Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Bandot tua
"Ugghhhhh!”
Wili merintih kesakitan dengan tubuh membungkuk. Usai Jims yang dengan sengaja menarik tangannya. Hingga tubuh Wili bak perisai yang melindungi tubuh Jims dari serangan yang di lakukan Bayu padanya.
Tidak hanya menarik Wili sebagai tameng. Dengan satu tangannya yang lain. Jims mengunci pergerakan Syakira dengan lengan Jims yang melingkar di leher Syakira.
“Wiiiiil” Syakira berteriak histeris, gak percaya jika Wili yang mendapatkan pukulan telak dari sang ayah.
Sementara Bayu menggeleng gak percaya melihat Wili, dengan kalimat yang terbata bata meluncur dari mulutnya.
“Astagaaa, a- apa yang sudah aku lakukan!” cicit Bayu, dengan melangkah mundur.
Namun tatapannya berubah marah, saat penglihatannya beralih pada Jims.
“Jiiiiims! Kenapa kamu menariknya! Harusnya kamu yang menerima pukulan dari ku!” sentak Bayu dengan rahang pipi yang mengeras.
“Tidak usah berteriak Bayu! Tapi kalo kamu ingin pita suara mu rusak, dengan senang hati aku akan membantu mu!” ejek Jims.
“Pah! Kira, pah! Jangan biarkan Jims menyakiti putri kita, pah!” pinta Sasmita dengan tatapan mengiba.
Syakira menatap Jims dengan marah, “Lepas! Dasar manusia pembuat onar!” teriak Syakira dengan lantang, usai berhasil melepaskan diri dari Jims.
“Aku bukan pembuat onar, Syakira! Tapi aku malaikat yang datang untuk menghancurkan keluarga mu!” terang Jims, mengakui tujuan kemunculannya.
“Persetan dengan omong kosong mu!” sentak Syakira yang tanpa ragu menggigit lengan Jims.
Kreek.
Jims menggigit bibir bawahnya, merasakan gigitan Syakira pada lengannya.
‘Sabar Jims, ini baru pemulaan. Masih ada waktu untuku mempermainkan Syakira!’ batin Jims.
Jims melepaskan Syakira dengan mendorongnya ke depan.
“Akkhhhh!” pekik Syakira.
Grap.
Wili berhasil menangkap tubuh Syakira yang hampir tersungkur di tanah berumput.
“Pria tua itu gak ngapa ngapain kamu kan, Ira?” tanya Wili dengan tatapan khawatir.
“Aku gak apa apa! Kamu gimana! Apa masih sakit?” tanya Syakira, menatap Wili dengan tatapan kasihan.
“Katanya gak apa apa!” protes Kira. Melihat Wili yang jalannya sedikit membungkuk.
“Gak apa, cuma sedikit sakit!” Wili dengan senyum yang ia paksakan.
Irfan dengan inisiatifnya, membantu Syakira untuk memapah Wili.
“Ah payah kamu, bro! Masa lepasin Kira dari itu bandot tua gak bisa! Malah pake kena pukul papa mertua segala!” celetuk Irfan dengan nada mengejek.
“Sssttt, pelankan suara mu, Fan! Jangan lupakan om Bayu yang belum mengetahui hubungan ku dengan Ira!” Wili menatap waspada sekitar.
Syakira mengerdikkan dagunya, “Kamu dari mana aja si, Fan!”
“Dari sana!” Irfan menunjuk dapur bersih.
Beda hal nya dengan Serli yang melihat kedatangan security, langsung berteriak heboh. Menunjuk ke arah Jims.
“Itu pak! Itu orangnya! Cepat bawa orang itu pergi dari sini, pak!” teriak Serli.
Bayu mengepalkan tangannya, menatap jengkel Jims, ‘Dasar bodoh! Kenapa aku melupakan security untuk mengusir Jims dari rumah ini! Harusnya aku bisa lebih menahan diri di depan Kira dan Sasmita!’
Jims berseringai, dengan nada mengejek pada Bayu, “Ada apa, Bayu? Kau menyesal sudah lepas kendali di depan anak istri mu, Bayu? Mau menjaga citra mu yang sangat menyayangi keluarga! Gak tau nya cuma pria yang tempramen dan ambisius!”
“Tuan besar, Nyonya besar, kalian gak apa apa?” cicit Joni, mendapati wajah marah sang Tuan.
Sasmita sendiri, begitu syok melihat sikap sang suami yang gak pernah ia lihat sebelumnya, ‘A- apa benar yang di katakan Jims, papa orang yang tempremen dan ambisius? Tapi tadi, a- aku gak salah lihat! Papa bisa tega memukul Wili, biar pun sebenarnya papa ingin memukul Jims!’
Tanpa mengalihkan pandangannya dari Jims, Bayu berseru dengan penuh emosi, seiring dirinya yang nenunjuk ke arah Jims.
“Kalian kenapa baru datang hah! Cepat usir pria tua ini dari hadapan ku! Jangan pernah kalian biarkan orang ini sampai menginjakkan kakinya di rumah ini lagi!”
“Siap laksanakan, Tuan besar!” seru Joni tanpa berani membantah.
“Tuan dengar sendiri kan, apa yang di katakan Tuan besar! Mau pergi sendiri, atau mau kami seret?” cicit Joni dengan tatapan tegas.
Jims menatap nyalang semua orang yang ada di sekitarnya, berseru dengan penuh penekanan. Seakan ia lah yang menentukan nasib orang irang yang ada di sekutar Bayu.
“Saya bisa pergi sendiri! Kalian ingat baik baik, kalian semua yang berhubungan dengan Bayu, saya pastikan… hidup kalian akan menderita! Camkan itu!” ultimatum Jims dengan tegas.
“Pergi sana! Udah tua bukannya perbanyak doa. Malah dengan sengaja membuat masalah!” Syakira menatap galak Jims.
Bersambung…