NovelToon NovelToon
Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Astri Reisya Utami

Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar kehamilan membuat keluargaku bahagia.

Setelah acara aku melihat Renaldi sedang mengobrol dengan calonnya Dira.

"Suami kamu kenal sama Aldi? " tanya om Faiz menghampiriku.

Aku melirik om Faiz dan menjawab "aku tidak tau om".

" Tapi kelihatannya mereka akrab"ucapnya.

"Iya sih om" balas ku.

"Kalian berantem? " tanya om Faiz pada ku.

"Cuman salah paham sih om, nanti juga kita baikan" jawab ku.

"Om harap kamu bahagia" ujarnya.

"Aku tidak akan menyalahkan siapa pun tentang apa yang terjadi padaku karena aku sadar jika itu semua karena apa yang sedang aku kami ini balasan perbuatan ku pada Naura dulu" ucapku.

"Maksud kamu? " tanya Om Faiz.

"Dulu aku selalu menghalalkan berbagai cara untuk dapat perhatian Gilang dan sekarang aku mengalami semua itu om" jawab ku.

Om Faiz tersenyum lalu berkata "aku bangga sama kamu bisa berpikiran seperti itu dan kamu berani mengakui kesalahan kamu".

Aku pun tersenyum om Faiz pun langsung pergi dan tak. lama Renaldi menghampiri ku.

" Abang udah makan? "tanya ku namun Renaldi bukannya menjawab dia malah memeluk ku dan berkata " maafkan aku".

"Abang kenapa? " tanya ku bingung.

"Maafkan aku gak pernah mau dengerin penjelasan mu dulu dan lebih memilih percaya orang lain" jawab nya.

Aku pun melepaskan pelukanku lalu menatap Renaldi.

"Aku gak marah kok bang, karena aku tau abang pasti sulit untuk percaya begitu saja padaku yang sejak awal aku memang.. " ucapan ku terhenti karena Renaldi menempelkan jarinya di bibirku.

"Abang yang takut kehilangan mu jadi abang terlalu percaya orang lain" balas nya.

Aku pun tersenyum lalu memeluknya namun tiba-tiba aku mendengar suara batuk seseorang ternyata itu om Reihan suaminya tante Keyla.

"Om ih.. " ucapku malu.

"Ngapain malu udah halal ini" ucap om Reyhan.

"Lagian om ngapain ke sini? " tanya ku.

"Di panggil papa kamu tuh" jawab nya dan aku pun langsung pergi menghampirinya bersama Renaldi.

Papa sedang duduk di belakang rumah opa Kian sambil merokok karena sepertinya habis makan jadi dia merokok.

"Ada apa papa cari aku? " tanya ku pada papa.

Papa melihat ku lalu ke arah Renaldi.

"Siapa yang cari kamu? " tanya papa "papa cari suami kau" lanjutnya.

"Lah om Rehan bilangnya aku" ucap ku.

"Ya udah sana balik masuk papa ada hal penting sama suami kamu" ucapnya mengusir ku balik.

"Dasar papa" kesal ku.

"Udah jangan kesal gitu, lagian dingin kamu tunggu di dalam saja" ucap Renaldi dan aku pun masuk kembali namun entah kenapa tiba-tiba kepala ku pusing dan pandangan ku kabur tiba-tiba gelap dan aku tidak tau apa lagi yang terjadi.

Saat membuka mata aku melihat semua orang berkumpul.

"Bang" panggilku pada Renaldi karena dia yang dekat dengan ku.

"Sayang, kamu sadar" ucapnya dengan wajah khawatir.

"Ada ini? " tanya ku bingung.

"Tadi kamu pingsan dan tante bilang kamu kecapean" jawab Renaldi tidak mau menanyakan hal yang di katakan tante dokter tadi.

"Ya sudah Renaldi kamu temani Maira biar kami keluar" ucap mama dan semua orang keluar.

Aku langsung bangun dan menatap Renaldi "Aku kenapa bang? " tanya ku.

"Tantenya Aldi tadi bilang kalau kamu lagi hamil" jawab Renaldi.

"Hamil? " tanya ku kaget sambil memegang perut ku.

Renaldi mengangguk sambil menatapku.

