NovelToon NovelToon
Demi 9 Juta, Aku Jadi Istri Ke 2

Demi 9 Juta, Aku Jadi Istri Ke 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Fanfic / Tamat
Popularitas:391.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dewi Ws

Kisah rahasia seorang gadis yang di perkosa oleh Bapaknya sendiri. Giska namanya, ia sudah kehilangan kesuciannya sejak ia masih belia.

Syock, malu, marah dan kecewa, semua ia rasakan dan ia pendam sendiri. Dengan segala cara ia berusaha melawan rasa traumanya. Ia ingin bisa terbebas dari bayang-bayang kejadian memilukan itu.

Karena tidak ingin terus-terusan menjadi tempat pelampiasan oleh Bapaknya,ia rela bekerja menjadi pembantu supaya ia bisa keluar dari rumahnya.

Tantangan demi tantangan ia hadapi, sampai suatu hari hanya demi mendapatkan uang 9 juta, ia terpaksa menjadi istri kedua dari pria asing yang baru ia kenal dalam beberapa hari.

Bagaimana kehiduapan Giska setelah ini? Akankah dia bisa bahagia, atau malah sebaliknya?

Yuk, mari simak kisah lengkapnya di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ws, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aduhh... Mati aku!

"Kau masuklah ke dalam! temani putriku, jangan kau tinggal dia kemana-mana!" seru Johan, ia berlalu pergi.

"Baik, Ko." Jawab Giska pelan, toh juga Johan sudah pergi.

Giska mengusap air mata yang sempat jatuh di pipi nya, lalu ia bergegas masuk ke dalam kamar Vellyn.

Ceklek...

"Gis, semua perkataan Johan jangan kau masuk kan ke hati, ya. Dia sangat menyayangi putri nya, itu sebabnya dia terbawa emosi." Tutur Nelly saat Giska baru saja masuk ke kamar.

"Tidak, Nyonya. Ini semua memang salah saya."

"Sudah, kau jangan menyalahkan dirimu sendiri, Gis. Di maklumi saja, Gis, anak seumuran Vellyn memang masih suka lari-lari an, jika dia terjatuh dan terluka itu hal yang wajar, nanti juga luka nya bisa sembuh." Tutur Nelly menepuk pundak Giska.

Giska diam tak menjawab, ia memilih diam sembari menundukkan kepala nya. "Aku akan berusaha menjaga Vellyn lebih baik lagi, semoga kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir kali nya. Dimarahi memang sedih, namun yang lebih sedih ialah melihat anak sekecil Vellyn merasa kesakitan seperti ini." Batin nya.

"Maafkan Mbak, Vell." Batin nya, hanya kata itu yang terucap di bibir Giska.

"Mbak, susu." Ucap Vellyn dengan suara serak nya karena ia terlalu banyak menangis sejak tadi. Giska mengangguk, ia segera membuatkan susu untuk Vellyn.

"Ini, Vell." Giska memberikan sebotol susu yang baru saja ia buatkan.

"Terimakasih, Mbak. Sini Mbak Giska duduk saja di samping Vellyn." Vellyn menerima botol susu itu, lalu ia menepuk kasur di sampingnya.

"Mbak di sini saja, Vell." Tolak Giska.

"Mmmmm," Vellyn fokus mengenyot botol susu nya, namun sebelah tangan nya menepuk-nepuk kasur nya, ia meminta Giska menuruti nya.

"Vell, Bobo tinggal dulu ya, Vellyn di sini dengan Giska." Ucap Nelly. Vellyn hanya menganggukkan kepala nya.

"Gis, kau duduk saja di sana, tidak apa-apa." Ucap Nelly, sebelum ia berlalu pergi keluar dari kamar cucu nya.

"I-iya, Nyonya."

Giska pun menuruti kemauan Vellyn, ia duduk di kasur tempat Vellyn merebahkan tubuh nya saat ini. Giska juga mengipasi lutut Vellyn yang sedang terluka. Tak menunggu waktu lama, usai menghabiskan satu botol susu, Vellyn pun tertidur.

"Maaf, Vell." Giska terus saja mengucapkan kata maaf nya, sembari ia terus mengipasi lutut Vellyn.

Nampak Sephine baru pulang sekolah, dan ia langsung masuk ke kamar nya.

Ceklek...

"Mbak..." Panggil Sephine.

Giska menoleh, "Iya, Non."

"Mbak Giska, tidak boleh duduk di situ!" seru Sephine, seketika Giska langsung beranjak bangun dari kasur, dan ia berdiri menjauh dari kasur itu.

"Maaf, Non."

"Tidak boleh di ulangi lagi!" seru Sephine.

"Baik, Non. Maaf Non, bicara nya sedikit di pelankan, kasihan Non Vellyn, dia baru saja tidur." Ucap Giska.

"Hmm." Sephine berjalan mendekat ke kasur, ia terkejut melihat lutut Vellyn terluka.

