Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 7
"Peserta nomor 26, Bang Wani dari Klan Bang silakan maju. Peserta nomor 27, Fang Fung dari Klan Fang silakan maju. Peserta nomer 28, Chan Rhuyi dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 29, Lu Yan dari Klan Lu silakan maju dan peserta Nomer 30, Xiao Yue dari Klan Xiao silakan maju."
"Peserta nomer 31, Ning Ho dari Klan Ning silakan maju. Peserta nomer 32, Ye Huni dari Klan Ye silakan maju. Peserta nomer 33, Jing Bali Chan dari Klan Jing silakan maju. Peserta No 34, Li Xiao dari Klan Li silakan maju. Peserta nomor 35, Ling Biang dari Klan Ling silakan maju "
Saat Petugas 1 berbicara, saat itu juga Lapangan Paviliun Spirit yang semula ramai langsung sunyi. Semua konsentrasi dan mendengarkan siapa tahu anggota mereka yang akan beraksi.
Sedangkan semua peserta yang di panggil itu, maju ke depan dengan berani, bahkan terlihat jelas, sangat bersemangat. Ingin seperti Xiao Nia yang telah berhasil. Mereka pun mendekat pada pintu gerbang yang terbuka. Tak lama kemudian terdengar lagi suara Petugas 1 yang bergema di Paviliun Spirit.
"Peserta nomor 36, Lu lukan dari Klan Lu silakan maju. Peserta nomor 37, Huli Lan dari Klan Huli silakan maju. Peserta nomer 38, Chan Yue dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 39, Jing Fang dari Klan Jing silakan maju dan peserta Nomer 40, Ning Yuli dari Klan Yuli silakan maju."
"Peserta nomer 41, Lin Shi dari Klan Lin silakan maju. Peserta nomer 42, Chan Xiao dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 43, Ling Sau dari Klan Ling silakan maju. Peserta No 44, Ning Ran dari Klan Ning silakan maju. Dan Peserta nomor 45, Ning Wei dari Klan Ning silakan maju "
Peserta yang namanya di sebutkan langsung maju ke depan, dan bergabung dengan 20 rekan lainnya yang berdiri di pinggir pintu. Dan Putri Patriak Ning ada diantaranya.
"Peserta nomor 46,Jing Bayun dari Klan Jing silakan maju. Peserta nomor 47, Xiao Lieli dari Klan Xiao silakan maju. Peserta nomer 48, He Pou dari Klan He silakan maju. Peserta nomer 49, Fang Zau dari Klan Fang silakan maju dan peserta Nomer 50, Ning Tang dari Klan Ning silakan maju."
Begitu peserta nomer 50 bergabung, petugas Pavilion Spirit langsung meminta mereka semua masuk pintu yang terbuka itu. Dan ke 25 peserta gelombang dua itu, satu persatu mulai melangkahkan kaki melewati pintu.
WHUUUS WHUUUS
CLIIIIING CLIIIIING
Begitu pintu gerbang terbuka langsung saja di serbu oleh para peserta yang sudah tidak sabar menunjukkan kemampuannya itu. Mereka semua menghilang dan muncul di tempat yang berbeda- beda itu semua terlihat jelas pada Formasi Virsus.
Tidak lama dari mengirim kelompok gelombang 2 tiba -tiba 5 anak lagi 25 peserta kelompok 1 yang di kirim itu, dalam waktu tidak sampai dua setengah jam, telah menemukan keberuntungan. Tanpa mencari, mereka tiba dan langsung menemukan keberadaan dari Spirit.
Salah satu yang beruntung itu adalah Ning Ca peserta nomer 17 dari Klan Ning. Anak lelaki itu begitu tiba di Spirilam langsung berada di dalam area kawanan tikus bertanduk.
Jadi tidak heran, apa bila semua mata anggota Klan Ning saat ini sedang fokus menatap Formasi Virsus tanpa berkedip di mana Ning Ca di tampilkan.
Mereka semua memiliki harapan agar Ning Ca bisa dan berhasil mendapatkan Spirit agar Klan Ning mendapat tambahan lagi seorang kultivator yang menjadi pondasi Klan Ning di masa depan.
