Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Kenapa lo kaget gitu?" Tanya Vario.
"Ya nggak papa sih. Cuma setahu gue Lika nggak gitu deh" Jawab Satria.
Suzu merangkul bahu Satria.
"Pas SMA mungkin Lika kalem Sat. Tapi sekarang dia udah berubah menurut gue dia jadi makin cantik"
"Lo naksir Lika Su?" Wasa menepuk punggung Suzu.
Suzu berdecak menatap Wasa sengit. "Sebutan lo Wa. Yang bagusan dikit napa?" Suzu tak terima.
Semuanya tertawa kompak menertawakan Suzu.
"Satria!" Teriak seseorang.
Satria yang merasa di panggil pun menoleh. Begitu juga dengan teman-temannya.
"Hai. Kalian di sini juga?" Lika mendekati Satria dan teman-temannya.
Vario dan yang lain saling bertatapan kecuali Satria.
"Lik kok lo disini?" Satria menatap Lika.
Lika tersenyum tahu kalau Satria pasti terkejut.
"Ini lah gue yang sekarang"
"Wiiih keren lo Lik" Sahut Vega mengacungkan ibu jarinya.
Lika tersenyum sinis tak menanggapi Vega. Ia hanya fokus pada Satria saja.
"Sorry Lik tadi gue sempat kaget setahu gue lo nggak pernah ke club malam"
Satria menggaruk sisi kepalanya yang mendadak gatal.
Lika tertawa kecil. "Nggak papa lagi santai aja. Eh, kita joget yuk!"
"Gue sih setuju banget kapan lagi kan kita joget bareng-bareng. Iya nggak temen-temen?" Tanya Suzu pada semua temannya.
Mereka semua pun mengiyakan termasuk Satria.
🛐🛐🛐🛐
Satria dan semua teman-temannya terkulai lemas diatas sofa. Mereka semua sekarang dalam pengaruh alkohol.
"Ah sialan kepala gue pusing banget" Keluh Satria membuka matanya yang terasa berat.
"Eh lo mau ngapain?" Lika menahan dada Satria supaya tidak bangun dari tidurannya disofa.
"Gue mau pulang"
Lika menggeleng. "Tapi lo mabuk. Gimana caranya lo bisa pulang?"
"Anterin gue pulang. Lo bisa kan?" Satria memijat pelipisnya.
"Bisa. Mana kunci motor lo?" Lika menengadah tangan.
"Ambil aja di saku celana gue"
Lika menurut mengambil kunci motor Satria di saku celananya. Perlahan Lika membantu Satria bangun dan menuju motornya.
"Pegangan gue kalau nggak lo bisa jatuh di jalan"
Suruh Lika pada Satria. Keduanya sudah duduk di atas motor dengan Lika yang di depan.
Satria menurut saja karena kepalanya sangat pusing dan berat, yang ada didalam pikirannya hanya ingin cepat sampai rumah dan tidur.
Satria melingkarkan kedua tangan diperut Lika tanpa memikirkan kedepannya. Jika ada orang yang melihatnya mereka pasti akan mengira jika dirinya tengah memeluk Lika.
Dalam perjalanan Lika tak berhenti tersenyum. Karena apa?
Karena setelah sekian lama dirinya mencintai Satria dalam diam saat ini dirinya tengah di peluk langsung oleh cowok incarannya.
"Indah banget ya kalau kita terus boncengan berdua kaya gini"
"Hm" Gumam Satria.
"Sat, lo denger omongan gue?" Tanya Lika sedikit menoleh kebelakang.
"Hm"
Lika tertawa geli ternyata Satria benar-benar tidak sadar Satria benar-benar mabuk parah.
🛐🛐🛐🛐
Lika memberhentikan motor di depan gerbang rumah besar milik orang tua Satria. Bagaimana bisa Lika tahu rumah Satria?
Tentu saja Satria yang memberitahunya.
"Sat itu gerbang lo di gembok nggak?" Lika bertanya.
"Pak bukain gerbangnya!"
Teriak Satria memanggil satpam masih dengan duduk di atas motor.
Tak lama gerbang terbuka karena di buka oleh satpam.
Lika melajukan motor masuk garasi rumah. Mematikan mesin dan standarkan motor.