"Kenapa lutut Vellyn bisa terluka?" Sephine menatap Giska

"Non Vellyn tadi jatuh, Non."

"Bagaimana bisa? apa Mbak Giska tidak menjaganya? kan kasihan Vellyn, Mbak. Lihat ini luka nya sampai seperti ini, pasti Vellyn sangat kesakitan." Cerocos Sephine, ia memang persis seperti Johan.

"Maaf, Non." Lagi-lagi hanya kata maaf yang bisa keluar dari mulut Giska, mau bagaimana lagi, ia sadar ini memang kesalahan nya.

˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚

"Mbak, tolong belikan aku koloke di restaurant Mama swan!" perintah Sephine.

"Tapi, Non, tadi Nyonya Nelly sudah memasak untuk Non Sephine." Ucap Giska.

"Aku tidak mau memakan itu, Mbak."

"Tapi, Non? baiklah, Non." Giska tidak ingin membantah anak majikan nya, nanti takut salah lagi.

"Uang nya minta sama Bobo, Mbak." Ucap Sephine. Giska mengangguk, ia berlalu keluar dari kamar majikan nya.

Sebelum Giska meminta uang kepada Nelly, ia berhenti sejenak di depan pintu. "Lebih baik aku meminta izin dulu dengan Ce Diana, dari pada nanti aku salah lagi, soalnya tadi Ko Johan memintaku untuk tak meninggalkan Vellyn." Gumam nya, lalu ia mengambil ponsel nya di saku celana nya, lalu ia menekan nomor majikan nya, namun tak lama kemudian, majikan nya menelpon Giska, dan Giska pun langsung meminta izin untuk pergi keluar untuk membelikan Sephine makanan.

"Baiklah, kau boleh pergi, dan cepatlah kembali." Ucap Diana di sebrang sana.

"Iya, Ce."

˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚

"Pakai jaket, Gis. Lihatlah cuaca nya sangat terik sekali, apalagi restaurant nya kan jauh, dan kau hanya menaiki sepeda kayuh." Ucap Atem saat Giska hendak berangkat.

"Tidak perlu, Bi. Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa seperti ini, pakai jaket atau tidak, itu tidak akan mengubah warna kulitku menjadi putih, Bi." Canda Giska.

"Dasar kau ini, ya sudah terserah kau saja, Gis."

"Iya, Bi. Aku jalan dulu, nanti takut di marahi kalau terlalu lama."

"Iya, kau hati-hati lah, karena jalanan sangat ramai."

"Iya, Bi." Giska pun langsung berangkat, ia mengayuh sepeda nya lumayan cepat, ia mengingat pesan majikan nya, kalau ia harus cepat kembali. Dengan sekuat tenaga ia mengayuh sepeda nya, tak perduli dengan panasnya matahari yang membakar kulit nya, perlu waktu 10 menit untuk ia sampai di restaurant tujuan nya.

Giska segera memesan makanan sesuai pesanan Sephine, dan karena restauran cukup ramai, ia pun harus menunggu terlebih dahulu. Giska celingak celinguk, menoleh ke sekeliling nya, di lihatnya semua orang-orang sedang makan, pakaian nya juga rapi-rapi, semua orang terlihat bersih, cantik bagi wanita dan tampan bagi para pria. Diantara semua pengunjung di restaurant itu, hanya Giska yang terlihat lusuh, ia memakai celana jeans pendek se lutut, dan kaos yang warna nya sudah sedikit memudar, namun wajahnya tetap terlihat cantik natural.

10 menit berlalu, kini Giska sudah mendapatkan pesanan nya, ia pun segera pergi dari sana. Giska berjalan keluar dengan terburu-buru, ia takut terkena marah lagi karena terlalu lama berada di luar.

Bruukk.

"Maaf-maaf, Pak. Saya tidak sengaja." Ucap Giska kepada pria yang baru saja bertabrakan dengan nya.

Giska memeriksa makanan yang ada di tangan nya. "Untung saja, makanan nya tidak jatuh, huft selamat, selamat." Batin Giska.

"Kalau jalan itu lihat-lihat!" seru pria itu.

"Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya harus segera pergi, saya sedang terburu-buru, permisi." Giska langsung pergi menuju tempat dimana sepeda nya terparkir.

"Hei, dasar tidak sopan! membuang-buang waktu ku saja!" teriak pria itu.

Sementara Giska, ia sudah kembali mengayuh sepeda nya tanpa memperdulikan pria yang ia tabrak tadi, toh juga dia tak mengenal pria itu, begitu pikirnya. Kali ini ia berusaha mengayuhnya lebih cepat lagi, supaya dia bisa cepat sampai ke rumah.

Jika saat berangkat ia hanya perlu waktu 10 menit untuk sampai, namum pulang nya, perlu waktu 13 menit, entah kenapa bisa bertambah 3 menit.

Hooshh, hossh, hosshh.

