NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Ingin Menenangkan Diri

Saat keluar dari perusahaan suaminya, sang supir yang tadinya mengantarnya ternyata sudah menunggunya sambil duduk-duduk dan mengobrol dengan satpam di pintu lobi kantor.

"Nyonya, sudah selasai?"

"Sudah, pak. Mari kita pulang."

"Baik, silahkan tunggu sebentar. Saya akan bawa mobilnya kemari."

Rini tersenyum dengan ramah seperti biasanya ia berinteraksi dengan seluruh pegawai di rumah.

Perjalanan berjalan lancar, sepanjang perjalanan Rini mengusap perutnya sambil berusaha menenangkan diri karena sesekali ia merasakan kram dan sakit.

Sesampainya di rumah, rasa sakit itu masih datang dan pergi. Rini masih berusaha menahannya sambil berjalan sedikit tertatih untuk duduk kursi ruang tamu.

"Rin, kamu kenapa nak?" mama Bella terkejut melihat Rini yang meringis kesakitan sambil memegan perutnya.

"Ma... Perutku..." Rini memegang perutnya sambil terus meringis kesakitan.

Adam yang baru ingin menyusul Omanya merasa kaget karena melihat sang Oma yang panik dan Mamanya meringis menahan sakit.

"Mama, Mama kenapa?" Mata Adam berkaca-kaca membuat Rini tidak tega. Ia mengelus kepala putranya seolah ingin mengatakan ia tidak apa-apa.

Sementara Mama Bella menjadi bertambah khawatir karena melihat menantunya yang sampai berkeringat karena menahan sakit.

"Sayang kita kerumah sakit, Mama tidak mau terjadi apa-apa dengan kamu dan cucu Oma."

Mama Bella segera memanggil salah satu supirnya agar mengantar mereka ke rumah sakit. Sementara Adam yang merengek tidak mau ditinggal akhirnya terpaksa harus ikut.

Dalam perjalanan Rini berusaha menahan sakitnya dengan memejamkan matanya. Sampai dirumah sakit, Rini langsung dibawa masuk ke IGD karena terlihat sudah ada darah yang mengalir di kakinya.

Hal ini justru membuat Mama Bella semakin cemas, begitu pula dengan Adam yang sesenggukan di pelukan Omanya.

"Oma, apa Mama sakit karena Adam nakal?"

"Tidak sayang, Mama hanya lelah. Jangan berfikir seperti itu ya..." Mama Bella mengusap punggung cucunya untuk menenangkannya sementara matanya terus menunggu pintu IGD terbuka.

"Mama pasti lelah karena menjaga Adam terus. Mama juga tidur malam karena Adam minta bacakan buku cerita. Mama sakit karena Adam nakal Oma..."

"Tidak sayang, jangan begini" Oma Bella berusaha menenangkan cucunya. "Adam sayang Mama kan?"

Adam mengangguk dalam pelukan Omanya.

"Kalau Adam sayang Mama, Adam harus berdoa pada tuhan supaya Mama selalu sehat"

Adam mengangguk dan dengan lirih iya berucap "Ya tuhan, Adam sayang Mama. Adam mau Mama sehat, Ya tuhan. Adam janji tidak akan buat mama capek. Adam akan jadi anak yang baik."

Tak lama pintu IGD terbuka, dua dokter keluar dan salah satunya langsung pergi dengan terburu-buru. Oma yang menggendong Adam berdiri untuk menghampiri sang dokter yang masih disana.

"Dokter, bagaimana keadaan menantu saya?"

"Untuk saat ini kami rasa sudah lebih, baik. Namun untuk lebih jelasnya nanti akan disampaikan langsung oleh dokter Obgyn yang memeriksa."

"Apa saya bisa menemui menantu saya?"

"Saat ini menantu anda masih perlu istirahat. Bila berkenan, kami akan memindahkan ke kamar pasien untuk bisa kami observasi lebih lanjut dan memastikan kondisinya benar-benar sudah pulih."

"Lakukan apapun yang terbaik untuk menantu saya, Dok."

"Baik nyonya, saya permisi untuk memeriksa pasien lain."

Dokter pergi dan Mama Bella masuk menghampiri menantunya yang masih terkulai lemas di ranjang .

"Rin, bagaimana? sudah lebih baik, nak?"

