Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Zahida merasakan pusing yang sangat hebat.
Dan tubuhnya kedinginan hingga gemetar, seluruh tubuhnya sakit semua termasuk di area sensitivenya.
Perlahan dia pun sadar dan sangat terkejut melihat keadaan dirinya " Hahhhh apa yang terjadi dengaku, au ach sakit achhh, mama mama! ''.
Dan tak lama kemudian Laura datang dengan muka muram dan menakutkan " Puas kamu! Sudah puas kamu melakukannya tadi malam! Berapa laki laki yang sudah menidurimu, Jawab!! " .
Zahida menunduk sambil memegangi kepalanya yang masih sangat pusing
" Ma, sungguh aku tidak tahu ma" Jawab zahida sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.
Laura pun mendengus kesal dan meninggalkan kamar putrinya dengan penuh amarah dan kekecewaan.
Yang terjadi semalam adalah kekacauan di dalam pesta karena Revan keluar dari kamar dengan kepala berlumuran darah dan Laura yang baru pulang segera menghentikan pesta kemudian naik ke lantai atas dan mendapatkan putrinya sedang tertidur pulas tanpa mengenakan baju hanya tertutup selimut tebal.
Zahida segera beranjak dan membersihkan dirinya di kamar mandi sedangkan Laura hanya terdiam dengan berbagai spekulasi siapa pemuda yang sudah membuat putrinya seperti ini " Ah brengsek, siapapun yang sudah membuat putriku seperti ini harus membayarnya " batinnya .
...☘️☘️☘️...
Di rumah besar Admaja.
Sofia sangat senang akhirnya apa yang diinginkannya selama ini terwujud, putranya sudah menikah dan memiliki seorang menantu.
tok tok tok ( suara sepatu turun dari lantai atas membuat Sofia yang sedang menyiapkan makan malam segera menoleh dan tersenyum).
" Zahara sayang, sini nak kita siapkan makan malam sambil nunggu suamimu pulang " ucap Sofia yang membuat Zahara tersenyum dan mengangguk.
" Ma, maafkan Zahara ya harus membawa kakek ikut bersama tinggal di rumah ini " Ucap Zahara sambil menunduk.
Sofia pun mengusap kepala menantunya itu sambil tersenyum dan mengangguk " Iya sayang, tidak apa apa kakek kamu berarti kakek Arhan juga ".
Zahara pun memeluk Sofia " Ma, seandainya mama Zahara berada di dekat Zahara saat ini pasti akan memelukku seperti mama yang sangat menyayangiku ".
Sofia mengusap lembut pucuk kepala Zahara sambil menciumnya lembut " Mama juga mama kamu sayang jangan anggap mama sebagai mertua kamu tapi anggap mama sebagai mama kandung kamu sendiri".
Zahara pun mengangguk perlahan.
Dan tak lama kemudian Arhan dan papanya tiba dari kantor.
Sofia tersenyum lebar dan menyambut suaminya dengan ciuman mesra.
Sedangkan Zahara hanya terdiam melihat Arhan pulang dan begitu juga dengan Arhan yang juga terdiam menatap istri kecilnya.
Sofia dan Arya saling menatap kemudian Sofia memanggil Zahara " Zahara! ayo sambut suami kamu, lihat nih seperti mama menyambut papa " Sofia pun memberikan contoh kepada menantunya.
Zahara pun menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir berjalan mendekati Arhan , dan tanpa berkata apa apa dia meraih tas Arhan membuat Arhan menghindarinya " Heh, mau apa kamu! ".
" Bawain tas kamu " Jawab Zahara.
" Gak usah aku masih bisa bawa sendiri! " jawab Arhan ketus.
Tanpa berpikir panjang Zahara merebut tas Arhan dan membawanya lari menuju kamarnya.
sttt
Arhan, Sofia dan Arya melotot tajam.
" Eh eh bocil kembalikan tasku! " Teriak Arhan kemudian berlari menyusul Zahara.
Sofia dan Arya mendengus dan menggeleng perlahan dengan senyum yang selalu menghiasinya.
di dalam kamar, Zahara segera menaruh tas Arhan di tempatnya dan tanpa sengaja resletingnya terbuka.
grubyak
Zahara melotot tajam, semua isi dalam tas kerja Arhan keluar semua termasuk laptop dan beberapa berkas yang berserakan.