Giska membuka pintu gerbang dengan napas yang terengah-engah, dengan cepat ia masuk ke dalam, dan langsung menaruh makanan nya di meja makan, baru lah ia memanggil Sephine untuk segera makan.

"Kenapa lama sekali, Mbak!" protes Sephine.

"Apa dia pikir restaurant nya dekat? lagipula aku hanya menaiki sepeda kayuh, bukan terbang." Batin Giska, ia menghela napas nya.

"Maaf, Non."

"Apapun itu, yang penting minta maaf saja." Pikir Giska.

˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚˚

Waktu terus berlalu, hingga tak terasa hari sudah malam, tepatnya sudah pukul 21.00 WIB, kini Giska sudah di perbolehkan untuk istirahat di kamar nya. Ya, setelah banyak drama seharian penuh, Giska akhir nya merasa sediki lega karena bisa istirahat.

Namun saat ia berjalan ke kamar nya, ia baru mengingat jika seharian ini dia belum mencuci baju milik Vellyn, dan ia juga belum menyetrika baju milik Vellyn yang sudah kering. Ya, atas perintah majikan nya, seharian ini dia sama sekali tak meninggalkan Vellyn, kecuali tadi saat ia di suruh membeli makanan untuk Sephine. Alhasil malam ini ia harus mengerjakan semua nya sebelum ia tidur.

"Brrrr, dingin sekali air nya." Gumam nya, saat ini ia tengah mencuci baju milik Vellyn.

"Apa Irma dan Nuri juga seperti ini ya pekerjaan nya? ahh bodoh sekali aku ini, jelas sama lah pekerjaan nya, namanya juga sama-sama jadi pembantu. Eh, tapi kenapa aku lihat-lihat mereka selalu terlihat ceria, bahagia, mereka juga tak pernah mengeluh tentang pekerjaan nya." Pikir Giska.

Giska terkadang memang suka membandingkan diri nya dengan orang lain, apa hanya dia yang seperti ini, atau orang lain juga sama seperti ini, itulah yang selalu Giska bayangkan.

Usai mencuci dan menjemur baju, kini Giska langsung menyetrika baju yang sudah kering dari kemarin. Dengan mata yang hampir mengantuk Giska tetap semangat menjalani pekerjaan nya ini.

"Ohh astaga... Aduh mati aku, pasti kena marah lagi aku, dan pasti harus bayar ganti rugi, ini." Tubuh Giska melemas seketika.

.

.

.

Bersambung...

Haii, maaf ceritanya masih berbelit-belit ya, dan Giska juga belum bertemu dengan jodohnya, aku usahan akan mempercepat alurnya, sabar ya, hehehe.

Tetap beri dukungan ya, tinggalkan like serta komen kalian, terimakasih😘😘😘

1
Safa Almira
syuka
Sonya Bererenwarin
Luar biasa
Silvi Vicka Carolina
ini lah pentingnya edukasi sex sejak kecil ....jadi gak polos polos bgt ...di beri perngertian mana yang boleh di sentuh dan tidak boleh di sentuh sama orang lain ...meskipun itu bapak nya sendiri ...
Mizra May
bodoh dia saja tega memperkosa kau bodoh
Mizra May
kamu masih kecil lalu kenapa kau perkosa gadis remaja itu dasar manusia laknat
Mizra May
kalau dia tulus tidak mungkin dia perkosan kau bodoh di mana hati nuraninya
Elizabeth
lanjut
Fitriyani Aulina Yunarya
mantak ge tong main api Tia, lu yg selingkuh nyalah2 laki lu pedah nikah deui, nah lamun geus kieu Karek nyesel..
ajik juga ngapain si wanita kek gitu dipertahankan ajik, gedek aing KA awewe kang selingkuh th naudzubilah . author nya bisaan ni bikin emosi pembaca 😭😭 maaf ya Thor 🤭
Fitriyani Aulina Yunarya
part ngeunah seuri ini mah 😅😅 korban pelecehan jd liat org anu anu ge asa dilecehkan we . padahal mah heeh
Yuli Astuti
up nya kok lama bener tor
Dewi Ws: iya Kak. maaf ya ngga beraturan waktu up nya. nulisnya sempat2an. pinginnya nulis stiap hari tapi anak lagi aktiv2nya jadi kadang lupa nulisnya
total 1 replies
Ovi caem
lanjut Thor...
Elizabeth
lanjut
David Lumban Tobing
lanjut thor ceritanya.
David Lumban Tobing
lanjut lagi thor.
David Lumban Tobing
lanjutkan thor ceritanya.
David Lumban Tobing
mana kelanjutannya thor masih bab satu kok sdh putus ceritanya.
Elizabeth
lanjut
Kang cilok (HIATUS): Mampir kak ke hantu tampan 😄
total 1 replies
Yani Maria Hadiansyah Yani
lanjut thor
Yani Maria Hadiansyah Yani
giska kapan bahagianya thor
Elizabeth
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!