Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Saat ini Hanum tinggal bersama Bibi Lani dan sebenarnya terjadi adalah Hanum selamat dari kecelakaan tersebut.
Flashback
Mobil itu pun masuk ke jurang, Hanum yang hanya mengalami luka di kepalanya berusaha untuk bangun dan betapa terkejutnya Hanum saat melihat para penumpang lainnya yang terluka bahkan wanita yang tadi memakai jaket Hanum tampak terluka parah di area wajahnya.
"Hey! Bangun!" Hanum menepuk tubuh wanita yang terluka parah itu dan saat melihat denyut nadinya ternyata wanita itu sudah meninggal.
Hanum pun berjalan keluar sambil melihat begitu banyak korban yang terluka parah, melihat itu semua Hanum pun berusaha untuk mencari bantuan. Hanum berjalan dengan susah payah untuk bisa melewati jurang tersebut hingga Hanum mencapai kepermukaan. Hanum berlari dengan darah yang mengalir di dahinya.
"Apa aku juga terluka?" kata Hanum sambil melihat darah yang berada di dahinya tanpa pikir panjang lagi Hanum terus berlari mencari bantuan hingga dia menemukan sebuah pemukiman warga.
Hanum berjalan dengan sempoyongan saat kepalanya tiba-tiba terasa pusing.
"Tolong, di sana ada kecelakaan!" teriak Hanum berusaha mencari bantuan hingga Hanum yang sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi akhirnya jatuh pingsan dan tergeletak di pinggir jalan di dekat rumah Bibi Lani.
Bibi Lani yang saat itu sedang menutup toko rotinya tidak sengaja melihat seorang wanita yang jatuh pingsan di dekat rumahnya. Tanpa pikir panjang lagi Bibi Lani pun menghampiri Hanum yang saat ini tengah jatuh pingsan dan menolong Hanum.
Sejak saat itu Hanum memutuskan untuk tinggal bersama Bibi Lani apalagi Bibi Lani hanya tinggal seorang diri karena semua keluarganya sudah meninggal. Hanum memutuskan untuk tinggal bersama Bibi Lani karena mungkin dengan cara seperti ini Hanum bisa terlepas dari Steven. Sungguh Hanum tidak ingin berusaha lagi dengan Steven dan memilih untuk menjauhinya bahkan selama 1 tahun ini Hanum tampak terlihat bahagia bersama dengan Bibi Lani meskipun sebenarnya Hanum rindu dengan Ayu juga Rika tapi Hanum tidak berani menemui mereka karena Hanum takut jika Steven akan mengetahui tentang keberadaannya.
Bahkan Bibi Lani sudah menganggap Hanum seperti anaknya sendiri karena sejak ada Hanum Bibi Lani tidak merasa kesepian lagi.
Saat ini Hanum dan juga Bibi Lani pun tampak sibuk melayani pembeli yang datang untuk membeli roti di toko Bibi Lani.
Sedangkan di tempat lain, saat ini Steven yang baru saja bangun langsung memanggil nama Hanum.
"Hanum!" teriak Steven saat dia bermimpi bertemu dengan Hanum.
"Stev, apa kau masih memikirkan wanita itu?" kata Mommy Steven yang saat ini berada di dalam kamar Steven dan mendengar Steven memanggil nama Hanum.
"Mom! Kenapa kamu berada di dalam kamar ku?" tanya balik Steven dengan menatap tajam kearah Mommy nya.
"Kenapa? Apakah sekarang Mommy tidak boleh masuk ke kamar kamu?"
"Mom, Steven bukan anak kecil lagi yang bisa selalu Mommy pantau. Sekarang Steven sudah memiliki kehidupan Steven sendiri jadi tolong jangan seenak nya masuk ke dalam Steven karena mungkin Steven memiliki privasi yang bahkan Mommy tidak perlu tau," jawab Steven dengan nada tegas nya berusaha untuk membuat Mommy tidak sembarangan masuk ke dalam kamarnya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Steven, Mommy Steven tampak terlihat marah.
"Stev! Kau ingin memiliki privasi dengan Mommy?"
