NovelToon NovelToon
Sketsa Baby Bee

Sketsa Baby Bee

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Panggil Bee aja seperti biasa. Gak ada akan ada yang curiga kan kalau kita in relationship, namaku kan Bilqis keluarga panggil aku Bi."

"We have no relationship."

Samapai kapanpun aku akan mengingat kalimat itu.

>_<

Bahkan hubungan yang aku pahami, lain dari hubungan yang kamu pahami.

Kamu tidak salah.

Aku yang salah mengartikan semua kedekatan kita.

Aku yang begitu mengangumimu sejak kecil perlahan menjelma menjadi cinta, hingga salah mengartikan jika apa yang kamu lakukan untukku sebulan terakhir waktu itu adalah bentuk balasan perasaannku.

Terima kasih atas waktu sebulan yang kamu beri, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasakan layaknya seorang kekasih dan memilikimu.

Tolong jangan lagi seret aku dalam jurang yang sama, perasaanku tulus, aku tidak sekuat yang terlihat. Jika sekali lagi kamu seret aku kejurang permainan yang sama, aku tidak yakin bisa kembali berdiri dan mengangkat kepala.

This is me, Bee Ganendra.
I'm not Your Baby Bee Qiss anymore

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Kecil

Sudah hampir jam makan malam, aku turun dari kamarku sebelum Bunda berteriak memanggilku.

Pintu kamar disamping kamarku terbuka, Chaka dan Daniel keluar dari kamar Chaka.

Tidak ingin menghiraukan mereka, aku melangkah kearah tangga mendahului merek. Belum juga kakiku menginjak tangga, Chaka sudah berdiri membelakangiku didepan tangga dan Daniel mengangkat tubuhku dari belakang.

"Gak mau ..." Teriakku.

Aku tidak mau digendong Chaka, ini ditangga, jika kami jatuh maka rumah sakit akan menjadi tempat huni sementara kami.

"Pegangan nanti jatuh" Daniel memegangiku.

"Pegangan Bi, gue jalan nih."

Tanganku seketika melingkari leher Chaka, Daniel memegangiku dari belakang sembari tertawa cekikikan.

Ini yang membuat kami bertiga sulit untuk bertengkar, selalu saja ada kelakuan yang akan kami lakukan agar kembali berbaikan, jika Chaka dan Daniel tidak melakukan hal ini, mungkin aku yang akan mengerjai mereka nanti.

"Kalian ini .... Bunda pikir kalian tengkar lagi" Bunda mengomel sembari menghampiri kami.

Bugh ...

Bugh ...

Bugh ...

"Aw ...."

"Sakit Bunda..."

"Aduh ..."

Tangan Bunda memukul kami bergantian.

Tanganku semakin melingkari leher Chaka, Daniel berlari lebih dulu kearah meja makan, begitupun dengan Chaka yang mulai melangkah lebar menghindari Bunda.

Aku hanya berteriak-teriak kecil dan tertawa lepas, bahkan bertepuk tangan setelah Chaka menurunkanku dari gendongannya.

"Kalian ini tetep aja kayak anak kecil" Ayah menghampiriku dan mengelus puncak kepalaku.

Dengan semangat aku malah meloncat kedalam gendongan Ayah membuat Bunda memekik.

Tawaku terhenti kala melihat siluet orang yang amat sangat aku kenali meski baru beberapa kali kami bertemu.

Aku memang menghentikan tawaku kala melihat siluetnya, tetapi aku tidak turun dari gendongan Ayah, aku malah menatap padanya dnegan tatapan datarku.

"Gak nyangka trisula si dingin Alexander bisa tertawa bahkan bercanda juga" ucap Elio, "masih minta gendong lagi."

"Mereka masih kecil, El" ucap Dia sembari melirikku.

Mataku langsung memelototinya.

Terdengar decakan Daniel yang membuatku menoleh padanya, "meski masih kecil otak kami masih bisa menyaingi kalian."

"Lo aja belajar coding kesusahan" Chaka ikut bersuara, "salah satu diantara kami bertiga, coding hanya sebagai mainan."

Kepalaku kembali menoleh pada Dia, jadi dia benar-benar dipersiapkan sebagai hacker yang akan membantu Elio?.

Kali ini terdengar dia yang berdecak karna ucapan Chaka, membuat Chaka dan Daniel tertawa dan saling tos.

Aku menggerakkan badanku memita agar Ayah menurunkanku karna melihat Bang Ar dan Bang Je baru masuk kearah ruang makan. Sebelum melewati dia, aku masih nyempatkan diri untuk mencebikkan bibirku pada dia.

"Abang ..."

Tak ...

"Enggak!."

Belum juga aku mengatakan apa yang ingin aku katakan, Bang Je sudah menahanku agar tidak mendekatinya dan Bang Ar, dengan meletakkan telapak tangannya di jidatku.

"Padahal ada yang lebih bisa loh Bang, kenapa malah dia, kena ..."

"Enggak Bi!" Abang Ar mengapit leherku dan menarikku bergabung dengan yang lain dimeja makan.

"Anak kecil gak boleh ikut campur urusan orang dewasa" omel Bang Je.

"Aku bukan anak kecil!" Seruku.

Aku ingin menghampiri Bang Je dan memukulinya namun, belitan lengan Bang Ar dileherku menghalangi gerakanku.

