Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Akhirnya hari ini mama keluar juga ya pa." Karen merasa bahagia karena akhirnya dia bisa keluar dari rumah sakit.
"Iya ma, papa juga seneng karena mama akhirnya sembuh juga. Tapi maaf ya ma, karena mama harus pakai kursi roda mulai sekarang." Sesal Michael.
"nggak apa-apa kok pa, mungkin ini sudah takdir mama. Sekarang mama mau coba berdamai sama keadaan. Ini mungkin takdir sekaligus teguran buat mama karena selama ini sudah jahat banget sama anak mama sendiri." Lirih Karen
"papa bahagia lihat mama udah bisa berubah sekarang, kita mulai semuanya dari awal ya ma." Michael memandang sendu sang istri, Michael berharap Nadine mau memaafkan mereka dan memulai hidup baru bersama mereka nantinya. Michael berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu kembali.
"Kita langsung kerumah Nadine kan pa."
"Mama mau langsung kerumah Nadine?"
"Iya pa, mama mau ketemu anak mama." Karen tersenyum senang membayangkan wajah sang putri.
"Morning mama Raka yang paling cantik." Raka menyapa kedua orang tuanya lalu mencium pipi sang ibu.
"Ih apa-apaan sih kamu, datang-datang langsung cium istri papa." sewot Michael.
"Astaga, dari dulu nggak pernah berubah. Selalu aja cemburu sama anak sendiri. Dasar tua Bangka." Cibir Raka.
"Enak aja kamu ngatain papa kamu tua Bangka." Michael merasa kesal pada putranya yang satu ini, dia selalu saja mengejek dirinya tua.
"ahhhh pa, telinga Raka sakit. Mama papa ni." Adu Raka
"Sayang, jangan gangguin anak aku." Karen menegur suaminya yang kelakuannya selalu saja seperti anak kecil jika berhadapan dengan Raka.
"Dia duluan honey." Michael cemberut Karena istrinya lebih membela putra mereka Raka.
"Daripada kalian terus ribut, lebih baik kita pulang sekarang." ucap Reynard, lalu segera menghampiri Karen.
"Pagi ma, udah baikan sekarang?" Sambung Reynard.
Karen hanya mengangguk sembari tersenyum pada putra sulungnya itu.
"Yuk kita pulang, Felix udah nungguin di mobil. Kita tinggalin aja mereka berdua di sini." Reynard lalu mendorong kursi roda sang ibu.
"Awas biar papa yang dorong kursi roda mama kamu." ucap Michael.
Karena tidak ingin berdebat dengan sang ayah yang posesif itu, Reynard lebih memilih mengalah saja. Berdebat dengan ayahnya itu akan memakan waktu lama dan menguras banyak tenaga.
"Oya, apa Sofia masih di rawat di rumah sakit ini pa?" Tanya Karen
Mendengar pertanyaan Karen, Michael dan kedua anaknya tentu saja terkejut. Mereka pikir Karen tidak akan menanyakan Sofia lagi, karena mengingat selama Karen sadar dari komanya dia tidak pernah menanyakan Sofia.
"Kenapa mama nanyain Sofia?" Michael mencoba bertanya pada sang istri, walau hatinya merasa was was. Dia khawatir istrinya akan meminta mereka untuk membawa Sofia kembali ke keluarga Winata.
"Mama cuma nanya aja, emang nggak boleh?" Sewot Karen
"Ma, setelah kasus Sofia kemarin apa mama masih mau ngajak Sofia ke rumah kita?" Tanya Reynard sambil menatap ibunya serius. Reynard memang mencintai Sofia, tapi setelah kebohongan Sofia dan tindakan menjijikan Sofia. Membuat Reynard sangat kecewa dan juga marah pada wanita itu. Dia tidak menyangka Sofia akan melakukan tindakan seperti itu padahal selama ini apa yang di inginkan Sofia selalu di turuti mereka semua.
