NovelToon NovelToon
TRESNO KARO KOWE

TRESNO KARO KOWE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Konglomerat berpura-pura miskin / Bercocok tanam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.

Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.

Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.

Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYOK BERAT

Daru menyetir jeepnya dengan cepat melalui jalanan setapak yang berlumpur terkena banjir kemarin.

10 menit dijalan, akhirnya mereka sampai di rumah Pak RT.

"Paklek, apakah boleh aku pulang dulu ke rumah nenek untuk mandi dan ganti baju?" tanya Jaka sopan.

"Hmmm, cepatlah. Aku tidak mau Pardi marah kepadaku karena telah membawamu ke kampung ini dan membuat gosip besar dengan putrinya" jawab Daru.

"Baik paklek. Tidak lama" ucap Jaka lalu keluar jeep buru buru dan berlari menuju rumah nenek Minten.

*paklek : panggilan paman di desa/kampung

Sedangkan Fani tanpa suara ia langsung turun dari jeep dan mengabaikan Daru.

"Anak ini begitu tidak tau sopan santun. Apakah ini dampak tinggal di luar negeri beberapa tahun?" gumam Daru.

Lalu ia ikut turun dari mobilnya.

Tidak ada sapaan saat masuk rumah dan langsung ke kamarnya di bagian belakang rumah, membuat Pardi dan istrinya terkejut akan kedatangan putrinya yang mereka rindukan. 2 tahun tidak bertemu secara langsung hanya rutin video call saja.

"Loh loh, itukan Fina, Yah? Ibuk mimpi apa gimana putriku kita tiba tiba udah datang?" tanya Rara, istri Pardi, ibu dari Fina.

"Iya, ayah juga lihat putri kita melewati kita dengan berlari menuju belakang. Apa cuma bayangan aja ya?" tanya balik Pardi tidak percaya.

Masa iya anaknya datang tapi tidak menyapa orang tuanya.

Namuan suara Daru membuat keduanya menatap ke arah pintu rumah.

"Assalamualaikum, Pak RT dan Bu RT" sapa Daru.

"Walaikumsalam, Pak Juragan Beras. Ada apa nih pagi pagi udah mampir kesini? Mau ngopi bareng buat bahas banjir kemarin malam?" sahut Pardi.

"Walaikumsalam, Pak Daru. Monggo (silahkan) masuk dulu" timpal Rara sambil berdiri dan berjalan kebelakang untuk ke dapur membuat kopi tamu.

"Terima kasih, Bu RT" ucap Daru lalu duduk di kursi tamu.

"Eh, Dar. Aku sama istriku barusan lihat Fina masuk rumah ini, apa kamu tadi diluar ketemu dia?" tanya Pardi.

Daru menghela nafas panjang. Temannya ini sampai tidak bisa membedakan anaknya secara nyata karena begitu mendadak datang.

"Hmmm, iya tadi aku ketemu putrimu. Mungkin dia gak sempet nyapa kamu karena dia habis kehujanan kemarin" jawab Daru membuat Pardi terkejut, ternyata putri bungsunya benar benar datang.

"Loh Fina beneran pulang? Oalaah, yaampun tak kira tadi ngimpi loh aku sama Rara. Sampek gak percaya dia tiba tiba pulang tanpa kabar" sahut Pardi.

Belum Dari berbicara tiba tiba ada warga yang datang sambil membawa koper yang dibawa Fina kemarin saat datang ke kampung.

"Assalamualaikum, Pak RT" sapanya.

"Walaikumsalam, Jo. Ada kabar soal banjir? Gimana perkembangannya?" sahut Pardi sambil berjalan menghampiri warganya itu.

"Ini Pak. Kami tim evakuasi banjir menemukan koper atas nama Dafina Putri Herlambang di kertas sisa penerbangan pesawatnya. Nama putri bapak bukan?" tanya Johan, warga yang membawa koper milik Fina ke rumah Pak RT.

"Oh ya benar. Dafina Putri Herlambang nama putriku. Ini kopernya?" tanya balik Pardi memastikan.