^-^

Dia menginap disini malam ini.

Apa aku bahagia?, tentu saja.

Tapi ... Ada perasaan takut dia masuk kekamarku dan melihat apa yang tertempel di dinding kamarku, meski bukan sketsa wajah dia yang aku tempel. Kekhawatiranku itu membuatku susah untuk memejamkan mata, untung saja sekolah sudah libur.

Seharian dia belajar coding dnegan Bang Je dan Elio berlatih bela diri dnegan Bang As, Daniel dan Chaka, aku malas untuk ikut.

Malam ini aku duduk digazebo dnegan buku sketsa ditanganku sembari membayangkan wajahnya, aku mulai membuat goresan demi goresan sehingga menjadi wajah Dia.

Sayup-sayup aku mendengar suara ornag menguap, sehingga aku mengangkat kepalaku dan mencari keberadaan asal suara itu.

Aku tersenyum lebar kala melihat dia yang berjalan keluar dari rumah dengan Elio, dan duduk diatas rumput tidak jauh dari gazebo yang aku duduki. Terlihat jelas dari wajahnya, jika Dia sedang kelelahan saat ini.

"Gue mendingan latihan bela diri" keluh dia dnegan nada pasrah, "mata gue bosen ngeliat angka sama ngehafal kode-kode."

Elio tertawa lepas, begitupun dnegan aku yang mengulum bibir menahan tawa karna keluhannya itu.

"Sorry kalau gue nyusahin lo, seharusnya gue bersyukur lo mau bantu gue udah, bukan malah dibebankan begini."

"Gue mau bantu lo?, enggak juga."

karna penasaran, aku menutup buku sketsaku dan beringsut mengikis jarak agar semakin dekat dengan mereka.

"Munculnya Ibu kandung lo pasti karena Bokap gue, sorry" ucapnya tulus sembari menyengir. "Kalo lo lupa, kembaran gue mantan lo. Gue disini hanya ingin memastikan keselamatan kembaran gue, dan menebus kesalahan Bokap gue yang ngorek-ngorek asal usul lo itu."

Ternyata apa yang dikatakan Bang Je waktu di An Angel ada benarnya, dia membantu Elio agar bisa mempertimbangkan hubungan kembarannya dan Elio.

Perasaan bahagia, syukur dan entahlah apa ... Memasuki dadaku sehingga aku merasa tak karuan malam ini. Apa yang aku rasakan tidak bisa aku deskripsikan, karna lebih dari kata bahagia karna Dia.

"Bertar lagi kita masuk sekolah, lalu ujian kelulusan" Dia menghela nafas secara terang-terangan sehingga aku juga mendengarnya. "Gue harus fokus sama nilai gue, jadi ... Gimana?."

"Ya gak gimana-gimana" jawab Elio terdengar santai, "gue punya rencana sendiri kok".

"Dengan pergi keluar negeri, kan?."

Mulutku yang tidak bisa dikontrol malah ikut menimbrung pembicaraan mereka. Karna tidak bisa menghindar lagi, aku turun dari Gazebo dan duduk bersila dari tempat mereka rebahan.

Mata Elio memelototiku seakan tidak percaya aku dapat mengetahui rencananya. Membuatku tersenyum lebar begitu percaya diri.

"Menurut gue, kalau keluar negeri untuk melanjutkan study, lo pasti bisa" ucapku dengan yakin. "Tapi kalau menunggu pembubaran Cossmos alias geng mafia bokap lo, kayaknya nunggu belasan atau puluhan tahun lagi deh. Romanov aja, geng mafia keluarga Bang Ar samapi sekarang meski bubar gak benar-benar bisa bubar."

Yup, Romanov ... Nama keluarga Bang Al. Nama itu juga dipakai sebagai nama kumpulan mafia dinegara asal Bang Ar, dan Cossmos adalah nama kumpulan para mafia Ayah kandung Elio. Bagaimana aku mengetahui informasi itu?, tentu saja karna aku seorang hacker.

Mata Elio membola mendengar apa yang barusan aku katakan, kepala Elio menoleh pada Dia, menatap Dia dnegan tatapan tajam.

Dia tajam oleh Elio, dia menggelengkan kepalanya "gue gak bercerita kesiapapun."

Paham kemana arah pembicaraan mereka, aku terkekeh kecil, melipat kedua tanganku didepan dada dan menatap mereka bergantian dengan dagu terangkan penuh percaya diri.

"Umur gue memang lima belas, tetapi gue bukan anak kecil."

"Jangan bilang lo si Baby?."

Wajahku langsung berubah cemberut karna dia memanggilku Baby.

Saat pertemuan Elio dengan Ayah, teman-temannya Aase dan para Raja (Abang-Abangku), mereka membahas tentang Baby, namun tidak menyebutkan namaku, jadi Elio juga ikutan memanggilku Baby.

"Nama samaran gue Beta Bi, bukan Baby!. Gue bukan anak kecil!."

*-*

1
Rini Anggraini
hai thor salam kenal....saya suka baca novelnya,tp g tau jg alurnya gimana cuma ngalir ngikut aja,maaf klo boleh tau alur ceritanya kearah mana ya,soale belum nemu,ini cerita ttg cinta ato gmna ....🙏🏼🙏🏼😊
Efi Nurwardani
tidak sabar menanti mu thor
Unique: Terima Kasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!