Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
-Mansion Alaska.
Ayah Alaska langsung memanggil ketiga wanita yang sudah bersiap akan pergi ke salon.
"Ada apa Ayah?" tanya Maudy heran.
Bunda pun langsung mendekat dan mengusap lembut tangan sang Suami.
"Jangan pergi, panggil saja pegawai salon langganannya kemari" jelas Ayah lembut.
Amanda langsung mengerti akan situasi nya, diapun membawa Maudy untuk duduk di kursi depan Rumah.
"Bener banget Opa, kita disini saja lebih privasi dan juga nyaman" timpal Amanda.
Maudy memandang Amanda dengan lekat, diapun menganggukan kepala nya pasrah.
"Ada apa Ayah?" tanya Maudy.
Huh.
"Sebentar lagi Suami dan Abang-abang mu pulang sayang, nanti mereka yang akan menjelaskannya" jelas Ayah dengan lembut.
Maudy semakin bingung, dia hanya bisa pasrah dan menunggu kepulangan para Pria yang di sayangi nya.
Hingga,
"Loh, kenapa pasukan inti ada kesini Mas?" tanya Bunda keheranan.
Ayah hanya diam saja, dia mengajak mereka masuk dan membiarkan para penjaga berjaga di depan.
Hanya Amanda saja yang mengerti situasi seperti ini, karena bukan hanya sekali dia di hadapkan dengan ini.
*
Tiba jam makan siang,
Leon dan yang lainnya pun tiba di Rumah keluarga Alaska.
Mereka langsung saja ke ruang keluarga, disana sudah ada Maudy dan yang lain juga.
Maudy langsung berdiri, dia memeluk Leon sebentar dengan wajah penuh keheranan dan penasaran.
Cup.
"Tidak apa-apa, hanya ada masalah kecil saja sayang" ucap Leon lembut.
"Bener By? Soalnya aku dan yang lain gak boleh keluar sama Ayah" balas Maudy.
Leon terkekeh kecil, lalu mereka duduk dengan yang lainnya.
"Coba jelaskan Nak" ucap Bunda tegas.
"Arthur berulah lagi, Bun. Kali ini bukan hanya Amanda, tapi Maudy juga di incar oleh nya"
"Jadi, untuk sementara waktu kalian jangan dulu keluar Rumah kalau tidak bersama kami" jelas Leon penuh tegas.
Maudy sontak saja langsung memeluk lengan Leon, dia menatap Leon dengan dalam.
Cup.
"Tidak akan terjadi apapun sayang, kami akan menjaga kalian" ucap Azka sambil mengecup kepala Maudy lembut.
"Kenapa bisa dia tau Maudy?" tanya Amanda kesal.
"Kita juga sedang mencari motif nya itu, padahal selama ini mereka tidak tau akan keberadaan Maudy di sekitar kita" jawab Alwi.
Ck,
Amanda langsung berdecak kesal, dia pun menghela nafas kasar agar tenang.
"Berarti ada pengkhianat" celetuk Arnold.
"Heemm"
"Sedang di selidiki, entah dimana pengkhianat nya" jelas Leon.
Arnold mengangguk, dia menatap Maudy dengan tersenyum tipis.
"Nurut ya Princes, jangan kemana-mana dulu sebelum semuanya aman" ucap Arnold pada Maudy.
"Iyaa Bang, tapi boleh kalau sesekali ikut keluar sama kalian. Bosen tau kalau di Rumah terus" rengek Maudy.
Uhuk.
Uhuk.
Amanda langsung tersedak minuman yang sedang ia minum.
"Heii apa-apaan, kenapa kau merengek seperti itu? Itu bukan gaya mu" celetuk Amanda dengan melongo.
Maudy langsung mengerucutkan bibir nya kesal, dia memalingkan wajah nya pada Leon.
"Amandaa" tegur Leon.
"Lahh dia bisa ngadu sekarang, curang banget" ejek Amanda kembali.
Maudy tak mau menatap Amanda,
Bukan hanya Amanda yang terheran-heran dengan sikap Maudy, namun Bunda pun sama heran nya.
"Apa kamu hamil, sayang" celetuk Bunda.
Hah.
Uhuk.
Maudy tersedak ludah nya sendiri, dia menatap Leon dengan heran.
"Baru juga 1 bulan yang lalu kita nikah Bun, mas iyaa sudah hamil" ucap Maudy dengan heran.
"Ga ada yang ga mungkin sayang" balas Bunda terkekeh kecil.
.
.
.