"Rini Baik, Ma." Rini menjeda kalimatnya saat melihat Adam yang sembab. "Anak Mama yang ganteng kenapa nangis?"

Suara Rini yang lemah semakin membuat Adam menangis dan memberontak karena ingin mendekati Rini.

"Mama, Adam tidak akan nakal, Adam tidak akan membuat mama capek. Adam gak mau Mama sakit" Adam sudah memeluk Rini yang terbaring  diatas ranjang.

"Kata siapa Adam nakal? Anak Mama tidak nakal. Mama selalu senang kalau Adam mau main sama Mama. Jadi, jangan nangis ya... Mama dan Adek diperut mama sedih kalau lihat Kakak Adam menangis."

Adam bangkit, ia duduk dan mengusap airmatanya "Adam tidak akan menangis supaya Mama dan Adik Adam tidak sedih"

"Pintarnya anak Mama..." Rini mengelus pipi Adam dengan lembut.

"Ma, bisa kita bicara berdua?" Rini meminta kepada sang mertua.

"Tunggu sebentar, Aku akan meminta Bejo membawa Adam keluar, dia masih membantu mengurus administrasi."

Tak lama sang supir datang setelah selesai mengurus administrasi majikannya.

"Ini struk dan semua dokumen dari rumah sakit, Nyonya."

"Terimakasih, Bejo. Kamu memang bisa diandalkan. Sekarang apa bisa kamu ajak Adam ke kantin?"

"Bisa, Nyonya"

"Adam, apa Oma bisa minta tolong belikan makanan di kantin? Oma dan Mama lapar. Adam tolong bantu Pak Bejo untuk memilik makanan yang disukai Mama dan Oma."

"Bisa, Oma. Ayo pak Bejo."

"Ayo Tuan Kecil" Bejo menggendong Adam keluar bertepatan dengan seorang dokter masuk.

"Perkenalkan Nyonya saya Dokter Obgyn yang tadi menangani nyonya Rini. Mohon maaf karen saya tadi langsung pergi, ada pasien darurat yang harus saya tangani."

"Tidak masalah dokter. Terimakasih sudah membantu menangani menantu saya."

"Disini saya akan menjelaskan terkait kondisi kandungan Nyonya Rini. Kondisi kandungan nyonya sangat lemah. hal ini bila tidak dijaga dengan baik, kami khawatir bisa mengganggu kesehatan ibu dan bayinya."

"Apa yang harus kami lakukan, Dok?" Mama Bella bertanya.

"Untuk sementara jaga kondisi ibu bayi, pastikan mendapat asupan makanan yang bergisi dan kondisi pikiran yang rilex."

"Baik Dokter terimakasih"

"Kalau begitu saya permisi, nyonya." Dokter melangkah keluar dari ruangan.

"Apa yang mengganggu pikiranmu, nak?"

"Ma, apa Mas Dean sudah tahu kondisi Rini?"

"Mama belum sempat hubungi Dean, mama terlalu panik melihat kamu yang seperti itu."

"Apa Rini bisa minta tolong untuk tidak memberi tahu tentang Rini kepada Mas Dean?"

"Kenapa nak?"

"Rini ingin sedikit tenang. Rini belum bisa bertemu Mas Dean." Rini sedikit meringis karena kembali merasakan nyeri kala mengingat Dean.

"Baiklah, Mama akan bantu kamu. Tapi tolong, apapun masalah yang terjadi antara kalian, komunikasikan dengan baik. Pergi dan menghindar bukan jalan pemecahannya, nak."

"Terimakasih, Ma. Rini hanya ingin menenangkan diri sampai Rini benar-benar bisa menghadapi ini dengan tenang."

"Sampai kapan, nak?"

"Rini belum tahu, Ma."

Mama Bella tak bisa banyak menuntut melihat kondisi menantunya yang memang tidak baik. Ia hanya berharap masalah mereka segera teratasi.

"Istirahatlah, nak. Mama akan sampaikan kepada semua pegawai untuk tidak mengatakan pada Dean dimana keberadaanmu."

Tak lama beberapa suster datang untuk membantu memindahkan Rini ke kamar pasien VVIP.

Mama Bella mengikuti bersama dengan Bejo yang menggendong Adam.

Sementara itu di kantor, Dean uring-uringan karena setelah bangun tak mendapati istrinya. Ingin pulang tapi tidak bisa karena harus bertemu dengan client dari luar negeri.

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!