit dingin dan keringatan.

Ada desiran aneh di dalam hatinya Bara yang tiba-tiba muncul begitu saja. Yaitu perasaan nyaman dan tenang ketika menyentuh langsung tangannya Rara.

“Masalah apa yang terjadi kedepannya nggak perlu dipusingkan dan jangan pernah dzuuzon akan takdir Allah SWT kepada kita hambaNya. Insya Allah semuanya akan berjalan baik dan normal,” tuturnya Bara yang kembali membuat Rara specklees.

Bara sedikit menarik tangannya Rara agar mereka berjalan beriringan menuju salah satu restoran yang menjual makanan khas Padang.

Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan, tapi tiba-tiba ada seseorang yang meneriaki mereka berdua yang berjalan cukup dekat dan sedikit mesra, ingat sedikit mesra tidak banyak.

“Terciduk!” teriakan seseorang pria dari arah belakang keduanya.

“Kayaknya calon mantennya mau shopping bareng!” Teriaknya seorang wanita dari arah belakang keduanya.

“Ya Allah pasangan calon pengantinnya kedapatan ngedate. Sudah go publik rupanya,” sahut perempuan yang bersamanya.

Bara dan Rara tidak melepaskan pegangan tangannya karena Bara enggan melakukannya.

“Eh Bu Yuli, Pak Ardi, Pak Irwansyah ketemu di sini rupanya,” ucapnya Rara malu-malu.

Pipinya merona, tatapannya mulai ke mana-mana menghindari kontak mata Yuliana dan Pak Irwansyah rekan kerjanya. Pandangan matanya Rara tertunduk ke lantai, ujung bajunya terus dipegangnya.

“Pak Irwansyah sama Bu Yuli kok bisa tahu kalau kami akan menikah lusa nanti padahal kan kami berdua belum sebar undangan loh,” ucap Bara keheranan.

Bara kebingungan darimana sumber utama berita itu bisa terdengar oleh rekan kerjanya hingga menyebar begitu cepatnya. Padahal rencananya dia akan berbagi informasi kebahagiaan itu hari ini, tapi belum ada kesempatan.

“Kami mendapat informasi ini yang tentunya valid dan bisa dipercaya dari kepala sekolah Bu Hajah Halimah pagi tadi ketika rapat dadakan. Beliau menyampaikan dan sebagai pihak dari mempelai wanita mengundang kami rekan-rekan guru untuk hadir di acara akad nikah kalian hari jumat pagi,” jawab Bu Yuli terus terang.

“Pantesan hari ini kalian berdua kompak gak masuk ternyata oh ternyata janjian jalan berdua rupanya. Ngomong-ngomong lusa kan akad nikah kalian?” Tanyanya Pak Ardi pria yang lebih tua sedikit dari Irwansyah.

“Kami mulai hari ini sampai minggunya cuti, masa kami mau nikahan kerja terus gimana bisa istirahat menanti hari bahagia kami,” balasnya Bara yang masih memasang wajah cuek dan datar kembali ke stelan awalnya.

“Itu memang harus gimana caranya coblos kalau kelelahan bisa-bisa malam pertamanya batal dan ditunda karena faktor capek,” candanya Pak Irwansyah sambil menggendong anak pertamanya.

“Hahaha, Pak Irwan bisa saja. Kalau gitu kami duluan Pak Irwansyah, Bu Yuli karena belum makan terus masih ada yang harus kami selesaikan hari ini,” pamitnya undur diri Bara.

Bara gegas berpamitan kalau tidak buru-buru mengakhiri maka akan berakhir panjang kali lebar sama dengan luas kalau berhadapan dengan dua pasang suami istri itu.

“Hati-hati yah, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan cepat-cepat dikarunia momongan,” ucap Yuliana.

“Amin ya rabbal alamin, makasih banyak,” ujarnya Rara sebelum berlalu dari hadapan ketiganya.

Keduanya berjalan beriringan ke arah restoran yang sudah tidak jauh dari tempat mereka bertemu dengan Irwan dan Yuli.

“Kamu duduk disana saja, aku yang pesankan makanan untukmu,” pintanya Bara.

Rara hanya mengangguk pelan dan duduk di salah satu kursi, sedangkan Bara berjalan ke arah pelayan karena ingin memesan makanan sekaligus ke toilet.

Rara memandangi kepergian calon suaminya itu.” Ya Allah, jangan biarkan masa lalu pahit dan kelam yang pernah kami alami kembali datang dan membayangi kehidupan di masa depan kami. Ijinkan kami bahagia dengan pasangan halal kami masing-masing. Amin ya rabbal alamin.”

Berselang beberapa menit kemudian, Bara sudah kembali ke meja mereka. Beberapa pelayan mengantarkan beberapa menu makanan pesanannya Bara.

Rara kembali berseri-seri bahagia dikala melihat begitu banyak makanan yang tersaji di depannya.

“Alhamdulillah, Mas Bara tau banget kalau aku kepengen banget makan makanan ginian,” tuturnya Rara yang tidak menunggu lama langsung menyantap makanan tersebut.

Bara tersenyum tipis,” entahlah, tiba-tiba saja aku nyebut makanan ini padahal cuman nebak saja kalau kamu pasti menyukainya dan Alhamdulillah ternyata beneran kamu suka.”

“Mari makan Mas Bara,” cicitnya Rara yang mulutnya sudah penuh sesak dengan makanan.

Keduanya menyantap hidangan khas Padang itu, keduanya terlihat layaknya pasangan suami istri yang saling berbagi makanan dan terdengar suara canda mereka. Hingga kedatangan seseorang mengusik kenyamanan dan kebersamaannya.

“Azzahra Elara Sofia,”ucap seorang perempuan yang tidak lain adalah Hani mantan sahabatnya dulu sekaligus mantan satu kosannya.

