NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Kasih turun dari lantai 2 menuju ke dapur, melihat putrinya yang tampak melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Rani ayo katanya mau temani ibu ke supermarket?." Kata Kasih pada Rani.

"Ran." Kata Kasih tapi tak mendapat jawaban.

"Rani sayang ayo." Kata Kasih kali ini sambil agak mengguncang tubuh Rani.

"Eh iya ma." Kata Rani terbangun dari lamunannya.

"Kamu lamunin apa si Ran?." Kata Kasih tampak khawatir pada putrinya.

"Enggak Bun gapapa." Kata Rani sambil berjalan keluar dari rumah.

Rani bergegas memarkirkan mobilnya.

"Ayo Bu." Kata Rani dari dalam mobil.

"Hari ini mau ke supermarket mana Bu?." Kata Rani sambil menginjak pelan gas mobilnya.

"Ke fresh food aja Ran." Kata Kasih.

"Oh oke Bun." Kata Rani.

Setelah beberapa menit akhirnya Rani dan kasih sampai di supermarket.

"Bunda mau beli apa?." Kata Kasih sambil mendorong troli belanjaan.

"Ibu mau beli macam-macam Ran." Kata Ibunya dengan senyum sumringah.

"Okee siap biar Rani yang bayarin." Kata Rania ambil merangkul tangan ibunya.

Rani tersenyum melihat wajah ceria ibunya, walau Rani tahu bahwa ibunya kini sedang hancur hancurnya, Rani faham dengan sifat kasih yang tak mau membuat orang lain khawatir padanya.

Keduanya berkeliling supermarket memilih bahan makanan.

...----------------...

Sementara Rani sedang berusaha menghibur ibunya, Aditya malah sibuk dengan selingkuhannya Siska.

Siska sedari pagi merengek pada Aditya meminta untuk ditemani berbelanja keperluan rumah.

"Ka udah belum siap-siapnya lama banget?." Kata Aditya di ruang tamu Siska.

Siska tinggal di sebuah apartemen besar bisa ditebak bahwa apartemen itu adalah pemberian dari Aditya.

"Iya bentar sayang." Kata Siska dari dalam kamar.

Tak berselang lama Siska keluar dari kamarnya dengan memakai dress selutut.

"Cantiknya pacar aku." Kata Aditya sambil merentangkan kedua tangannya hendak memeluk Siska.

Siska yang melihat gestur tubuh Aditya segera berlari ke arah Aditya dan akhirnya keduanya berpelukan.

"Pacar siapa dulu dong." Kata Siska.

Keduanya seperti tidak punya malu. Ancaman dari Daniel seperti tak didengar oleh keduanya.

"Ayo katanya mau ke supermarket." Kata Aditya sambil menggandeng tangan Siska.

"Ayo." Kata Siska merangkul lengan Aditya.

"Hari ini mau ke supermarket mana?." Kata Aditya sambil keluar dari pintu apartemen.

"Ke fresh food." Kata Rani sambil terus merangkul lengan Aditya.

Keduanya masuk ke lift dan tampak ada seorang wanita yang sudah terlebih dahulu ada di lift.

"Hari ini mau sekalian makan?." Kata Siska pada Aditya.

"Bolehh." Jawab Aditya.

"Oke." Kata Siska.

Wanita dibelakang mereka tampak tak menghiraukan Siska dan Aditya, hingga,,,

"Ditya sinii." Kata Siska seolah hendak membisikan sesuatu.

Aditya yang mendengar perkataan Siska sontak mendekatkan kepalanya ke arah bibir Siska

Cup...

Wanita di belakang Siska dan Aditya terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya.

"whatt?! Gak punya malu anjirr." Batin wanita tersebut.

Wanita tersebut tampak segera menekan tombol untuk berhenti di lantai 3 padahal dirinya mau menuju ke lobi.

"Mending gue keluar aja." Batin wanita tersebut.

Aditya dan Siska segera menuju ke supermarket fresh food.

Keduanya berkeliling mencari bahan makanan yang diperlukan di apartemen Siska.

...----------------...

Rani yang tengah berkeliling melihat punggung seorang pria yang tak asing di matanya, tetapi pria tersebut bersama seorang wanita.

"Dari belakang mirip mas Aditya." Batin Rani sambil menatap dua orang di depannya.

"Ah tapi bukan, mas Aditya kan lagi sama Vania di rumah." Batin Rani mengabaikan firasatnya.

"Tapi kemejanya,,," batin Rani.

"Ran, bunda belanjanya sudah cukup, kamu butuh sesuatu lagi?." Kata Kasih pada Rani yang tengah memandang ke arah lain.

"Eh iya Bu, enggak Rani belum butuh apa-apa." Jawab Rani.

Ketika Rani menengok ke arah kedua orang tersebut, mereka sudah menghilang dari pandangan Rani, Rani mengabaikan hal tersebut dan bergegas membayar belanjaan ibunya ke meja kasir.

Rani dan Kasih kembali ke rumah dan meletakkan bahan makanan tadi di kulkas.

"Ran kamu pulang saja." Kata Kasih pada Rani yang sedang sibuk menaruh bahan makanan di kulkas.

