Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat Pertama Pulang ke Indonesia
Saat Pertama Pulang ke Jakarta
Enam tahun kemudian akhirnya Zarara lulus dari sekolah kedokteran. Ia memberanikan diri untuk pulang ke rumah orang tuanya. Butuh waktu bertahun-tahun untuk Zara mengumpulkan kekuatan agar bisa pulang ke rumah orang tuanya. Bertetangga dengan lelaki yang ikut membullinya menyebabkan dirinya enggan pulang ke rumah.
Angin malam berbisik lembut, menyampaikan cerita kelam di balik senyuman Zara yang cantik. Di antara bunga-bunga masa lalu yang pernah mekar, tumbuhlah duri-duri pahit dari cinta pertamanya, Zara. Rumah mereka yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaan mereka saat masih kecil sampai remaja, kini menyimpan cerita pahit yang membakar jiwa Zara.
Cinta pertama bukan hanya membangun kenangan manis, tetapi juga menjadi medan pertempuran bagi hati yang hancur. Kenan yang dulu begitu lekat dengan nama Zara, kini mengenangnya dengan rasa benci yang mendalam. Dulu, kedua keluarga mereka bersahabat, dan rumah Kenan adalah tempat perlindungan bagi Zara. Namun, seiring berjalannya waktu, kenangan indah itu hancur seperti lukisan yang diterpa badai.
Luka yang paling dalam bermula karena Kenan membiarkan semua orang menghina dirinya. Cinta yang dulu Zara curahkan kepada laki-laki itu berubah menjadi dendam ketika Kenan menghancurkan hatinya. Enam tahun telah berlalu sejak kejadian itu, dan Zara bukan lagi gadis polos yang sering tertawa di rumah Kenan. Kini, dia adalah seorang dokter yang memancarkan kecantikan dan kekuatan.
Hidup telah membentuk Zara menjadi sosok yang kuat dan tak kenal ampun. Kini, dia memiliki satu tujuan: membalaskan dendam pada orang yang dulu menyakitinya. Di antara luka cinta yang tak pernah sembuh, Zara siap memulai bab baru yang kelam, dan Kenan akan mengetahui betapa pedihnya dendam dari seseorang yang dulunya begitu mencintainya.
“Zara! Kapan pulang!” seru Kiya kakak Zara bukan hanya bertetangga ayah Zara dan Papi Zara bersahabat dari mereka masih muda dan persahabatan itu berjalan sampai mereka punya anak. Dulunya,rumah Zara sudah seperti rumah sendiri bagi Zara, begitu juga sebaliknya. Tetapi sejak perundungan yang dialami Zara hubungan keluarga itu sempat menjauh. Bagaimana tidak Kenan orang yang mereka percayai untuk menjaga Zara malah ikut melakukan perundungan pada anak gadis mereka hanya karena Zara mengungkapkan perasaannya pada Kenan.
Akibat perundungan yang dilakukan Kenan dan teman-temannya, Zara mengalami depresi hampir saja tidak bisa lulus sekolah. Ayah Zara akhirnya memindahkannya ke Surabaya di sanalah Zara yang malang mendapatkan pemulihan.
Mendengar Zara pulang kedua kakak laki-lakinya sangat bahagia, Leo dan Damar langsung pulang lebih awal dari kantor.
“Zara …! Oh adik kecilku” Leo merentangkan tangan memeluk adik bungsunya dengan erat, ia sampai meneteskan air mata karena terharu enam tahun lamanya Zara tidak pernah pulang ke rumah karena trauma. Kini adik kecilnya sudah tumbuh jadi anak gadis yang sangat cantik, bukan hanya itu ia sekarang sudah menjadi seorang dokter. Orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya tumbuh menjadi anak yang sukses dan cantik.
*
Zara duduk di balkon kamarnya menatap ke sekeliling rumah, ada banyak kenangan pahit bahkan kenangan masa-masa manis di sana.
“Aku berharap tidak bertemu laki-laki itu selamanya,” ucap Zara menutup mata sembari memohon dalam hati.
“Jangan khawatir Sayang, dia tidak tinggal di rumah orang tuanya, dia tinggal di apartemennya,” tutur sang Ibunda saat itu, seolah-olah tahu apa yang dipikirkan Zara.
Zara membuka mata tersenyum kecil. “Maaf ya Bun, kalau selama ini Ira pengecut, tapi kali ini, aku akan melawan rasa takut dalam diriku,” ujar Zara dengan yakin saat itu.
