NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

"Ini kamar mandi, ini ruang keluarga, tempat kita berkumpul sambil menonton televisi, itu ada mainan, zidan juga boleh memainkan semuanya, kalau yang ini kamarnya jihan" ucap lian menunjukkan satu-persatu ruangan pada zidan.

"Zidan, sifat jihan itu, kadang baik kadang juga suka iseng, dia akan sangat marah jika ada yang mengganggunya, tapi, kamu lebih tua darinya, anggap dia seperti adikmu sendiri, dan kamu jadi kakak untuknya, kamu mengerti kan!"

"Iya" jawab zidan sambil mengangguk.

"Bagus, anak pintar" ucap lian.

"Kapan, paman menikahi ibuku?" tanya zidan langsung pada intinya.

"Menikah! maksudnya bagaimana paman tidak mengerti?" Tanya lian sambil menoleh ke arah zidan.

"Tadi, aku melihat paman memberi uang pada ibuku, memberi uang yang banyak, paman juga mengizinkan aku tinggal dirumah ini" ucap zidan.

"Tunggu! zidan, apa salahnya jika paman memberi uang pada ibumu?" tanya lian bertanya maksud dari zidan.

"Aku sering mendengar, jika ada seorang pria dan wanita belum menikah, lalu seorang pria memberi uang pada wanita, itu berarti telah bertunangan dan mereka akan menikah" ucap zidan serius

"Astaghfirullah" lian terkekeh mendengarnya.

"Jadi kamu tahu, ibumu sudah bertunangan dan akan menikah dengan paman, itu berarti kamu adalah anakku sekarang" ucap lian bercanda namun serius.

"Dan mulai sekarang, zidan harus patuh dengan ucapan paman, tidak boleh membantah, mengerti? ucap lian tegas.

Zidan terdiam menatap lian dengan tatapan penuh makna yang tidak dapat diartikan.

"Astaga, zidan, jangan takut dengan paman, paman bercanda, tidak serius" ucap lian, dengan maksud, agar zidan tidak sungkan padanya.

"Ayah" ucap zidan antusias.

"A-apa" tanya lian kaget.

"Ayah" ucap zidan lagi.

Lian merasa terenyuh, hatinya bergetar mendengar kata ayah dari bocah lelaki itu, seakan ingin sekali melindungi dirinya dari segala macam bahaya.

"Ayah, ya, panggil lagi" pinta lian.

"Ayah".

"Ya, putraku" lian terharu mendengarnya dan tanpa disadari ia meneteskan air mata, lalu memeluk erat bocah itu.

Merekapun tertawa bahagia bersama.

"Ayo, kita membersihkan kamarmu sekarang" ucap lian senang.

"Ayo" jawab zidan.

Mereka berdua kemudian menuju kamar yang akan dipakai zidan, mereka tertawa riang saat membersihkan dan merapikan seisi ruangan tersebut.

Siang hari, sepulang sekolah,Jihan terkejut saat mendapat penjelasan dari ayahnya bahwa zidan akan tinggal bersama mereka, dan lebih terkejut lagi saat zidan menyebut ayahnya dengan sebutan ayah.

"Pergi sana, aku tidak mau kamu ada di rumah ini, dia ayahku, jangan memanggilnya ayah" ucap jihan sambil mengejar zidan.

"Jihan berhenti, jangan mengejar kakakmu!" ucap lian tegas, namun Jihan tidak menggubrisnya, ia terus mengejar zidan yang berbutar mengelilingi meja, hingga akhirnya gadis itu lelah dan menjatuhkan diri sambil menangis tidak terima zidan ada di rumahnya.

"Astaga, ada apa sekarang" tanya lian dari arah dapur.

"Melihat jihan jatuh dan menangis, zidan mencoba menenangkan agar adiknya tidak menangis lagi, namun spontan gadis itu, menggigit tangan bocah lelaki itu hingga membuatnya menjerit kesakitan.

"Ya Allah, kamu menggigitnya, lepaskan,Jihan jangan lakukan itu, dia sekarang kakakmu, " ucap lian, mencoba melepaskan tangan zidan dari gigitan jihan.

Jihan juga merasa kesal dengan ayahnya ia melepaskan tangan zidan dan berganti menggigit tangan ayahnya.

"Hari ini kamu hanya boleh makan sayur, tidak ada telur dadar ataupun ayam goreng untuk kamu" ucap lian setelah drama gigit menggigit selesai.