Johan pun menunjukkan kertas tanda penerbangan dari Australia ke Jakarta-Indonesia lalu ke Surabaya.

"Bener nih, Jo. Makasih ya udah bawa koper anak saya kesini. Aku gak tau dia kemarin pulang" ucap Pardi kemudian.

"Sama sama Pak RT. Yaudah saya kembali ke posko dulu ya ngecek barang barang yg hanyut" pamit Johan lalu ia meninggalkan kediaman Pardi.

"Loh, Fina kok bisa kehilangan kopernya ya? Apa jangan jangan kemarin dia kena badai waktu datang kesini Dar?" tanya Pardi kepada sahabatnya itu menduga duga.

"Kayaknya sih iya. Tapi ada yang lebih penting sekarang yang akan aku omongin ke kamu" jawab Daru dengan serius.

"Ada apa? Wajahmu kok serius amat begitu" sahut Pardi yang sudah duduk di hadapan Daru.

Belum sempat Daru ngomong Rara datang lagi sambil membawa kopi untuk tamu.

"Ini kopinya, Pak" ramah Rara.

"Oh iya, itu tadi beneran Fina loh, Yah. Aku udah masuk ke kamarnya, dia lagi mandi" lanjutnya.

Pardi pun tersenyum mendengar itu. Rara berniat mau meninggalkan bapak bapak berdua untuk ngobrol tapi Daru menahannya.

"Bu Pardi, duduk saja disini. Saya mau ngomong soal Fina, biar kalian tau langsung sekalian" ucap Daru.

Rara pun menurut lalu duduk disamping suaminya.

"Gini loh, Di. Aku tadi ke kebun teh ku pagi pagi buat cek apakah kebunku kena banjir tadi malam dan seperti apa kondisinya hari ini. Terus petaniku heran kok di pondok yang biasa tempat aku istirahat ada kayak jemuran baju cewek dan kaos cowok, lalu dia samperin pondoknya" jelas Daru diawal bercerita kronologi pengrebekan yang dikata warga kumpul kebo.

Pardi dan Rara terlihat antusias mendengar cerita Daru tapi mereka belum tau jika yang diceritakan itu putrinya.

"Nah pas dibuka, dia nemuin Jaka gak pake baju tidur disebelah Fina, putrimu" lanjut Daru membuat kopi yang akan Pardi minum jatuh ke lantai.

PYAARRRR!!!

"Yah! Awas panas!" seru Rara panik.

Pardi masih belum sadar jika tangannya kena kopi panas karena syok mendengar cerita dari Daru.

Lalu datanglah Jaka dengan penampilan yang rapi dan bersih dengan tampang culun gigi maju kedepannya.

"Assalamualaikum" sapa Jaka di depan pintu.

"Walaikumsalam" jawab Daru dan Rara tapi tidak dengan Pardi.

Melihat Jaka datang kerumahnya setelah mendengar awal cerita Daru, ia langsung berdiri dan menghampiri Jaka tanpa suara apapun.

Kemudian, bogemannya yang mengenai perut pria itu.

BUGH!

"Aakh!" rintih Jaka kesakitan.

"KAMU APAKAN PUTRIKU, HAH?" teriak Pardi yang langsung murka tanpa mendengarkan penjelasan lanjutan dari Daru terlebih dahulu.

Pardi langsung ditarik oleh Daru kebelakang.

"Heh, jangan main hakim sendiri. Kamu Pak RT, Par. Jangan pukuli Jaka seperti ini. Kamu harus mendengarkan ceritanya" ucap Daru.

Rara pun panik melihat suaminya memukul orang.

"Yah, sabar. Kita dengerin kelanjutan cerita Pak Daru dulu" tambah Rara.

"Jak, berdirilah" suruh Daru lalu Jaka pun memegang perutnya sambil berjalan berdiri.

Sudah kepalanya terluka dan belum sempat diobati, kini perutnya akan memar karena pukulan dari Pak RT.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!