" Hehe... Keberuntungan bocah itu bagus juga ya! Tak nyangkah aku."
" Kalau seperti itu siapa pun juga mau. Itu yang di sebut rejeki nomplok"
Ucapan mereka benar adanya. Saat tiba Ning Ca langsung ada di tengah-tengah sarang kawanan Tikus tanduk lebih tepatnya berbaur di antara benih dan tikus tanduk belia.
"Kesempatan sudah ada di depan mata. Ihh.. apa lagi yang di tunggu, bocah?"
" Kau pasti bisa Ca' er! Ayo buktikan dan tunjukkan kemampuanmu itu di hadapan kami semua!"
"Ning Ca,,Jangan mau kalah sama yang lain."
"Huh,, aku jadi ikutan tegang! Anak lagi usaha ehh aku yang tidak sabar!" ucap Ning Geng.
" Ca'er Ayo cepeeet! Jangan lama- lama! Jangan buang waktu ini saatnya." ujar Ning Libatan tidak sabar karena adiknya Ning Ca yang lelet.
Dalam Formasi Virsus, Ning Ca melihat ke kanan dan ke kiri memastikan diri kondisi benar-benar aman. Ia menarik nafas panjang berulang kali berusaha menenangkan diri. Setelah merasa tenang, langsung fokus dengan sekali tarikan nafas panjang mulai bersikap lotus di hadapan benih Spirit Tikus Tanduk dengan jarak tidak kurang dari 3 meter.
Benih Spirit yang di hadapan Ning Ca itu berupa telur emas yang lebih dari sebagian cangkang telurnya menyatu dengan batuan cadas. Itu berarti Tikus Tanduk memiliki menguasai elemen tanah
Seluruh pikiran Ning Ca saat ini tercurah pada benih Spirit yang ada di hadapannya. Perlahan tubuhnya mulai di selimuti energi Qi. Dia mulai mengirim perlahan kekuatan jiwanya pada telur yang ada dihadapkannya, semua itu di lakukan agar benih Spirit menerima kehadiran dirinya sehingga terciptalah suatu koneksi.
Tak perlu menunggu waktu lama, benih Spirit Tikus Tanduk yang ada dalam telur itu perlahan-lahan mulai menunjukkan reaksinya.
KRAAAK KRAAAK
Telur emas itu mulai retak dan kemudian pecah. Tampaklah seekor tikus bertanduk tiga, berwarna hijau kebiruan dan bertelinga panjang menjuntai menyentuh tanah.
WHUUUS WHUUUS
Tak lama kemudian Ning Ca dan juga Tikus bertanduk itu saling berhadapan dengan sinar hijau menyelimuti tubuh keduanya. Keduanya langsung melayang ke udara. Tikus bertanduk melayang dengan cara memutari tubuh Ning Ca.
Setelah satu putaran, cahaya yang menyelimuti keduanya kemudian perlahan-lahan sedikit meredup. Saat itu kedua mata Ning Ca dan Tikus bertanduk beradu pandang. Anak lelaki itu kemudian tersenyum. Pada saat itulah tikus bertanduk langsung melesat cepat masuk menuju aliran Spiritual Ning Ca yang terbuka.
WHUUUUS
AUUHHH AAUHHH
Bersamaan dengan itu Ning Ca mulai berteriak teriak menjerit kesakitan. Tubuh anak laki - laki itu bergetar hebat. Keringat dingin keluar bersamaan dengan darah dari pori -pori tubuhnya.
Rasa sakit yang sedang di alaminya ini begitu menyiksa. Tapi Ning Ca berusaha untuk bertahan. Ia harus tegar dan kuat. Karena rasa sakit ini sebanding dengan hasil yang akan dirinya dapatkan.
Aliran spiritual Ning Ca seolah terbelah saat Tikus bertanduk menembusnya. Begitu Tikus bertanduk sudah pada jalur, rasa sakit yang dialami Ning Ca mulai berkurang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...