Rara menatap jengah perempuan yang nampak kelihatan gemuk tapi paling menonjol dibagian perutnya saja.

“Ada apa yah Hani Anindya?” Tanyanya Rara yang memasang wajah seramah mungkin padahal dalam hatinya ingin sekali mengomel memarahi eks sahabatnya tapi berhubung mereka berada di tempat umum sehingga mau tidak mau Rara bersikap sewajarnya saja.

Hani melirik sekilas ke arah Bara yang sama sekali enggan untuk melihatnya dan itupun tetap fokus kepada makanannya.

“Rara dicampakkan sama kak Dewa tapi malah dapat yang melebihi calon suamiku. Ini sungguh tidaklaj adil seharusnya dapat cowok pengganti yang lebih jelek, burik, miskin daripada kak Dewangga misalnya om-om bangkotan bau tanah yang cocok dengan Rara,” Hani membatin.

Bara yang sadar diperhatikan oleh Hani semakin memperlihatkan wajah angkuh dan dinginnya.

“Gue beberapa kali menghubungi nomor teleponmu tapi nggak bisa. Hemph! Apa jangan-jangan elu ngeblok nomor gue?” Tebaknya Hani.

“Duduk dulu bumil takutnya kelamaan berdiri anak yang ada di dalam kandungannya Mbak kenapa-kenapa lagi,” pintanya Bara yang bernada menyindir yang tidak terduga.

Hani gelagapan mendengar perkataan Bara,” siapa yang hamil!? Gue nggak hamil kok cuman gemuk doang,” bantahnya Hani salah tingkah.

“Kalau nggak mau yah sudah nggak apa-apa juga sih, tapi jangan sampai calon suaminya marah-marah kalau sampai Mbak kenapa-kenapa dan melapor yang enggak-enggak kalau kami mendzolimi wanita hamil,” ucapnya Bara yang cukup menohok.

Rara kembali dibuat speechless mendengar semua ucapan calon suaminya itu yang berbicara tapi,tatapan matanya tertuju kepada Rara.

“Mas Bara kenapa bisa berbicara seperti itu! Darimana coba Mas Bara mengetahui kalau Hani hamil dan akan menikah?” Tanyanya Rara malah kepo.

“Lihat saja ditangannya ada sebuah undangan yang sangat jelas tertulis namanya Hani Aninditya dengan Aditya Dewangga Pratama,” balasnya Bara sambil menunjuk ke arah undangan berwarna pink yang dipegang oleh Hani.

Rara mengikuti arah undangan yang ditunjuk oleh Bara, sontak di sudut hatinya terasa nyeri dan kecewa sekaligus sedih. Karena pria yang sampai detik ini masih dicintainya dan disayangi akan menikah dengan perempuan lain yang tak lain adalah perempuan yang pernah mengkhianatinya.

“Kak Dewa, kamu akan menikah dengan Hani. Apa benar-benar memang sedari awal cintamu bukan untukku sehingga dengan mudahnya kamu akan menikahi perempuan lain?” batinnya Rara yang melupakan statusnya sebagai calon istrinya Bara.

“Eh sampai lupa, sebenarnya sudah sejak kemarin gue ingin mengantar undangan untukmu hanya saja gue nggak tau alamat rumah elu di mana. Kebetulan kita ketemuan di sini jadi gue langsung kasih elu saja. Maaf kalau gue kasih undangannya dengan cara seperti ini,” imbuhnya Hani sambil menyodorkan sebuah undangan ke hadapannya Rara.

Bara melihat Rara hanya terdiam saja dan ia yang berinisiatif untuk membalas ucapannya Hani seraya mengusap pelan punggung tangannya Rara.

“Makasih banyak, insha Allah kami berdua akan datang ke acara elu. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada elu dan calon suami elu kami mengundang kalian berdua untuk datang ke acara akad nikah kami yang insha Allah akan diselenggarakan hari Jumat lusa di rumahnya Rara yang ada di Puri Pallangga Mas 2 blok C, kami berharap kalian berdua hadir sebagai saksi pernikahan kami!” tegas Bara sambil bertopang dagu menatap Hani yang nampak shock mendengar kabar gembira itu.

Hani sampai meremas ujung bajunya,” brengsek! Gue sengaja melakukannya agar Rara cemburu dan sakit hati malah dia yang lebih duluan akan menikah sedangkan gue masih menunggu sebulan lebih lagi dari sekarang padahal gue sudah desak kedua orang tuanya yang ada di Bandung,” kesalnya Hani dalam hati.

Bara tersenyum merendahkan melihat raut wajahnya Hani seketika itu langsung berubah total dari awal mengejek dan berubah menjadi marah dan kecewa.

“Maaf kami nggak bisa berlama-lama di sini karena kami harus melihat cincin kawin kami. Permisi!” Ucap Bara seraya merangkul pinggangnya Rara yang meninggalkan Hani yang masih dalam mode terkejut.

Hani menatap tajam kepergian keduanya dari depannya,” brengsek!! Doggy!! Sial! Kenapa hidupnya selalu saja lebih bagus dan mujur dari hidup gue!” geramnya Hani sambil meremas kartu undangan yang ada di dalam genggaman tangannya.

1
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
tunggu dan lihat 💪💪💪💪💪
sunshine wings
pasti Allah kabulkan 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
kayak udah merasa d mulut.. 😋😋😋😋😋
Eva Karmita
dan sayangnya memang Bara yg ngadon 😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂🤭
total 1 replies
sunshine wings
jangan pernah bosan melihat komen²ku ya author karna storynya seruuu amat!!!
semangat authir 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: malah komentarnya kakak' penyemangat aku untuk terus update 🥰🥰🥰🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
peringatan yang cukup bagus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!