"Mom, sepertinya tadi Steven sudah mengatakannya dengan jelas. Steven tidak perlu mengatakan untuk kedua kalinya, silahkan Mommy keluar!" kata Steven dengan membuka pintu kamar nya dan menyuruh Mommy nya untuk keluar dari dalam kamarnya.
Mommy Steven benar-benar sangat marah melihat bagaimana sikap Steven padanya dan hanya bisa keluar dari kamar Steven dengan tatapan tajamnya.
Melihat Mommy nya sudah pergi, Steven langsung duduk di sofa untuk menenangkan pikirannya dan tiba-tiba handphone nya berdering.
"Hallo, ada apa Ed?" Steven menerima panggilan dari Edward.
"Stev, jangan lupa bahwa kita akan syuting di tempat xx jam 9 nanti jadi kau harus bersiap sekarang dan jangan sampai terlambat," kata Edward mengingatkan Steven bahwa dia memiliki jadwal syuting.
"Baik Ed, aku mengerti." jawab Steven lalu mematikan panggilan nya.
Kini Steven dan juga Edward pun tiba di lokasi syuting film selanjutnya, Steven tampak memakai pakaian syutingnya di bantu oleh Edward.
"Baiklah, sekarang kita mulai syuting nya," ucap sang sutradara kepada para pemain film.
Saat ini Hanum yang tengah sibuk mengemas pesanan roti para pembeli tiba-tiba di kejutkan oleh Bibi Lani yang datang padanya dengan tergesa-gesa.
"Hanum!" teriak Bibi Lani memanggil nama Hanum.
"Ada apa, Bi?"
"Hanum, cepat kemas semua roti yang ada di toko kita. Ada salah satu pembeli yang ingin memborong semua roti kita," kata Bibi Lani menjelaskan bahwa rotinya di borong.
"Benarkah? Alhamdulillah ya Bi, rejeki kita hari ini sangat bagus,"
"Iya Alhamdulillah, cepat kamu kemas semua roti itu dan kamu tau Hanum bahwa mereka akan memesan roti kita selama 1 bulan karena mereka bilang bahwa roti ini akan di berikan kepada orang-orang yang melakukan syuting di tempat ini," jelas kembali Bibi Lani kepada Hanum.
"Alhamdulillah Bi, jadi selama 1 bulan ini kita ada rejeki,"
"Iya Hanum, lihat bahkan mereka memberikan uang muka kepada Bibi," kata Bibi Lani sambil menunjukkan uang yang dia pegang.
"Ya udah, Bibi simpan uang itu dan besok kita akan belanja bahan untuk membuat roti,"
"Baik Hanum."
Lalu saat itu juga Hanum mengemas semua roti yang ada di tokonya dan mulai mengantarkan ke tempat lokasi syuting tersebut.
Setelah tiba, Hanum tampak bertanya ke salah satu wanita yang berada di sana.
"Maaf Mbak, ini roti yang di pesan oleh-" belum selesai Hanum mengatakan nya tiba-tiba wanita itu menyuruh Hanum untuk menaruh roti tersebut ke dalam.
"Kamu taruh saja di dalam, di sana nanti akan ada orang yang bertanggung jawab tentang makanan itu,'' kata sang wanita tersebut yang terlihat sangat sibuk.
Hanum pun berjalan menuju ke dalam rumah yang menjadi proses syuting tersebut dan benar saja Hanum bertemu dengan orang yang memesan rotinya dan memberikan roti kepada si wanita yang telah memesannya dan saat Hanum berjalan untuk pulang tiba-tiba dia melihat sosok lelaki yang selama ini tidak ingin dia lihat.
"Steven?" gumam Hanum lalu dia langsung bersembunyi agar Steven tidak melihatnya.
Beberapa kru membantu Steven yang saat ini baru saja menyelesaikan adegannya.
"Tuan, biar saya bantu," kata kru yang bertanggung jawab tentang tata busana Steven.
"Tidak perlu, aku bisa membukanya sendiri." jawab Steven dengan wajah dinginnya.
Hanum pun berjalan mundur agar Steven tidak bisa melihatnya hingga Hanum menemukan jalan lain untuk keluar dari rumah tersebut dan berlari dengan cepat.