"Kamu tidak usah khawatirkan ibu Ran." Kata Kasih pada putrinya.

"Bunda dengerin Rani." Kata Rani sambil mendekat ke arah ibunya.

"Rani mau disini sama bunda, Rani nggak bisa dong tinggalin bunda sendirian, nanti bunda kesepian." Kata Rani sambil mengelus tangan ibunya.

"Ran ibu pengin Vania ikut kesini boleh." Kata Kasih meminta pada putrinya.

"Emang gapapa Bun, nanti kalau Vania disini malah ribut gimana, nanti bunda Tamba pusing lagi." Kata Rani sambil melanjutkan kesibukannya.

"Gapapa, bunda malah mau rumah ini rame Ran." Kata Kasih.

"Oke bunda, sebentar ya Rani telfon suami Bibi biar Vani di antar ke sini." Kata Rania ambil mengeluarkan ponsel dari kantongnya.

Rani bergegas keluar dari rumah dan menelfon suami dari Bibi sekalian mengirim pesan pada suaminya.

'Mas nanti Vania aku bawa ke rumah ibu ya, kata ibu pengin Vania disini biar rumah kerasa ramai, nanti aku minta tolong ke suami Bibi supaya nganterin Vania ke sini, btw mas lagi apa?.'

Setelah pesan tersebut terkirim Rani bergegas menelepon suami Bibi.

"Assalamu'alaikum pak."

"Bapak lagi sibuk?."

"Saya mau minta tolong pak."

"Nanti kalau bapak udah senggang, tolong antarkan Vania ke rumah ibu kasih ya pak, tolong bilang ke bibi juga Vania suruh dibawakan baju ganti." Kata Vania di telpon.

"Maaf merepotkan nggih pak."

"Terima Kasih pak." Kata Rani sambil menutup telepon.

Saat mengecek pesan Rani tampak mendapat balasan Daris suaminya.

'Apa nggak mas aja yang nganterin Vania?'

'Mas lagi duduk aja di depan tv'

Rani bergegas membalas pesan tersebut.

'Enggak mas, mas istirahat aja. Maaf ya mas belum bisa pulang ke rumah.'

Rani segera mendapat jawaban dari Aditya.

'Gapapa sayang, tetap semangat sayangnya aku, titip salam buat ibu.'

Setelah mendapat balasan tersebut Rani bergegas menutup ponselnya dan bergegas masuk.

...****************...

Setelah menunggu beberapa menit Vania tiba di rumah Kasih.

Tok,,tok,,tok

"Bunda ini Vania." Kata Vania dari luar pintu.

Kasih yang mendengar suara cucunya segera membukakan pintu.

"Nenek." Kata Vania sesaat melihat Kasih di depannya.

Keduanya berpelukan dan Rani yang mendengar suara putrinya pun segera menuju ke pintu depan juga.

"Vania sudah sampai." Kata Rani.

"Bundaa." Kata Vania sambil berlari.

Keduanya berpelukan erat dan setelah beberapa detik Vania melepaskan pelukan mereka.

Melihat tas Vania masih di tangan pak Toto, Rani segera meminta tas berisi pakaian ganti tersebut.

"Terima Kasih pak." Kata Rani sambil menyerahkan paperbag yah tampaknya isi boli marble buatan Kasih.

"Ini buat bapak sama Bibi, ucapan terima kasih karena sudah amu bantu jaga Vania ya pak." Kata Rani sambil mengelus lembut tangan Pak Toto di depannya.

"Tidak usah non, ini akan sudah menjadi tugas kami." Kata Pak Toto menolak dengan sopan.

"Gapapa pak, ini Bunda yang buat." Kata Rani.

"Kalau gitu terima kasih banyak non Rani, saya permisi dulu." kata Pak Toto.

"Okee pak hati-hati nggih." Kata Rani.

Segera setelah Pak Toto tampak menjauh dengan mobilnya, Rani segera menutup pintu.

Rani melihat putrinya sedang memakan bolu di depan televisi.

"Enak nggak sayang?." kata Rani pada Vania.

"Enakk, pasti buatan enak kan ma?." Kata Vania sambil menonton.

"Iyaa." Kata Rani.

"Bunda ayah kemana sih, tadi pas Vania mau kesini ayah kok tidak di rumah." Tanya Vania dengan mulut yang penuh roti bolu.

"Hah? Ayah nggak di rumah sayang?. Kata Rani tampak terkejut.

Vania hanya mengangguk sambil terus memakan bolu didepannya.

Rani tampak terkejut dengan perkataan putrinya, Tadi dari pesan Aditya mengatakan bahwa dirinya sedang menonton televisi di rumah.

"Apa mas Aditya bohong?." Kata Rani dengan rasa khawatir.

...Tuhan seringkali memberikan petunjuk kepada hambanya, tetapi karena keterbatasan dan kesalahan kita, maka kita tidak selalu menyadari petunjuk tersebut....

1
thalexy
Siap ngeselin tapi lucu.
Akbar Cahya Putra
Penulis mengambil risiko dengan plot yang kompleks dan berhasil.
Lady_senpai
Cerita yang mampu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!