Dirumah rangga.

"ha,, ha,, ha,,, ada-ada saja mereka, ragga makan yang banyak" ucap pak hari setelah mendengar teriakkan lian jika putrinya menggigitnya.

"Sayang, apa kamu tahu, lian itu membawa anak calon istrinya kerumahnya, dia bilang bahwa calon istrinya menjenguk ibunya yang sedang sakit, mungkin saja jihan tidak terima, dan bisa ditebak, apa yang terjadi sekarang, lian digigit putrinya sendiri" ucap pak hari sambil terkekeh.

"Eh,, rangga, kenapa cuma makan buahnya saja, ayo makan, apa kamu tidak lapar" ucap pak hari pada rangga.

"Rangga tidak akan lapar, bila waktunya tiba, dia akan pergi ke rumah tetangga untuk makan" ucap bu titin datar.

"Sayang, tidak mungkin rangga hanya makan nasi saja, kamu kan tidak sibuk, buatkan dia lauk yang disukai, jika tidak, sudah pasti ia akan pergi ke rumah tetangga untuk makan disana" ucap pak hari.

"Mas bicara seolah mas ini perduli? ucap bu titin tidak peduli.

Malam hari, saat nenek sedang menyiapkan menu untuk makan malam. Jihan memasukkan semua baju zidan ke dalam koper dan membawanya ke luar rumah. Hal itu diketahui oleh zidan, iapun membuntuti jihan

"Pergi dari sini" Jihan membuang koper milik zidan ke jalanan. Sesaat setelah jihan sudah terlihat masuk ke dalam rumah, zidan mengambil kembali dan membawanya masuk ke dalam rumah yang sama.

Pagi hari selesai mandi, zidan melihat jihan tersenyum padanya dengan sinis lalu segera masuk dalam kamarnya. Merasa ada yang aneh ia pergi ke luar rumah menuju jalanan, melihat ada koper miliknya, ia mengambil dan membawanya kembali masuk.

Siang harinya, jihan pulang sekolah lebih dulu, melihat kondisi rumah nampak sepi ia masuk ke kamar zidan, mengambil koper dan segera memasukkan semua baju zidan dalam koper tersebut, kemudian membawanya ke luar, dan membuang koper itu, sedikit jauh dari rumah.

"Pergi jauh-jauh" ucap gadis itu kemudian berlalu.

Bu kiki yang mengetahui tingkah sang cucu hanya bisa menggelengkan kepala.

Mengetahui kopernya ada di pinggir jalan, zidan langsung mengambil dan membwanya pulang kembali.

Pagi harinya saat hendak berangkat ke sekolah Jihan kembali iseng pada zidan kakaknya.

"Ini supaya kamu tahu diri" ucap gadis itu meletakkan banyak duri ikan didalam sepatu zidan.

"Apa ini" ucap zidan saat memakai sepatu, merasakan ada sesuatu didalam nya.

Zidan melepas sepatunya dan mengeluarkan semua isi dalam sepatunya kemudian menghela nafas pelan. Mengetahui sepatunya kotor dan sedikit basah ia memutuskan memakai sepatu yang lain untuk berangkat sekolah.

Satu bulan telah berlalu, Jihan masih saja sering berbuat iseng pada zidan, namun meski demikian zidan sangat sabar dan tidak satupun membalas perbuatan adiknya.

"ha,, ha,, ha,, lucu sekali kartunya, ayo kejar, tangkap dia, lepaskan aku"

Rangga, Jihan, dan zidan merasa tegang dengan adegan film kartun kucing tentang detektif yang siap menumpas kejahatan.

Melihat para cucunya berkumpul, bu kiki yang baru saja pulang dari kebun dengan membawa buah semangka, segera mengupas dan memotong kecil-kecil, lalu meletakkan pada piring dan menaruhnya dimeja.

Melihat ada buah segar di depannya rangga segera mengambil satu buah semangka, begitupun jihan mengambil satu buah.

Meskipun matanya fokus menonton film kartun, rangga menyadari, jika zidan belum mengambil semangka, ia mengambilkan dan menyodorkan dipipi zidan. Zidan pun mengambil dan segera mencicipi semangka tersebut. Kini mereka bersama-sama menikmati buah semangka sambil duduk berdampingan menonton film kartun.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!