"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
"15 butir?." Timpal Johan. "Aku rasa itu terlalu berlebihan, tubuh Leah juga sudah pas tidak harus sekurus itu."
Belly tersenyum lembut sambil membelai tangan suaminya. "Benar, tapi sebagai Lady yang akan bersanding dengan putraku Leah harus mematuhi aturan itu agar bisa setara dengan Austin."
Johan terdiam karena memang faktanya begitu. Tapi peraturan itu sebenarnya opsional mau dilakukan atau tidak, tak disangka Belly memberlakukan nya pada Leah.
Belly beralih menatap ke arah Leah lagi. "Aku akan mengawasimu jadi mulailah dengan bertahap, Leah anakku sayang."
Walaupun ucapannya terasa penuh kasih dan hangat, akan tetapi Lady Belly seperti sengaja membalutkan penyiksaan dalam bentuk kasih sayang untuk memenuhi standar kesempurnaan bangsawan.
Leah menggigit bibir bawahnya. Dimulai dari saat ini sepertinya ia akan lebih diawasi dan melakukan diet ketat untuk mempersiapkan diri sebagai calon tunangan Austin.
Tak bisa menolak, Leah sempat membicarakan ini dengan Johan satu tahun yang lalu. Namun untuk membalas kebaikan keluarga Royce yang telah menjamin hidupnya selama ini, Leah hanya bisa menyerahkan dirinya untuk menjadi pasangan hidup Austin. Semacam harta atau apapun Johan tidak akan menerimanya. Karena Johan dan mendiang ayah Leah sudah sepakat.
"Baiklah." Hanya itu yang muncul dari mulut Leah.
Belly tersenyum lembut. "Gadis baik."
Austin menatap wanita di sampingnya, pria itu diam-diam menggenggam tangan Leah.
Alister yang sedari tadi tak terlalu tertarik dengan apa yang sedang diobrolkan hanya diam saja. Namun sudut matanya menyadari tangan Leah dalam genggaman Austin.
Sambil mengobrolkan waktu yang tepat untuk pertunangan, mereka lanjut makan malam dengan khidmat.
Belly melirik Alister sudut bibirnya terangkat, anak tiri yang penuh pesona. "Ali, aku menyiapkan dessert yang cocok untuk dirimu. Makanlah anakku."
Dessert itu ditatapnya. Alih-alih menerimanya Alister hanya mengambil tisu setelah selesai makan malam. "Terimakasih, bisa bawakan saja sebagai jamuan. Aku harus pergi."
Belly terdiam, ia merasa sikap Alister terhadapnya tidak ada yang berubah.
Alister berdiri ia melangkah pergi bersama sekretaris Han dan Chris menuju kediaman pribadinya.
"Alister! setidaknya tetap berkumpullah sampai makan malam selesai." Ujar Austin memanggil adiknya.
"Biarkan saja, adikmu datang ke sini untuk mengurus hal penting dengan pemerintah negara. Bisa berkumpul dan makan malam saja, ini hal langka yang luar biasa." Tahan Johan.
Austin menghela nafasnya. "Ya sudah."
"Apa dia akan lama di sini?." Batin Leah penasaran yang menatap kepergian Ali hingga hilang dari pandangan.
Malam itu, angin berembus sepoi-sepoi, lembut menyapa kulit. Dari balkon kediaman khususnya yang terpisah, Alister menatap suasana malam dengan sebatang rokok. Sekretaris Han menyalakan koreknya.
Asap rokok mulai beterbangan..
"Apa ada peraturan konyol seperti itu di negara ini?." Lirih Ali tiba-tiba.
Han dan Chris saling tatap, setelah meeting dan menyelesaikan pekerjaan apakah masih ada hal lain yang mengganjal dari hati atasan mereka?.
"Maaf tuan, aturan dari lembaga...
"Bukan itu." Potong Ali.
Chris mengerutkan keningnya.
"Lantas apa yang anda maksud?." Timpal Han.
Ali menghisap rokoknya lagi dan meniupkan asap sembarang. "Peraturan konyol yang mengharuskan seorang lady untuk makan hanya 15 butir buah anggur dalam sehari."
Han dan Chris kembali saling tatap.
"Ah itu.. Di negara ini memang ada aturan seperti itu tetapi bersifat opsional, untuk mencapai kesempurnaan yang setara sepertinya nyonya Belly memberlakukan Leah dengan demikian." Jelas Han.
"Standar kecantikan yang aneh! padahal Leah menurutku sudah tidak ada hal yang harus ditambah atau dikurangi." Timpal Chris. "Dia sudah sangat sempurna dengan wujudnya yang sekarang."
Alister tak menjawab apa-apa entah apa yang ada pada pikirannya.
Terlihat dari kejauhan Austin sedang berjalan kaki bersama Leah menyusui jalan setapak yang dihiasi bunga-bunga.
"Kemana mereka?."
Chris tampak berbinar melihat jalan itu. Ia mengikuti arah pandangan Alister. "Sepertinya tuan Austin mengantar Leah untuk pulang ke rumah, wah dari kediaman mu cukup terasa dekat tuan."
Alister menoleh.
"Kau tahu?." Timpal Han penasaran.
"Iya. Saat malam penyambutan aku menyapa Leah karena teringat wajahnya saat di negosiasi, tak ku sangka ia bagian dari keluarga ini. Kita mengobrol sebentar dan ternyata wanita itu sangat hangat dan lembut." Jelas Chris, bahkan humorisnya nyambung dengan Leah.
"Oho!... Rupanya kau dekat dengan Leah, Chris." Han tak mengetahui itu sebelumnya, jadi ia tak menyangka.
Terlihat di ujung sana Austin mengantar Leah sampai depan rumah. Alister yang melihat itu beralih menatap ke bawah halaman kediaman, matanya menyusuri jalan setapak yang lebih dekat dengan rumah Leah. Perasaan ini sebelumnya tak ada tapi sepertinya rumah sederhana yang bersih itu terlihat nyaman dan hangat.
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya