Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Saat Angela tengah sibuk menangani pasiennya yang sedang kritis. Dafa memutuskan untuk menemui Edward terlebih dahulu di ruangannya, sebelum ia pulang.
"Bagaimana nak Dafa? Apa Angela mau menerimamu?" Tanya Edward dengan antusias. Besar harapan pria paruh baya itu untuk bisa melihat anak gadisnya menjalin hubungan dengan seorang pria.
Apalagi di usia Angela yang hampir menginjak usia 25 tahun ini, tak pernah sekalipun Edward melihat sang putri memiliki seorang kekasih. Padahal teman sebaya Angela, rata-rata sudah menikah dan memiliki anak semua.
"Belum om." Dafa menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Angela sangat sulit untuk di dekati, apa aku menyerah saja ya?" lirih Dafa putus asa.
"Jangan nak, om mohon." mohon Edward, sembari mengatupkan ke dua telapak tangannya di depan Dafa.
"Teruslah berjuang! Om sangat yakin, suatu saat nanti kau pasti bisa meluluhkan hati Angela." semangati Edward.
"Tapi om, sangat sulit untuk meluluhkan hati Angela. Apa Angela pernah disakiti seorang pria dan memiliki trauma di masa lalu? Jadi Angela sangat sulit untuk didekati sekarang?" tanya Dafa penasaran. Berbagai cara telah Dafa lakukan untuk meluluhkan hati gadis cantik itu, namun Angela seperti tak bergeming sedikitpun.
"Tidak, bukan karna hal itu nak." tepis Edward. Edward sangat yakin Angela tidak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun, apalagi sampai disakiti.
"Ini semua salah om, karna om terlalu keras pada Angela." sesal ayah 2 orang anak itu.
"Om pernah melarang Angela untuk tidak memiliki hubungan dengan pria manapun sampai Angela lulus kuliah. Mungkin hal itu membuat Angela nyaman dengan kesendiriannya, dan sampai sekarang dia betah menyendiri." Edward selalu menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan Angela saat ini.
Tak ingin hal yang sama terjadi pada sang putra, sekarang Edward membebaskan Jacob untuk untuk menjalin hubungan dengan siapapun, walaupun Jacob masih duduk di bangku kuliah.
"Jadi om mohon jangan pernah menyerah untuk mendapatkan hati Angela. Om janji akan memberikan saham rumah sakit ini kepadamu sebesar 50%, saat kalian menikah nanti." bujuk Edward. Edward tidak mau putrinya mendapat julukan perawan tua, karna itu apapun akan Edward lakukan demi kebahagiaan Angela.
"Baik om, aku akan lebih berusaha." balas Dafa. Mendengar tawaran Edward, semangat Dafa jadi kembali membara.
***
"Arayan? Jadi ini benar-benar kau? Kau berhasil menjadi manusia seperti janjimu dulu." batin Angela dengan netra berkaca-kaca. Rasa tak percaya dan bahagia memenuhi relung hati gadis pemilik mata biru itu.
Dilihat dari segi manapun, pria di hadapannya memang adalah Arayannya. Bahkan mereka berdua memiliki ciri fisik yang sama, salah satunya mereka sama-sama memiliki tahi lalat di atas bibir.
"Dokter Angela, cepat lakukan sesuatu pada pasien ini sebelum semuanya terlambat." peringati Dokter Mirna, saat melihat Dokter Angela hanya diam saja.
"B-baiklah, kalian semua tolong tunggu di luar dulu!" pinta Angela yang baru saja tersadar dari lamunannya.
"Baik dokter." patuh Dokter Mirna dan para perawat di ruangan tersebut. Angela biasa meminta hal tersebut saat ingin mengobati pasiennya, sendirian tanpa diganggu oleh siapapun.
Dokter Mirna dan yang lainnya tidak mempermasalahkan permintaan Angela. Mereka mengira Angela membutuhkan kosentrasi agar bisa mengambil langkah yang tepat untuk menangani pasiennya, jadi mereka tidak keberatan sedikitpun.
Tapi tanpa mereka ketahui, sebenarnya sesuatu yang luar biasa sedang terjadi di ruangan bercat serba putih itu. Hanya dengan satu sentuhan saja, kondisi pasien yang sedang Angela tangani, yang semula kondisinya dalam keadaan kritis, kini telah kembali pulih hanya dalam waktu yang sekejap.
Kemampuan Angela semakin berkembang setiap harinya, kini gadis itu punya kemampuan baru. Yaitu bisa menyembuhkan seseorang hanya lewat sentuhannya saja.
"Akhirnya kau sadar juga, bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?" tanya Angela dengan mata berbinar.
"Dimana aku?" tanya Arayan sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Arayan, akhirnya kita bertemu lagi." seru Angela kala mendengar suara pria itu, sama persis dengan suara Arayannya. Saking senangnya bisa bertemu dengan Arayan kembali, Angela sampai memeluk pria itu dengan erat.
"S-siapa kau? Berani sekali kau memelukku!" Pekik pria tampan itu setelah berhasil melerai pelukannya dengan Angela.
"Aku Angela, apa kau tidak mengenaliku?" tanya Angela memastikan.
"Tidak! Memangnya siapa kau? Apa kau orang penting sampai aku harus mengenalmu." Cicit Arayan dengan bibir yang mencebik.
"Tidak mungkin, ada apa ini? Kenapa kau tidak mengenaliku?" tanya Angela dengan bingung.
"Tentu saja aku tidak mengenalmu, karna kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Ini pertama kalinya kita bertemu, dan kau sudah berani bersikap kurang ajar kepadaku!" pekik Arayan dengan suara lantang. Padahal beberapa saat yang lalu, nyawa pria itu sudah berada di ujung tanduk.
"Ada apa Dokter Angela?" tanya Dokter Mirna penasaran. Mendengar suara gaduh dari dalam ruangan, Mirna langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karna merasa penasaran dengan apa yang terjadi di dalam.
Mirna tak masuk sendirian, tapi dengan beberapa perawat dan kerabat Arayan juga.
"Arayan kau sudah sadar?" Seru Miriam, wanita yang tadi mengantar Arayan ke rumah sakit.
"B-bagaimana bisa?" Miriam terkejut melihat Arayan dalam keadaan baik-baik saja tanpa ada luka serius sedikitpun, hanya ada lecet kecil saja. Padahal saat Arayan di bawa ke rumah sakit tadi, pria itu sudah dalam kondisi mengenaskan.
Bersambung.