Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.
Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.
Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.
Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.
Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.
Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.
Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.
Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Aku harus Kuat
Arumi membantu bibi menyiapkan makan malam, sambil menyeka air matanya Arumi menyajikan makanan ke meja.
Gibran yang telah selesai berpakaian melihat Arumi yang menangis. Ia mendekati istrinya itu dan memeluk pinggangnya dari belakang.
Gibran mengecup pipi Arumi dan menyeka air mata Arumi dengan jari tangannya.
"Kenapa menangis? Apa aku ada salah?" bisik Gibran.
"Aku kangen papa dan mama," gumam Arumi, tapi suaranya masih bisa ditangkap oleh Gibran.
"Lusa kita ke Jogja, aku selesaikan dulu pekerjaan besok. Kita liburan dua hari, ya?"
"Biar aku aja yang pergi sendirian, Mas."
"Nanti papa dan mama akan salah paham. Pasti mereka mengira kita lagi ada masalah."
"Aku akan jelaskan semuanya."
Gibran membalikkan tubuh Arumi menghadap ke dirinya. Ia menghapus sisa air mata di pipi istrinya itu.
Gibran tersenyum dan mengecup bibir istrinya. Tapi pria itu heran karena Arumi tak membalasnya.
Biasanya jika Gibran mengecup bibir Arumi, istrinya itu akan membalas mengecup bibir Gibran berulang kali.
Merasa aneh, Gibran kembali mengecup bibir Arumi, kali ini dilakukan dua kali, tapi Arumi tetap hanya diam tak membalas. Arumi bahkan menundukkan wajahnya.
"Arumi ...." panggil Gibran. Ia memegang dagu Arumi dan mengangkatnya agar wanita itu menatap ke wajah Gibran.
"Apa aku melakukan kesalahan?"
"Mas yang bisa menjawab, apa Mas merasa melakukan suatu kesalahan?"
"Sayang, kamu tadi mengatakan tidak boleh menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, tapi kamu sendiri melakukan itu."
"Maaf, Mas. Aku udah lapar. Kita makan lagi."
Saat makan baik Arumi maupun Gibran tidak ada yang mengeluarkan suara. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Biasanya Arumi paling bawel dan banyak omong.
Gibran memandangi wajah istrinya dalam diam. Masih bertanya, apakah yang terjadi? Kenapa istrinya hari ini sangat pendiam.
Setelah makan malam, Gibran masuk ke ruang kerjanya. Ia pamit dengan Arumi,kembali ia mengecup dahi istrinya itu.
Satu jam Gibran di dalam ruang kerjanya. Arumi yang menghabiskan waktu dengan menonton, merasa bosan. Ia mematikan televisi dan berjalan menuju kamar. Saat akan masuk ke kamar ia mendengar suara Gibran yang sedang menelepon.
Biasanya Arumi tak ambil pusing, kali ini ia ingin tau apa yang diobrolkan suaminya. Arumi mendekat dan merapatkan kupingnya ke pintu.
"Jangan marah Joana. Aku tadi capek banget. Besok sebelum ke kantor, aku mampir ya sayang."
Arumi memegang dadanya yang terasa nyeri mendengar Gibran memanggil sayang pada wanita lain.
"Ingat, Sayang ... hanya kamu yang aku cinta, dulu, sekarang dan selamanya. Tak ada yang bisa menggantikan rasa cintaku pada kamu. Arumi itu hanya wanita manja, mas tak suka wanita manja, boros dan hanya bisa dandan."
".............."
"Bukan gombal, Joana. Kamu tau'kan cuma kamu wanita yang mampu mencuri hatiku."
"............"
"Arumi, aku tak pernah mencintainya. Aku hanya berperan sebagai suami yang baik dan berusaha memenuhi kewajiban saja."
Arumi menarik nafasnya. Mendengar kata-kata Gibran membuat dadanya sesak. Ia melangkah perlahan masuk ke kamar, tak sanggup lagi mendengar kelanjutan dari ucapan Gibran.
"Aku harus kuat, tak boleh memperlihatkan sisi lemahku dengan mas Gibran. Jika saja ia bisa berbohong selama ini denganku, kenapa aku juga tak bisa pura-pura nggak tau kebohongannya?" gumam Arumi.
Jam sepuluh malam Gibran masuk ke kamar. Ia melihat Arumi yang telah tertidur dengan membelakangi pintu.
Gibran naik ke ranjang dan memeluk pinggang istrinya. Arumi selalu ingin berpelukan jika tidur. Ia akan menyembunyikan wajahnya di dada Gibran.
"Sayang, udah tidur ya. Kamu nggak pengin nih,"bisik Gibran di telinga Arumi sambil mengecupnya.
Arumi yang hanya berpura-pura tidur mendengar semua ucapan Gibran. Jika dulu ia pasti akan langsung masuk ke dalam pelukan Gibran, tidak untuk saat ini.
Arumi telah bertekad tidak akan manja lagi mulai hari ini. Gibran mengatakan tak suka wanita manja. Jadi Arumi ingin buktikan pada Gibran jika ia juga bisa mandiri.
Gibran membalikkan tubuh Arumi menghadap dirinya. Di kecup bibir Arumi agar istrinya itu bangun.
Arumi mencoba bertahan, ia tak mau luluh dengan sikap Gibran. Cukup sudah selama ini ia tertipu sikap manis suaminya itu.
"Arumi, aku tau kamu hanya berpura-pura tidru. Dari sore aku melihat sikapmu berbeda. Apakah aku ada salah? Jika ada tolong katakan. Jangna hanya diam."
Arumi tak pedulikan ucapan Gibran. Ia tetap menutup matanya. Pria itu menjadi kesal dibuatnya.
Gibran bangun dari tidurnya. Ia berdiri disamping Ranjang.
"Dengar Arumi, aku yakin ada yang kamu sembunyikan dariku. Jika kamu tak mau mengatakan semua itu, lebih baik aku tidur di kamar tamu. Bagaimana mungkin aku seranjang dengan wanita yang tak sudi melihat wajahmu."
Gibran berjalan keluar menuju kamar tamu. Sebelum menutup pintu, ia melihat kebelakang berharap Arumi mengejarnya.
Bila Gibran kesal dan marah dengan Arumi, ia akan tidur di kamar tamu. Biasanya Arumi akan datang membujuk.
Tidak melihat Arumi yang menyusul, Gibran masuk kamar dengan hati yang makin bertanya-tanya.
Bersambung
copy paste...😄
kok iso yo..
yg gk ketinggalan tuh sayur bayam ma bakwan jagung nya...
trs akhirnya copas skt jantung bawaan...bpknya kandung tuh ank gk mengakui jug ngasih dwt sesukanya.
tp yo wes ora popo...
nyong ttp syukak semua karya2 mu thor...
ttp syelalu sehat n sukses y thor👍