Ketika mimpi berubah menjadi petunjuk samar, Sophia mulai merasakan keanehan yang mengintai dalam kehidupannya. Dengan rahasia kelam yang perlahan terkuak, ia terjerat dalam pusaran kejadian-kejadian mengerikan.
Namun, di balik setiap kejaran dan bayang-bayang gelap, tersimpan rahasia yang lebih dalam dari sekadar mimpi buruk—sebuah misteri yang akan mengubah hidupnya selamanya. Bisakah ia mengungkap arti dari semua ini? Atau, akankah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengejarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veluna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
langkah kecil menuju hal baru
---
------。♡
Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang berbeda dari biasanya. Aku sedikit bersemangat, apalagi saat membayangkan akan bergabung dengan klub seni di sekolah. Walau sedikit ragu, tapi aku tetap memutuskan untuk mencoba. Anggap saja ini adalah langkah pertama untuk melakukan sesuatu yang baru dan mungkin bisa mengubah kehidupanku.
Seperti biasa, pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk keluargaku. Menggoreng telur, menyeduh teh, dan merapikan meja makan. Namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Ketika aku duduk untuk makan, aku merasa sedikit lebih ringan.
Setelah selesai sarapan, aku segera berangkat ke sekolah. Di sepanjang perjalanan, aku memikirkan apa yang akan aku katakan ketika bergabung dengan klub seni nanti. Apakah aku harus memperkenalkan diri dengan formal? Atau cukup bersikap santai? Berbagai pertanyaan muncul di benakku, membuat perjalanan terasa lebih singkat dari biasanya.
Sesampainya di sekolah, aku melihat Maya dan Ari sudah menungguku di gerbang.
"Pagi, Sophia!" sapa Maya dengan ceria. "Jadi, lo udah siap buat daftar klub seni?"
Aku mengangguk sambil tersenyum tipis. "Ya, gue mau coba," jawabku dengan suara yang agak ragu namun ada keyakinan di dalamnya.
"Bagus! Gue dan Ari bakal nemenin lo pas istirahat nanti. Gue yakin lo bakal cocok di sana. Apalagi lo tau nggak sih, katanya di klub seni banyak cogannya, loh, bagus banget buat cuci mata!" Maya berucap dengan mata berbinar.
Aku hanya menggeleng melihat kelakuan temanku ini. "Apa sih? Kita masih kecil, lo udah mikirin soal cowok aja. Belajar dulu yang rajin."
Maya yang tadinya tersenyum berubah menjadi datar. "Nggak bisa banget lihat orang seneng," ucapnya sambil jalan sambil menghentakkan kakinya mendahului kami.
Aku tertawa pelan, tak habis pikir dengan makhluk satu ini. Ari di sebelahku hanya tertawa saja. Tumben, padahal biasanya ni anak paling berisik, kenapa tiba-tiba jadi kalem gini, pikirku.
Jam pelajaran pun dimulai, namun pikiranku melayang memikirkan klub seni yang akan aku ikuti nanti. Setiap kali guru menjelaskan materi, yang ada di pikiranku hanya klub seni. Membayangkan bagaimana keadaan kelasnya. Mungkin penuh dengan kanvas, cat warna-warni, dan siswa-siswa yang sibuk dengan karya seni mereka. Bayangan itu membuatku tersenyum kecil.
--------。♡
Sekarang tibalah saatnya jam istirahat, aku, Maya, dan Ari segera menuju ruang klub seni. Ruangan itu terletak di lantai dua, tidak terlalu jauh dari kelas kami. Saat membuka pintu, aku bisa merasakan aroma cat minyak yang khas dan melihat beberapa siswa sibuk dengan aktivitas seni mereka. Beberapa sedang melukis di atas kanvas, ada yang menggambar sketsa di buku, dan bahkan ada yang sedang mencoba membuat patung mini dari tanah liat.
Seorang gadis dengan rambut pendek mendekati mereka. "Hai, kalian lagi nyari siapa?" tanyanya dengan ramah.
"Kami kesini mau nganterin teman untuk daftar klub seni," kata Ari sambil menunjuk ke arahku.
Gadis itu tersenyum lebar. "Oh, bagus! Gue Aisyah, salah satu ketua di sini. Nama kamu siapa?"
"Sophia," jawabku dengan sedikit canggung. "Saya masih belajar sih, dan saya berharap saya diterima di sini."
Aisyah mengangguk penuh semangat. "Nggak masalah! Di sini kita semua belajar bareng. Yang penting kamu suka seni dan mau berkembang. Ayo, gue kenalin sama beberapa anggota lain."
Kami mengikuti Aisyah berkeliling ruangan. Di salah satu sudut, aku melihat seorang siswa dengan kacamata tebal yang sedang fokus menggambar sketsa potret seorang model. Aisyah memperkenalkan mereka.
"Ini Rian, ahli dalam bikin sketsa wajah. Mungkin nanti kamu bisa belajar dari dia," kata Aisyah sambil tersenyum.
-----。♡
See you!
---
mampir juga dikerya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/