Koo Hari, gadis berusia 15 tahun yang masuk dalam tim Guido atau kelompok pengusir setan Guido. Bersama dengan rekannya Chungha Kim, dan Do hyun. Hari akan melalui berbagai macam perjalanan menarik, melawan para makhluk. Choi Kanglim, juga termasuk anggota tim Guido. Akan tetapi, Kanglim hanya ingin bisa membawa Hari kembali ke rumah shinbi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoochan235, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 : 100 hari kematian Shinbi
Keesokan Harinya, Hari terbangun dari tidurnya. Menuju kamar mandi, untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
Hari sepertinya tidak ingin untuk menghadiri, acara 100 hari kematian shinbi. Karena dia tidak ingin lagi berhubungan dengan masa lalu, dengan shinbi atau pun orang lain.
Tanpa Hari sadari, hp-nya berdering dengan nama kontak Seon💜. Hari mengangkat telepon tersebut dan berkata:
Hari: "Ada apa Seon, kenapa kau menelepon ku?"
Seon: "Oh, Hari maaf jika mengganggu. Apakah kau bisa ikut dengan ku, ke acara 100 hari kematian shinbi."
Seon melanjutkan:
Seon: "Karena, shinbi itu masih teman mu. Kumohon ya Hari!!"
Hari: "Baiklah, Seon."
Hari bergegas memakai baju, lalu pergi ke luar. Dan ternyata, Seon sudah menunggu di luar apartemen shinbi. Hari terlihat malas, dengan ajakan Seon tadi di telepon.
Seon: "Wah, Hari kamu sudah keluar. Ayo, segera pergi ke sana." (tersenyum)
Hari mengangguk dengan wajah malas, Seon dan Hari pergi ke pemakaman. Sesampainya di sana, Hyunwoo, Gaeun, dan Geumbi telah menunggu di sana.
Hyunwoo: "Akhirnya, kalian datang. Kami sudah menunggu, di sini."
Gaeun: "Hari kamu sudah datang? Kenapa kamu bersama dengan Seon?"
Hari: "Karena dia itu, senior ku di.."
Seon: "Hari, jangan bilang rahasia kita pada mereka. Apa kau ingin terbongkar, rahasianya?" (berbisik)
Ketika Hari akan berbicara, Doori sampai di sana dengan Vei, Mira, Hyun-shik, dan Bong-pal.
Doori: "Akhirnya, kakak sampai. Oh, bukankah itu kak Seon?"
Mira: "Iya, itu kak Seon."
Bong-pal, Hyun-shik, dan Vei mengangguk dengan setuju. Karena mereka bertiga, juga mengenal Seon sebagai idola di sana yang handal, juga merupakan pacar dari Do hyun kepala kantin.
Gaeun: "Baiklah, sekarang kita mulai berdoa di makam shinbi."
Seon: "Tentu saja, ayo kita berdoa."
Semua pun mulai berdoa di depan makam shinbi, terasa suasana di sana mengharukan. Sebab, Geumbi menangis ketika berdoa di depan makam shinbi.
Geumbi: "Shinbi, beristirahatlah dengan baik di sana. Jangan khawatir tentang ku, atau pun Doori dan Hari."
Seon: "Tenanglah, Geumbi jangan menangis terus. Shinbi pastinya tidak suka, melihat mu menangis."
Seon mencoba menenangkan Geumbi yang sedang menangis, lalu datanglah Do hyun. Dia pun juga akan berdoa di sana, pada shinbi yang telah menolong nya dulu.
Do hyun: "Yang tenanglah Shinbi, di sana."
Secara diam-diam Kanglim hanya bisa berdoa untuk shinbi, dari jauh. Di karenakan permasalahan nya dengan Hari, yang sekarang belum usai.
Ketika mereka tengah berdoa di sana, secara tiba-tiba muncul kertas mantra. Rupanya itu berasal dari Chungha, yang ingin mencelakai Seon.
Dengan sigap, Do hyun berada di depan Seon menghalangi ledakan dari kertas mantra tersebut. Ketika itu Rion dan Sara juga ada di sana, baru sampai untuk berdoa di makam shinbi.
Seon: "Do hyun, apa kau baik-baik saja?"
Do hyun: "Tidak apa-apa Seon, hanya terluka sedikit jangan khawatir."
Rion: "Ada apa ini?"
Doori: "Kak Chungha?"
Hari: "Mau apa kau Chungha, bukankah kau sudah memiliki Kanglim?"
Chungha: "Sebenarnya, yang ingin ku miliki adalah Do hyun bukan Kanglim. "
Chungha melanjutkan:
Chungha: "Jadi jangan menghalangi ku untuk memiliki Do hyun, dan itu juga peringatan untuk mu Seon."
Chungha mengerahkan kertas mantra, juga sebuah di mensi lain. Lalu Seon berdiri, melihat Chungha dengan tatapan tajam.
Seon mengeluarkan pedang miliknya, yang di kenal sebagai pedang dewi kematian atau kegelapan mungkin. Haduh, aku nggak berani deh kalau lawannya Seon😭.
Seon: "Jadi, kau ingin menghancurkan kebahagiaan ku?"
Secara tiba-tiba rambut Seon yang di ikat, berubah jadi di gerai. Lalu pakaian Seon berubah, jadi sebuah gaun bercorak hitam dan merah. Seperti nuansa kegelapan seorang ratu atau putri kematian mungkin?
...****************...