“Semua butuh proses Zara, apa yang kamu alami di masa lalu lupakan saja. Kamu bukan lagi Zara yang jelek seperti dulu. Kamu yang sekarang gadisku yang cantik. Kamu pasti menemukan pria yang baik lebih baik dari pria yang pernah menghina dan merendahkanmu di masa lalu,” tutur sang ibunda.
**
Setelah beberapa hari di Jakarta.
Hari itu setelah pulang ke Jakarta , hal yang pertama yang ingin ia temui adalah Mona sahabatnya dan mereka janjian akan bertemu di salah satu mall di Jakarta.
Di sisi lain Zara juga datang ke mall yang sama.
Saat Zara lift, Kenan duluan tidak lama kemudian Zara juga Kenan dalam lift ada beberapa orang, jadi Kenan tidak terlalu memperhatikan Zara, wanita cantik itu awalnya kaget karena ada Kenan juga di sana, tetapi ia berpura-pura tidak mengenal Kenan.
Dalam lift seperti biasa Kenan akan memperlihatkan tatapan dingin.
Kenan tidak tidak menyadari kalau di sana ada Zara.
‘Sudah beberapa tahun berlalu, tetapi semuanya terasa masih nyata dalam pikiranku’ Zara membatin saat itu.
Hari itu wanita cantik itu menggenggam jemari tangannya menutupi rasa gugupnya saat bertemu Kenan pertama kalinya, menyadari Kenan ada dalam lift ingin rasanya Zara menghilang dari sana detik itu juga.
Zara keluar ternyata Kenan juga turun di lantai yang sama, sialnya Zara tidak sengaja menjatuhkan jepitan rambut saat berjalan tergesa-gesa.
“Tunggu!” panggil Kenan, wajah Zara menegang,ia tidak berani menoleh ke belakang. Laki-laki itu mendekat lalu berdiri di depannya menyodorkan jepit rambut milik Zara. “Kamu menjatuhkan ini Nona,” ujarnya dengan wajah datar, ia berpikir Zara sengaja menjatuh benda itu untuk menarik perhatiannya.
“Terimakasih.” Zara mengambil dari tangan Kenan tanpa menoleh dan berjalan buru-buru.
“Kalau kamu ingin berkenalan denganku bukan seperti itu caranya, cara seperti itu sudah klasik,” ujar Kenan dengan percaya diri.
Zara hanya tersenyum kecut, berjalan tanpa mengZaraukan ocehan Kenan “Kamu tetap sama sombong tidak pernah berubah,” ujar Zara.
“Tunggu, kamu mengatakan sesuatu?”
Zara mengenakan kaca mata hitam lalu berbalik badan, ia tersenyum kecil, “terimakasih, sudah memungut sampah yang sudah aku jatuhkan.” Zara membuang jepit rambutnya ke tong sampah lalu ia berjalan menjauh.
“ Tunggu … apa aku mengenalnya? Wajahnya familiar .” Kenan tidak begitu peduli, berjalan menuju toko , memilih hadiah untuk maminya. Ternyata Zara juga datang ke sana ia ingin membelikan sesuatu untuk sahabat baiknya
Saat sedang berdiri, Kenan terusik dengan sikap acuh Zara padanya. Ini hal yang pertama baginya kalau biasanya ia selalu menjadi pusat perhatian para wanita karena wajahnya yang tampan. Kenan memiliki wajah yang rupawan dan badan yang tinggi, ayahnya keturunan Turki dan ibunya orang Indonesia perpaduan itu menciptakan sosok pria tampan. Dibalik wajah tampannya ia memiliki sikap dingin dan angkuh.
‘Apa dia mengenalku, kenapa dia mengacuhkanku?’ pria itu membatin.
Zara benar-benar mengZaraukan dirinya. Kenan bahkan tertangkap mata melihat penampilan Zara dari belakang
“Maaf, apa kita pernah bertemu?” tanya Kenan berdiri di samping Zara.
“Tunggu sebentar.” Kenan merentangkan tangannya. “Maaf saya terima telepon dulu.” Zara pura-pura menerima telepon dan ia keluar dari toko perhiasan. Bertemu dengan pria yang paling ia benci hal tidak diinginkan Zara. Ia hari pertama tiba di Jakarta sudah dipertemukan dengan Kenan. Padahal ia sudah memohon dan berharap sama Tuhan supaya jangan bertemu dengan pria yang paling ia benci dalam hidupnya.
Setelah Kenan tahu kalau Zara berpura-pura tidak mengenalnya ia sangat kesal dan marah.
Bersambung.