Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Persiapan Pertunangan
Yumna belum juga mampu memejamkan matanya hingga pukul dua dini hari lewat. Ada sedikit rasa bersalah yang menyelinap dalam hatinya. Namun rasa kemarahan berbalut kecewa lebih mendominasi.
"Haishh!! Ngapain juga aku mikirin keluarganya mau jadi br0ken home atau enggak. Lupakan masa lalu Yumna," ujarnya bermonolog pada dirinya sendiri.
Sedangkan di hotel, lelaki yang bernama lengkap Romeo Prakoso juga mengalami hal serupa seperti Yumna yakni tak bisa tidur.
Yoga sebenarnya adalah nama kakak kandung Romeo yang meninggal dunia saat masih balita. Yoga meninggal karena sakit diare ketika berusia lima tahun. Sedangkan kala itu Romeo masih berada di dalam kandungan sang ibu. Alhasil secara identitas baik KTP dan KK, dirinya memang bernama asli Romeo Prakoso.
Kedua orang tua maupun para kerabatnya terkadang sering memanggil dirinya Yoga jika di rumah, khususnya sewaktu ada acara kumpul keluarga. Sebab Yoga merupakan cucu pertama di keluarga besar orang tuanya sehingga kehilangan kakak kandung Romeo, membuat sedih keluarganya. Sesekali keluarganya tetap ada yang memanggil nama asli kekasih Salwa itu.
Ia tak menyangka jika Salwa adalah adik dari Yumna Salsabila. Salwa selalu menyebut nama depan sang kakak yakni Yumna. Sedangkan Romeo tidak mengenal nama Yumna. Yang ia tahu yakni wanita bernama Salsa. Wanita di masa lalu yang pernah disakitinya.
☘️☘️
"Aku mau pergi ke restoran 'Sayang Jando' buat pesan makanan untuk acara pertunanganku dengan Alden," pamit Yumna pada ibunya dan Salwa yang saat ini tengah asyik menonton acara televisi di ruang tamu.
"Apa perlu ibu temani?" tawar Bu Ratih.
"Enggak perlu, Bu. Yumna bisa sendiri kok. Lagi pula kan dari rumah ke restoran enggak jauh juga. Lebih baik ibu di rumah saja," jawab Yumna.
"Kok pesen makanannya di sana sih, Kak!" Salwa melayangkan sedikit protes.
"Memangnya kenapa?"
"Makanan di situ kan kurang ke_elitan gitu loh," ujar Salwa.
"Yang penting kan rasanya enak, cocok di lidah banyak orang, bersih dan ramah di kantong. Gak perlu mahal-mahal kan ini cuma acara tunangan. Lebih baik uangnya ditabung buat nikah atau urusan lainnya," tutur Yumna.
"Loh kok jadi berhemat? Memangnya modal acara tunangan, dari Kak Yumna apa bulemu itu?"
"Alden namanya. Dia punya nama. Panggil dia Kak Alden. Yang sopan kamu sama calon kakak iparmu!" tegur Yumna.
"Halah, calon kakak ipar keeeree ngapain disayang, dielu-elukan. Dia bisa besar kepala!" sungut Salwa.
Yumna hanya bisa menghela napas beratnya. Entah kenapa Salwa mengukur semuanya dari harta dan materi semata. Padahal di dunia ini porosnya tidak melulu menilai seseorang dari segi harta atau materi yang dipunya.
Yumna mencari calon suami yang bisa setia dan mencintainya apa adanya. Sebab, sebagai manusia kita tidak sempurna. Ada kelebihan dan kekurangan, begitu pun dirinya.
"Kamu tenang saja. Walaupun Mas Alden yang katamu kerrree itu, dia juga ikut kasih uang ke Mbak buat acara pertunangan kok." Yumna memilih untuk mengalah dan menahan emosinya pada Salwa. Bagaimana pun juga ia menyayangi adiknya itu.
"Kasih modal berapa dia?"
"Tak perlu Mbak sebutin nominalnya. Enggak etis. Yang pasti biaya katering sama cincin tunangan, itu dari uang Mas Alden."
