Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.
Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.
Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.
Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.
Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Devan menepati janjinya untuk datang ke sekolah sang adik.
Devan berjalan dengan gagahnya memakai baju semi formal, memakai celana bahan dan atasan kaos berwana putih dan jas senada dengan celana yang dia pakai, serta memakai sepatu pantofel hitam mengkilap, sebuah kaca mata hitam bertengger indah di hidung mancungnya.
Melihat ketampan laki laki berusia 25 th itu, membuat para siswi bersorak girang
"Woahhh...... Omo omo ada apa nih, tiba tiba sekolah kita di datangi babang tamvan."
"Mau cari calon istri kali, gue mau... " pekik seorang siswi dengan nada centilnya dan memegang ke dua pipinya yang merona merah menatap penuh damba ke arah Devan.
"Mau jadi guru olah raga kita kayanya, ahhh... Makin semangat deh sama pelajaran olah raga, klau gurunya setampan ini, rela dedek di suruh olah raga di bawah terik matahari."
Banyak lagi lontaran lontaran nyeleneh dari siswi SMA itu.
Namun Devan tetap lah Devan berjalan dengan gaya coolnya, mencari ruang kls sang adik, yang sudah dia minta sama Sabira tadi pagi.
Tap...
Tap...
Tap...
Langkah panjang Devan terus menyusuri lorong kls, dan senyumnya terkembang cerah saat melihat sang adik sedang bercanda ria bersama teman temannya.
"Sayang." panggil Devan melihat sang adik.
Semua yang berada di lorong kelas itu, sontak melihat ke arah Devan, cewek cewek lansung terpekik dan ada juga yang melongo melihat laki laki tampan itu.
"Ya ampun, siapa yang di panggil sayang sih, beruntung sekali perempuan itu."
"Apa sayang." seru seorang siswi dengan pedenya.
Ke datang and Devan yang membuat heboh sekolah sang adik, Sabira jadi mengeram kesal, abangnya sudah membuat huru hara di sekolahnya.
"Astaga, abang. Apa apaan sih, kenapa bikin heboh." kesal Sabira.
"Apa sih dek, mana ada abang bikin heboh." kekeh Devan melihat wajah kesal adik bungsunya itu.
"Abang sengaja ya, tebar pesona di sini." tuduh Sabira dengan wajah sinisnya.
"Astaga, kamu nggak percaya banget sih, harusnya kamu bangga punya abang yang ganteng maksimal kaya gini, bukannya kesal." kekeh Devan merah tangan sang adik dan membawanya ke dalam pelukannya, dan Devan mencium puncak kepala sang adik bertubi tubi.
Tentu saja melihat adengan tersebut makin membuat siswi siswi Tarakan itu makin menjerit, cowok tampan pari purna itu memeluk siswi populer di sekolah Tarakan itu.
"Aggkkkk.... So sweet banget.....! " pekik siswi siswi di sana.
"Dah lah, kita kalah telak kita, nggak sanggup klau saingannya Sabira." keluh yang lain.
"Potek hati babang, neng." seru siswa laki laki di sana.
"Pantes Bira menolak banyak cinta laki laki di sini, bahkan Bagas yang ganteng maksimal, ketua OSIS dan juga ketua basket di Tarakan saja nggak di gubris sama Sabira, ternyata di luar sana Bira sudah punya cowok tampan." oceh para siswi.
"Agggkkk... Abang, aku udah bilang tadi, lansung ke aula aja, kenapa malah ke sini, bikin heboh aja tau." gerutu Sabira.
Devan kembali terkekeh, melihat wajah kesal sang adik, namun di balik kesalnya Sabira, ada rasa bahagia di hatinya akhirnya ada juga keluarganya yang mau menyempatkan diri untuk hadir di sekolahnya, yang biasanya bi Tuti lah yang selalu menjadi wakil Sabira, namun kali ini abang ke duanya yang datang, dan tak sungkan sang abang memeluk dan mencium Sabira di depan umum.
