Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Om bau kambing
Arga berlari sepanjang koridor rumah sakit, ia begitu panik saat Zahra tiba saja menghubungi nya jika Mega di rawat di rumah sakit.
Brak
suara pintu kamar Mega terbuka cukup keras membuat Mega yang sedangkan istirahat kaget, begitu juga dengan Zahra yang masih di ruang rawat Mega karena menunggu kedatangan Arga dan mertua nya.
"kamu tidak tau ini rumah sakit apa, kenapa buka pintu kencang sekali sampai Mega terkejut karena mu, kalau dia sekarat udah tiada dia karena kaget" Zahra mengomel karena Arga yang membuka pintu dengan keras.
"maaf aku panik" sahut Arga menghampiri istri nya.
"lain kali jangan seperti itu, sepanik apa pun kamu" kata Zahra beranjak dari kursi dan pindah ke sofa. Arga hanya mengangguk saja, dan ia berjalan mendekati Mega.
"apa masih sakit?" tanya Arga khawatir.
"sedikit, tapi tidak perlu khawatir" sahut Mega melihat wajah panik dan khawatir nya Arga.
"gimana tidak khawatir kamu dikabarkan menjadi korban kecelakaan" ucap Arga.
"iya, tapi ada yang lebih parah dari ku, dan bahkan meninggal" kata Mega yang memang merasa sesak saat berada di UGD tadi sebelum ia di pindahkan oleh Zahra keruang rawat.
"maaf ya, seharusnya aku cari ruko yang lebih baik dan tidak rawan kecelakaan seperti itu" kata Arga menyesal.
"tidak apa, semua nya musibah" ucap Mega menenangkan Arga, sambil menatap pada Zahra yang mengunakan jas dokter nya, yang tidak peduli pada pembicaraan mereka.
tidak lama Nisa pun datang bersama dengan Luffy dan Lucky, ia juga panik dan langsung menggeser Arga dari kursi yang di dekat bangkar Mega.
"kamu tidak apa-apa kan sayang?" tanya Nisa mengusap rambut Mega yang di perban karena ada luka di kepala.
"hanya pusing saja ma, semua nya baik baik saja" sahut Mega tersenyum.
"syukur lah kalau begitu, ibu khawatir sekali dengan mu" kata Nisa, mendudukkan dirinya di kursi yang diduduki oleh Arga.
Arga masih saja berdiri di samping bangkar istri nya, sedangkan Luffy dan Lucky sudah menghampiri Zahra yang sedang duduk menunggu kedatangan mereka.
"mas, duduk lah di sofa" pinta Mega karena ia melihat Arga yang masih berdiri.
"kemari lah" kata Luffy yang memang melihat pada ketiga nya.
Arga berjalan menuju sofa dan duduk di dekat Lucky.
"jangan duduk di dekat Luci, om bau kambing" kata Lucky membuat Zahra langsung melotot dan ingin tertawa.
"bau kambing, wangi ini" ujar Arga mencium baju nya.
"iya, om bau kambing, apa om pelihara kambing ya" ucap Lucky menggeser kan diri nya.
"enak saja kamu, om ini wangi, pulang dari kantor ini, bukan dari peternak hewan" kata Arga kesal.
"atau jangan kamu pelihara kambing lagi di kantor, kambing rambut pirang" ujar Zahra meraih Lucky ke pangkuan nya.
"ibu dan anak sama saja, tidak ada kambing di kantor Zahra" kata Arga yang tambah kesal.
"Lucky tidak mau mengatakan orang begitu jika kamu memang tidak pegang kambing tadi" kata Luffy ikut berbicara.
"sebentar nya tadi ada kambing yang menghalangi jalan ku, jadi aku tarik di ke tepi jalan dari pada aku tabrak kan" kata Arga membuat Mega melotot.
"pantasan kamu bau kambing mas, sana mandi dulu" teriak Mega.
Zahra pun tertawa di sana, ia tidak bisa lagi menahan tawa nya.