"Enggak, mama kecewa banget sama dia. Selama ini mama sayang dia tulus banget tapi dia malah buat mama malu. Kalian tau, sebelum kecelakaan itu terjadi, mama di hina banyak orang karena kelakuan Sofia. Rasanya harga diri mama di injak-injak sama dia. Selama ini apapun yang dia inginkan selalu terpenuhi, dia nggak pernah kekurangan kasih sayang dan materi karena kita selalu ngasih dia segalanya selama ini. tas, baju, dan sepatu bermerk. Mobil dan perhiasan bahkan saat dia ulang tahun kita juga selalu ngerayain dengan meriah. Kita selalu buat pesta ulang tahun itu menjadi pesta paling mewah. Apapun yang di minta kita nggak pernah bilang tidak sama dia, tapi dia justru menjual dirinya sama puluhan pria tua. Buat apa dia ngelakuin itu, apa uang yang kita kasih buat dia selama ini kurang? Mama jujur kecewa banget sama dia. Belum lagi tindakan kriminal yang udah dia lakuin." Ucap Karen, dia merasa amat sedih dengan apa yang sudah di lakukan oleh Sofia selama ini. Seolah anak itu sudah melemparkan kotoran ke wajahnya.
"Kita udah ngasih dia yang terbaik ma, cuma dia aja yang kurang bersyukur." Ucap Michael, dia sendiri juga masih merasa kesal dengan anak sahabatnya itu. Demi anak itu mereka menelantarkan putri kandungnya sendiri. Tapi justru anak itu mempermalukan mereka sekarang. Bahkan perusahaan Michael hampir saja bangkrut kemarin tapi syukurlah sekarang perusahaan itu sudah baik-baik saja walaupun masih belum kembali seperti semula.
"Sofia sekarang ini udah di bawa di rumah sakit jiwa." Ujar Raka memandang seluruh keluarganya.
Pernyataan Raka sontak membuat mereka semua terkejut. Bagaimana mungkin Sofia sekarang ada dirumah sakit jiwa.
"Apa yang terjadi? kenapa bisa Sofia di rumah sakit jiwa?" Tanya Reynard penasaran.
"Mentalnya terganggu setelah dia di hujat banyak orang. Belum lagi Alexander udah gugat cerai dia, dan anaknya udah di ambil bapak kandungnya. Akhirnya mental Sofia nggak bisa di selamatkan lagi. Awalnya dia akan di proses hukum karena Sofia udah bunuh 2 orang. Tapi karena dia gila akhirnya dia di bawa di rumah sakit jiwa. Kemarin aku jenguk dia di sana, dan keadaannya benar-benar memprihatinkan sekarang. Dia benar-benar udah gila total." ucap Raka.
"Astaga, papa nggak nyangka banget dia bisa berakhir di sana." Michael sedikit prihatin dengan keadaan anak angkatnya itu. Sedangkan Reynard, dia juga terkejut mendengar keadaan wanita yang sudah membuatnya kecewa itu. Mungkin ini juga adalah karma atas kejahatan Sofia selama ini.
"Astaga kenapa kalian lama banget sih." Felix berteriak sewot. Sudah hampir 1 jam dia menunggu di mobil, tapi keluarganya ini tidak datang-datang juga.
"Sorry kita lama."
"ya udah sekarang masuk dan kita pulang sekarang." Felix lalu membuka pintu mobil untuk ibunya.
"Kita kerumah Nadine dulu ya, jangan dulu langsung pulang. Mama mau ketemu Nadine. Mama kangen banget sama dia sekalian mama mau minta maaf." ucap Karen.
Reynard, Felix dan Raka sedikit terkejut mendengar perkataan ibu mereka itu. Juga ada sedikit kekhawatiran di dalam diri mereka. Apakah Nadine mau memaafkan mereka, jika Nadine menolak permintaan maaf mereka sang ibunda pasti menjadi orang yang paling sedih.
"Mama yakin mau kesana?" Tanya Reynard
"Mama yakin." jawab Karen dengan senyum hangat menghias wajah cantiknya
Michael hanya menghela napas pasrah mendengar jawaban istrinya itu. Sekarang dia hanya berharap putrinya Nadine masih mau menerima mereka. Semoga Nadine tidak mengatakan sesuatu yang akan menyakiti hati istrinya. Michael sedikit cemas memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Bersambung.