Yumna sengaja tak membuka fakta sebenarnya perihal uang modal tunangan dari Alden seberapa banyak pada keluarganya terutama Salwa. Ia khawatir jika Salwa meminta uang pada Alden secara sembunyi-sembunyi di belakangnya. Istilah kasarnya calon kakak ipar dipor0tin alias dipa_lak oleh calon adik ipar agar restu turun dan lancar ke depannya.
"Eaaaaa, aku pikir semua biaya pertunangan, dia yang bayarin. Ternyata enggak. Dasar barangnya aja yang jumbo tapi modal mepet dan pelit! Jangan-jangan itu pun modalnya pinjem alias utang," sindir Salwa.
"Astaghfirullah hal adzim," ucap Yumna.
Akhirnya Yumna pun bergegas pergi dari rumah karena ia tak mau terus berdebat tidak jelas dengan Salwa. Jujur, ia malu didengar tetangga. Setiap ia pulang ke Bandung, selalu saja bertengkar dan dicecar pertanyaan kapan nikah oleh Salwa dan ibunya.
Ketika ia berencana menikah dengan Alden, ada saja yang masih kurang dan dica_cat oleh Salwa. Yumna tak habis pikir kenapa hidupnya seakan penuh menyesakkan.
Namun, ia sangat bersyukur masih diberi kewarasan mental. Tak main aksi bunnn_ dir alias buuu_nuh diri seperti yang banyak terjadi di luar sana.
Seharusnya rumah adalah tempat ternyaman untuk berpulang selepas penat dan lelah bekerja maupun beraktivitas dari luar sana. Akan tetapi yang terjadi pada kehidupan Yumna selepas ayahnya meninggal dunia, rumah orang tuanya justru bukan lagi menjadi tempat yang nyaman untuknya.
Dipaksa keadaaan menjadi generasi sandwich, dituntut segera menikah karena usianya sudah sangat matang, dan masih banyak hal lain dalam hidupnya yang selalu dica_cat dan dicari kekurangannya oleh keluarganya sendiri. Sungguh perih dan miris.
☘️☘️
Faktanya, Alden telah mentransfer uang senilai seratus juta rupiah pada rekening Yumna untuk acara pertunangan. Yumna begitu terkejut melihat notifikasi dari mo_bile ban_king miliknya bahwa ada saldo masuk dengan jumlah yang cukup besar. Ia pun segera menghubungi calon tunangannya itu.
"Halo," sapa Yumna saat Alden mengangkat panggilan teleponnya.
"Halo juga, My Sweetheart. Aku kangen kamu dan pastinya kamu lebih kangen aku ya," balas Alden seperti biasanya yang selalu romantis dan penuh gombalan receh.
"Kenapa sebanyak itu uang yang kamu transfer buat acara pertunangan kita?" tanya Yumna secara to the point.
"Apa? Masih kurang ya segitu. Oke, Sayang. Kakanda akan transfer lagi dengan jumlah yang sama jadi double ya. Tunggu beberapa menit lagi akan masuk ke rekeningmu,"
Yumna memutar bola matanya jengah dengan tingkah Alden ketika mode seperti ini. Kang bucin.
"Aku serius, Al."
"Aku juga serius, Yank. Udah bener kok nominalnya. Apa banknya kebanyakan kasih angka nol nya?" goda Alden.
"Kamu transfer berapa?"
"Sepuluh juta," jawab Alden sengaja berbohong. Ia sangat suka menggoda kekasih hatinya itu. Tapi, niat dan hatinya sangat serius pada Yumna.
"Bohong! Sepuluh juta apaan?! Bank enggak bod0h. Kamu transfer seratus juta, kok bilang sepuluh juta!" protes Yumna.
"Berarti pas aku transfer, jariku yang oleng. Bukan aku, Yank. Mungkin jariku perlu disekolahkan lagi," jawab Alden dengan santai.
"Huft !!" gerutu Yumna.
"Sudahlah, Yank. Anggap itu bonus buat calon istri salehah," ucap Alden.
"Kalau aku bukan wanita baik-baik, apa kamu tetap sayang?" tanya Yumna secara spontan.
"Maksud Ayank apa?"
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁
lanjut