"nama nya juga kambing, di pegang ya kita bau kambing, hahaha,,,,,," ucap Zahra di s la tawa nya.
Arga pun beranjak dari ruang Mega dan pergi entah kemana, melihat menantu nya itu Nisa pun menggelengkan kepalanya.
Saat jam istirahat sudah selesai Zahra pun pamit untuk kerja kerja nya, ia masih ada beberapa pasien yang akan menemui nya siang menjelang sore nanti.
"mas, aku keruang kerja ku dulu ya, ada pasien yang akan memenui aku nanti nya, karena pagi tadi aku menangani korban kecelakaan" ucap Zahra membuat Lucky menatap pada nya.
"ikut" teriak Lucky membuat bisa melihat pada mereka bertiga.
"kamu di ruang Tante Mega aja ya, bunda masih ada kerjaan, nanti kalau sudah selesai bunda kesini lagi" kata Zahra memberikan pengertian pada anak itu.
"tidak mau, mau nya ikut kerja sama bunda, janji tidak ganggu" ucap Lucky dengan tatapan memohon.
"tidak boleh, sama nenek saja ya, nanti kena harum suntik mau" kata Nisa ketika cucu nya merengek ingin ikut dengan Zahra.
"iya benar itu, kita jalan jalan ya" bujuk Luffy karena Lucky sudah ingin menangis.
Karena melihat wajah Lucky yang hampir menangis Zahra pun dengan terpaksa mengijinkan anak itu untuk ikut.
"ya sudah, tapi jangan ganggu bunda nanti nya" kata Zahra yang tidak tega.
"jangan di bawa, dia akan menggangu mu" ucap Luffy tidak setuju.
"benar itu, biar kan dia menangis, dari pada mengganggu mu nanti" Nisa ikut berbicara karena menantu nya seperti menuruti apa yang Lucky mau.
"benar kata ibu, tidak apa menangis" kata Luffy.
"dia akan menganggu istirahat Mega nanti nya, kepalanya memang tidak bermasalah, tapi ia pasti akan pusing nanti nya" kata Zahra yang memang tau jika ini rumah sakit dan Lucky pasti akan membuat kepala Mega tambah pusing nanti nya.
Dengan segala bujuk dan rayu pun tidak akan mampu melawan keinginan Lucky, ia tetap mau ikut dengan bunda nya, Zahra pun membawa anak itu, karena Mega yang tiba saja terbangun karena tangisan Lucky.
"sudah nangis nya" ujar Zahra sambil mengendong Lucky, kedua nya akan ke ruangan Zahra.
Saat hendak masuk ke dalam ruangan, kedua nya di hentikan oleh Bagas yang memang baru saja keluar dari ruangan nya
"kamu bawa Lucky?" tanya Bagas membuat Zahra membalikkan badannya.
"iya dia ingin ikut dengan ku, habis dari ruangan Mega, jadi dia nangis, Mega nya keganggu" sahut Zahra pada papa nya.
"berikan pada papa, papa akan mengajak nya bermain di ruangan papa" kata Bagas merentangkan tangan nya pada Lucky.
Awalnya Lucky tidak mau, namun opa nya itu tetap mengambil nya dari gendongan bundanya, dan membawa anak itu masuk ke ruangan nya. Seketika Lucky pun berhenti memberontak dalam gendongan opa nya.
"wah, ada rumah rumahan" teriak Lucky turun dari gendongan Bagas dan berlari ke arah rumah rumahan yang ada di rumah itu.
mainan rumah rumahan itu adalah main Zahra dan Zahira, ketika mereka ikut dengan papa nya saat masih kecil dulu, dan sewaktu Bagas masih fokus pada profesi nya sebagai dokter, dan sekarang pria itu sudah jarang sekali ke rumah sakit dan bahkan mengunjungi ruangan nya, kecuali ada panggilan dari rumah sakit meminta nya untuk datang.
Jangan lupa dukung nya buat author ya, terima kasih 🙏