"Kenapa memangnya, abang kan ingin lihat di mana kelas adek kesayangan abang ini, dan siapa aja teman adek abang." ujar Devan menjawil sayang dagu sang adik.
Mendengar penuturan sang abang, hati Sabira lansung berbunga-bunga.
"Akkk.... Sayang abang banyak banyak." pekik Sabira bahagia dan lansung memeluk sang abang dengan sangat gemes, menggoyangkan ke kiri dan ke kanan badan mereka yang sedang berpelukan itu.
Sungguh hati Devan bagai tertusuk sembilu, andai dari dulu dia lebih perhatian kepada sang adik, pasti senyum manis ini tidak pernah hilang dari bibir manis Sabira, sudah sangat lama dia tidak pernah melihat senyum manis itu, kini baru lah Devan bisa melihat senyum tanpa beban dari sang adik.
"Bir." panggil seseorang membuat kemesraan adik dan abang itu terganggu.
"Ya." sahut Sabira singkat.
"Di tunggu di aula sama kepala sekolah, tinggal kamu dan wali mu saja yang belum hadir." ucap laki laki tampan itu sambil melirik sekilas kepada Devan.
"Oh... Iya, makasih ya Gas." ucap Sabira tersenyum tipis dan menarik tangan Devan menuju Aula.
"Ayo bang." ujar Sabira menarik tangan sang abang dengan langkah lebarnya, maklum Sabira juga lumayan tinggi, bukan lagi lumayan tinggi tapi melebih tinggi gadis Indonesia pada umumnya, Sabira yang tinggi 183 cm, bukan kaleng kalengkan.
Sudah lah tinggi menjulang, body Sabira pun sangat sexi, wajah jangan di tanya dia sangat cantik, walau tanpa make up berlebihan, dia hanya memakai skincare sekedarnya saja
Bagas melihat Sabira menjauh darinya sambil bergandeng tangan dengan laki laki dewasa yang juga sangat tampan dan terlihat mapan hanya bisa membuang nafas berat, dia tidak tau siapa laki laki itu, dan baru kali ini juga Sabira mau sedekat itu dengan laki laki, tentu saja membuat sesak di dada Bagas, karena selama ini dia selalu mencoba mendekati Sabira, namun Sabira selalu menjaga jarak darinya.
"Sabar bro, klau jodoh nggak akan kemana." ucap seseorang menepuk bahu Bagas.
"Loe nggak liat lawannya, sampai sekarang aja buat mendekatinya aja susah, sekarang dia sudah menggandeng tangan laki laki di depan mata gue." kesal Bagas.
"Ck, jangan overthinking gitu deh, mana tau itu abangnya." ujar Rendi memberi semangat.
"Semoga aja." lesu Bagas.
Rendi hanya terkekeh melihat wajah kusut Bagas itu.
Sementara di lain tempat Regan mendengar kan laporan dari anak buahnya.
"Bagus lah, tapi tetap awasi, jangan sampai abangnya kembali kena hasut sama si sundal itu." ujar Regan.
......
"What..... Jadi Bagas di tolak sama Sabira." Regan tertawa geli mendengar laporan anak buahnya itu, saudara sepupunya bisa juga di tolak oleh perempuan, apa pesona saudara sepupunya sudah turun, hingga seorang Sabira tidak bisa dia taklukan.
.......
"Baiklah, lanjutkan kerja kalian." setelah itu Regan memutus sambungan teleponnya.
Sementara di dalam ruang Aula sekolah Tarakan sana, Devan di buat bangga dengan pencapaian sang adik, laki laki tampan itu berkaca kaca mendengar saat kepala sekolah memberi tahu perlombaan yang di menangkan oleh sang adik.
"Kamu memang hebat sayang, walau tanpa perhatian dari keluarga, kamu bisa mencapai ini semua, abang bangga pada mu sayang." gumam Devan terharu menatap sang adik yang sedang ada di atas panggung sana dengan beberapa murid berprestasi lainnya.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
ᴄᴘᴛ ʟᴀʜ ᴋᴀᴜ ʙᴋᴛ ᴋɴ