"Bisa turun sendiri nggak?"
"Bisa" Gumam Satria turun dari motornya dengan kesusahan.
"Sini gue bantu"
Lika memapah Satria masuk kedalam rumah lalu menuju kamar Satria di lantai dua.
Begitu sampai di dalam kamar Satria merasa sangat lega. Ia langsung saja menjatuhkan bobot di kasur.
"Ah Satria!" Lika yang badannya kecil ikut keseret dan ambruk di atas dada Satria.
Seketika jantung Lika terasa berdetak kencang, buru-buru Lika mengangkat tubuhnya tapi tangan besar Satria menahannya.
"Sat" Lika menatap Satria meminta untuk melepaskannya.
"Eria plis jangan pergi, tidur bareng aja sama gue"
Satria membalik posisi menjadi Lika yang ada di bawahnya.
"Sat lo ngapain? ini gue Lika b-bukan Eria"
Lika takut karena Satria menatapnya dengan intens apalagi dengan posisinya saat ini yang begitu intim.
"Jangan coba-coba bohongi gue Ri. Gue nggak percaya"
"Ah Satria!" Lika mendorong dada Satria yang ingin menci*mnya.
Satria terhuyung ke belakang karena keadaannya yang dalam pengaruh alkohol.
Lika berlari keluar dari kamar Satria. Ia berdiri di depan pintu menetralisir detak jantungnya.
"Gue emang cinta sama lo Sat. Tapi gue nggak mau berbuat hal yang belum waktunya. Apa lagi sekarang lo dalam keadaan mabuk. Untung di elo rugi di gue"
"Eh tapi tunggu" Lika menatap pintu kamar Satria yang ia tutup.
Seketika senyum terukir di bibir Lika. "Gue punya ide"
Lika kembali masuk ke dalam kamar Satria. Di sana terlihat jika Satria tengah tertidur di atas kasur dengan posisi tengkurap sudah dengan bertelanjang dada.
"Ini kesempatan emas buat gue" Lirih Lika berjalan mengendap-ngendap.
Perlahan Lika naik ke atas kasur dan berbaring disamping Satria. Pelan Lika menggapai lengan besar Satria lalu menaruhnya di atas perut.
Lika tersenyum merona membayangkan rencananya akan berhasil dan segera mendapatkan Satria seutuhnya.
Lika mengambil hape di saku bajunya dan menekan gambar kamera. Lika mengarahkan kamera pada dirinya dan Satria.
"Ya ampun Sat. Lo ganteng banget sumpah. Lo sexi banget kalau lagi merem begini"
Lika memandangi gambar dirinya dan Satria di kamera, membayangkan jika dirinya sudah jadi suami istri dengan Satria.
"Ergghhh!" Satria menggumam.
Lika menahan nafas takut Satria terbangun dan rencananya gagal. Akhirnya Lika buru-buru mengambil gambar dirinya dan Satria berulang kali.
klik
Klik
Klik
"Akhirnya gue bisa foto bareng sama lo Sat. Maaf ya gue nggak izin dulu mau nyentuh elo"
Setelah mendapatkan beberapa gambar Lika secepatnya menyimpan hape di saku.
Lika menyempatkan memeluk Satria sebentar menghirup wangi parfumnya. "Ah, lo wangi banget Sat lo memang cowok idaman gue banget. I love you Satria"
Lika segera beranjak dari tempat tidur. Secepatnya keluar dari kamar dan menuju luar rumah.
"Huh, akhirnya gue lega udah sampai sini" Lika sudah ada di depan pintu gerbang Satria. Ia mengambil hape dan memesan taxi online.
Sambil menunggu taxi online datang Lika menyempatkan melihat gambar-gambar yang dirinya ambil barusan.
"Lo ganteng banget sih. Nggak salah selama ini gue suka sama lo Sat" Lika menyentuh bagian bibir di gambar.
"Atas nama Lika?" Tanya sopir taxi online yang baru sampai di depan Lika.
"Iya pak"
Lika pun masuk dalam taxi dan memberitahu arah tujuannya.
Dalam perjalanan Lika kembali melihat gambar dirinya dan Satria.
semangat.
semangat selalu