Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Weekend kali ini,
Amanda di jemput oleh Nyonya Alaska, keduanya akan belanja bahan masakan untuk nanti masak.
Hari ini, Leon dan Maudy akan kembali dari honeymoon nya.
Keduanya akan langsung ke Rumah Alaska, karena memang Tuan Alaska yang menyuruh nya.
Belanjaan keduanya cukup banyak dan lengkap,
Nyonya Alaska sengaja menyetok bahan makanan karena ia di beritahu oleh Amanda bahwa Maudy sangat suka memasak.
Selesai dengan belanja,
Keduanya lansung saja pulang dengan di jemput oleh Alwi.
Karena Azka maupun Arnold tidak bisa menjemputnya, ada tamu tak di undang datang ke rumah.
Selama di perjalanan, Amanda terus saja bercerita tentang Maudy pada Nyonya Alaska.
"Andai saya juga bertemu lebih cepat dengan Maudy" lirih Nyonya Alaska.
"Nyonya tenang saja, meskipun Maudy sudah jadi Bunda aku, dia juga bisa jadi anak manja anda kok" celetuk Amanda terkekeh.
Nyonya Alaska tertawa kecil, hingga mobil pun sampai juga di halaman rumah mewah keluarga Alaska.
"Kayak tau itu mobil siapa"
"Sedang apa dia disini?Mau nawarin Anaknya?" celetuk Amanda.
"Loh, kamu tau sama tamu nya Arnold? Bunda juga tidak suka, dia itu terlalu sombong dan kelihatan jahat" timpal Nyonya Alaska.
Alwi terkekeh, dia lalu keluar dari dalam mobil lebih dulu.
"Biar aku yang urus" ucap Amanda dengan terkekeh kecil.
Ketiga nya masuk lewat samping yang memang langsung ke dapur,
Setelah membantu membereskan semuanya, Amanda dan Alwi lebih dulu ke ruang tamu.
Tap.
Tap.
"Lo sedang apa disini, wanita gak bener" celetuk seorang wanita dengan lantang pada Amanda.
Uh.
"Kenapa? Merasa kalah saing ya Weni" balas Amanda santai.
Ya,
Tebakan Amanda benar, disana ada Arthur dan Weni yang sedang berkunjung.
Alwi dan Amanda duduk dengan santai di hadapan Weni dan Arthur.
Arnold menatap Alwi, dia tau bahwa memang Arthur sedang bermasalah dengan mereka.
Azka langsung pindah duduk di samping Amanda,
"Ayo kita buat dia jantungan" bisik Azka.
Amanda menganggukan kepala nya dengan antusias.
"Loh ada om Arthur disini, bagaimana kabar nya om?"
"Gimana nih Bang, aku takut sekali ketemu om Arthur disini" ucap Amanda sambil memasang wajah takut nya pada Alwi.
Tuan Alaska menaikan alis nya sebelah, dia lalu menatap Arthur yang terlihat gelisah di tempat duduk nya.
"Memang nya kenapa, Nak?" tanya Tuan Alaska.
Huh.
"Om Arthur ini terus menerus mengejar saya, Opa. Dia bahkan menyuruh beberapa orang suruhannya untuk menculik saya"
"Tapi, mereka kalah sama boddyguard Ayah"
Hah.
Azka dan Tuan Alaska nampak terkaget, apalagi wajah Arthur yang sudah tak nyaman.
"Jangan fitnah kamu, Amanda" ucap Weni lantang.
"Loh, apa yang di ucapkan pacar saya benar kok. Bahkan kamu sendiri pernah menjebak Amanda dan Maudy kan, tapi sayang nya gagal" balas Alwi datar.
"Apa" teriak Azka kesal.
Azka lalu menatap Weni dengan wajah dingin nya.
"Berani lu ganggu Maudy, lu berurusan dengan gue"
"Dan lo bang Arthur, sejak zaman sekolah kenapa sih lo selalu gangguin Abang dan Bang Leon. Lo kalah saing kan, bahkan sampai sekarang"
Arthur mengepalkan tangannya, dia menatap orang-orang disana dengan tajam.
"Sudahlah Arthur, Azka tak akan mau di jodohkan dengan Putri mu" celetuk Arnold dingin.
Haha.
Amanda tertawa kecil,
"Lah, om-om yang kemarin di Mall kemana? Lo yakin mau sama Azka, jangan mimpi deh" celetuk Amanda pada Weni.
"Gila, main nya sama yang tua cuy" timpal Azka santai.
Wajah Weni dan Arthur sudah sangat memendam amarah, keduanya lalu bangun dan melangkah pergi dari sana tanpa pamit.
.
.
.