"Besok kita periksa untuk memastikan nya" ucap Renaldi dan aku hanya tersenyum.

Besoknya sebelum pulang ke rumah kami benar-benar mampir ke rumah sakit untuk memeriksakan apa benar aku hamil. Namun saat melewati ruang UGD bang Renaldi berhenti saat melihat sepasang suami istri dan sepertinya di kenal dengan orang itu.

"On tante" panggilnya dan mereka melirik ke arah kami.

"Renaldi" ucapnya.

"Siapa yang sakit? " tanya Renaldi setelah menyalami mereka.

"Friska" jawab wanita yang di panggil tante itu.

"Dia kenapa? " tanya Renaldi.

"Kami tidak tahu karena tadi pagi dia mengalami pendarahan dan sekarang masih di dalam"penjelasannya.

Namun tak lama seorang dokter keluar dan kedua orang tua itu mendekatinya.

" Maaf kami sudah berusaha tapi kami tidak bisa menyelamatkan janin yang ada di perut pasien"beritahu dokter membuat wanita parah baya itu terkejut dan lemas.

Aku yang mendengar itu kaget karena aku tidak menyangka jika Friska sedang hamil. Renaldi langsung menarik ku pergi dari tempat itu karena dia sepertinya dia mengerti jika itu sebuah aib maka dia tidak mau membuat kedua orang tua Friska malu.

"Abang tau siapa ayah dari bayi yang di kandung Friska? " tanya ku.

"Abang mana tau toh abang gak pernah perhatikan dia" jawab nya.

"Aku pernah melihat Friska jalan bareng om-om yang hampir seumur sama papanya" ucapku memberitahu kejadian sebulan yang lalu.

Renaldi melirik ku lalu berkata "sudah jangan pikirkan orang lain, sekarang kita fokus ke calon anak kita saja".

" Em oke bang"jawab ku sambil tersenyum.

Kami pun sampai di depan praktek dokter kandungan dan kami tidak butuh waktu lama karena langsung di panggil dan aku langsung di periksa.

"Selamat ya usia kehamilannya sudah enam minggu" ucap dokter dan aku menatap Renaldi dan tersenyum.

"Ini vitaminnya jangan lupa habiskan ya! " ucap dokter memberikan resep obat pada Renaldi.

Kami pun pulang dan sepanjang jalan aku hanya memegang perutku karena aku tidak pernah menyangka akan secepat ini aku hamil lagi setelah kepergian calon anak ku yang pertama yang aku beri nama Rayan.

"Kamu kenapa sayang? " tanya Renaldi.

"Aku gak pernah menyangka akan secepat ini hamil lagi setelah kepergian calon anak pertama kita" jawab ku.

"Renaldi memegang tangan ku lalu berkata " maafkan aku jika saja aku tidak egois mungkin kita tidaka kan pernah kehilangan dia".

"Aku gak pernah menyalahkan mu bang, mungkin itu semua sudah kehendak yang maha pencipta" balas ku.

Renaldi tersenyum dan aku pun langsung membalasnya dengan senyuman manis. Kabar kehamilan ku pun sampai ke orang tuanya Renaldi dan mereka segera pulang dari luar kota karena mereka bahagia mendengar aku hamil. Tidak hanya mereka kedua orang tua ku pun ikut bahagia dan ku benar-benar di perlakuan seperti putri. Aku yang tidak merasa bebas akhirnya minta Renaldi untuk berbohong karena aku bosan jika harus tinggal di rumah terus aku ingin jalan-jalan keluar.

mama dan mama mertuaku mereka melarang aku untuk ini dan itu membuat aku kesal dan akhirnya aku paksa Renaldi untuk membawa ku jalan-jalan.

"Aku heran deh kenapa mereka seperti itu" ucapku.

"Karena mereka sayang sama kamu" balas Renaldi.

"Tapi aku bosan" ujar ku.

"Sekarang kan aku ajak kamu jalan" ucap Renaldi.

"Makasih sayang" ucapku.

1
Astrireynadiaz
masih banyak kurang nya... maaf.
Nita Kurniawati
banyak typo nama2 nya thor, jadi bingung bacanya..tolobg diperbaiki ya
Astrireynadiaz: makasih kak sudah mengingatkan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!