Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.
Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.
Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ENAM
“Baby?” Jeffery menghentikan pergerakan ku yang hendak membuka set belt dengan panggilannya, aku menoleh menatapnya tanya.
“Ada apa Jeff?”
“Aku hanya ingin memberitahumu, kalau lusa aku akan pergi ke London ada fasion week dan aku salah satu modelnya, apa kau keberatan kalau aku ikut?” aku terdiam sebentar sebelum sesaat kemudian menggeleng.
“Tidak papa Jeff, itu sudah menjadi pekerjaan mu ‘kan? Tapi pasti akan banyak wanita cantik disana ya?” Jeffery mengangguk sedikit ragu, aku menelan ragu ku dan menggantinya dengan senyum juga usapan yang aku berikan pada tangan Jeffery.
“Tidak papa. Kau bisa pergi, jaga dirimu baik-baik dan ya tolong jangan terlalu dekat dengan wanita lain, aku mungkin akan cemburu karena itu”
Jeffery dengan cepat menggenggam tangan ku, dengan usapan pelan juga kecupan disana jangan lupakan senyumannya yang membuat ku juga ikut tersenyum.
“Aku berjanji tak akan membuat mu cemburu baby”
“Aku pegang janji mu Jeff” Jeffery mengangguk, mendekatkan diri dan menjatuhkan kecupan lama pada kening ku.
“Aku pulang dulu. Jaga diri mu dan pulanglah, hati-hati. Istirahat jangan main game!” peringat ku, sebelum beranjak keluar dari mobil.
“Kau juga baby. Aku akan marah kalau sampai kau dekat dengan pria lain selama aku pergi. Ingat aku memiliki banyak mata-mata di kantor, kau paham? Dan jangan telat makan lagi, aku tak suka kau menunda waktu makan” Aku mengangguk, mengiyakan apa yang Jeffery katakan dari balik kaca mobil yang pria itu buka. Pria ku terdengar lebih cerewet kan?
“Baiklah. Cepat masuk, aku akan pergi setelah kau masuk dengan selamat” aku mengangguk melambaikan tangan sebelum berbalik dan memasuki rumah, membiarkan mobil Jeffery melaju setalah aku menutup gerbang rumah ku.
......_......
Aku kembali mendengar suara Jeffery dari kamar Alexa ini kedua kalinya aku mendengar suara pria ku dari dalam kamar Alexa, entah kenapa perasaan cemas itu kembali hadir bahkan kini di sertai rasa emosi, aku mendadak takut sesuatu yang buruk akan terjadi suatu hari nanti, tapi tidak. Aku tidak boleh memikirkan hal yang tidak-tidak, semua akan baik-baik saja dan Alexa hanya menggumi pria ku seperti wanita di luar sana, ya benar begitu.
Aku mengulas senyum saat Alexa keluar dan menyapa ku yang masih berdiri dua langkah dari depan pintu kamarnya. Mendekat, aku mengusap rambut adik ku satu-satunya yang paling aku sayangi itu.
“Kamu belum tidur De?”
“Belum Ka. Aku lagi ngerjain tugas sambil dengerin suara Jeffery yang merdu banget kaya suara malaikat” aku tertawa pelan, sebelum menimpali perkataannya dengan sedikit candaan.
“Malaikat apa? Maut?” aku tertawa saat melihatnya cemberut tidak terima.
“Ihh kakak mah! Dengerin makanya, orang suara bagus banget gitu kok di bilang kaya suara malaikat maut” aku masih tertawa dengan sedikit anggukan kepala mendengar dengan seksama suara pria ku.
“Hmm bagus juga, gimana kalo Jeffery buat kakak aja?”
“Ouh tidak bisa! Jeffery, him is mine!” aku menatapnya dengan decihan pura-pura.
“Yehh. Kenapa sih harus suka sama Jeffery dek?” tanya ku sedikit hati-hati menjaga perasaan ku juga Alexa yang nampak berfikir sejenak.
“Karena dia ganteng. Kaya. Umm dan terkenal” aku mengangguk-anggukan kepala.
“Berarti kalo Jeffery gak ganteng, gak kaya dan gak terkenal kamu gak bakal suka sama dia gitu?”
“Ya bisa jadi. Tapi‘kan kenyataanya ka, Jeffery ganteng, kaya, terkenal lagi aku mana bisa kenal sama dia kalo dia gak terkenal, ya gak?” aku menganguk, iya juga.
“Berarti, kalau suatu hari nanti ada yang lebih dan lebih dari Jeffery, kamu bakal berpindah hati gitu?” Alexa meletakan salah satu tangannya di pinggang dengan tangan yang lain mengusap dagu, berfikir.
“Kayanya enggak. Aku cuma mau Jeffery ka! Aaa dia ganteng bangett!” aku terdiam, sebelum mengulas senyum kecil dan mengangguk mengiyakan saja.
“Ya udah kakak ke kamar dulu ya? Selamat malam”
“Malam ka”