Arhan melotot tajam dan dengan geram berteriak membuat Zahara tersentak penuh ketakutan " Zahara! Apa yang kamu lakukan!".
" M-maafkan saya kak, saya tidak sengaja " jawab Zahara sambil menunduk.
Arhan mengacak kasar rambutnya dan dengan mata merah penuh amarah memungut laptopnya di lantai.
" Hahhh sialan, awas kamu ya di dalam sini ada banyak laporan penting dan hasil kerjaku hari ini kalau sampai rusak dan datanya terhapus kamu harus tanggung jawab! " gertak Arhan.
Zahara pun semakin ketakutan dan membantu memungut berkas berkas yang ikut berserakan, dan tanpa sengaja dia menemukan satu pak alat kontrasepsi yang berada di dalam tas kerja Arhan.
" Apa ini " Gumam Zahara.
Seketika Arhan merebutnya dan menyembunyikannya di saku kemejanya
" Hehh! jangan sentuh barang barangku! "
Zahara mengangkat kedua alisnya dan beranjak untuk meninggalkan kamar itu namun tiba tiba kakinya tergelincir bulpen Arhan yang membuatnya jatuh menimpa Arhan.
Ach
cup
Zahara terjatuh tepat di atas tubuh Arhan dan tanpa sengaja bibir mereka bertemu.
Keduanya melotot tajam, dan saat keduanya menyadarinya Arhan segera mendorong tubuh Zahara dan tanpa dia duga apa yang dia pegang tepat di kedua buah dada Zahara yang mulai membesar .
Keduanya kembali saling melotot tajam dan Arhan segera menarik tangannya " Maaf, a-aku tidak sengaja ".
" Hehh maaf katamu, kamu sudah merusak masa depanku " Teriak Zahara.
Arhan mengernyitkan keningnya " Merusak masa depanmu? Nona kecil masa depanmu memang sudah rusak semenjak kamu datang ke rumah ini, paham! sekarang minggir aku mau mandi dan membasuh tanganku 7 kali karena sudah menyentuhmu! ".
Zahara membuka mulutnya dan geram mendengar jawaban Arhan " Dasar tuan muda songong kamu kira cuma kamu yang akan membasuh tangan 7 kali aku juga akan membasuh bibirku 7 kali karena sudah menciummu! ".
" Kamu! " gertak Arhan yang mulai emosi.
Tak mau ribut dan menambah masalah, Arhan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sedangkan Zahara dengan sangat kesal menata ranjangnya dengan memberikan batas guling di tengahnya kemudian merebahkan tubuhnya di bagian sisi sebelahnya.
Arhan yang keluar dari kamar mandi pun sempat tercengang melihat tempat tidurnya, kemudian berjalan dan menarik tangan Zahara " Zahara! siapa yang suruh kamu tidur di sini! ".
" Mama, mama yang memintaku untuk tidur di sini dan katanya harus satu ranjang berdua! lagi pula apa masalahnya sih, kakak pikir aku senang tidur di sini! " jawab Zahara yang membuat Arhan kembali geram.
" Tidak tidak pokoknya kamu keluar dari sini sekarang juga! " Gertak Arhan.
Zahara tetap menolak karena memang itu perintah mamanya.
" Baiklah, kamu tidur di lantai! enak saja tidur di kasur ! " Ucap Arhan.
Dengan kesal Zahara pun turun dari ranjang itu dan tidur di lantai yang dingin.
Dan tak lama kemudian terdengar dengkuran halus yang menandakan dia sudah terlelap.
Arhan terus menatapnya , dan nampak lah rasa iba di hatinya melihat gadis kecil yang seharusnya masih bermain dengan teman temannya di bangku kuliah tapi sekarang sudah harus menjadi seorang istri.
Sudah hampir satu minggu sejak menikah, baru hari ini Arhan dan Zahara bertemu karena kesibukannya mengurus kakeknya di rumah sakit.
" Hh kasihan juga dia harus tidur di lantai " Gumamnya.
Dan tanpa berpikir dua kali Arhan mengangkat tubuh kecil Zahara di dalam gendongannya dan dia pindahkan di atas ranjangnya.
Arhan menatap lekat tubuh mungil istrinya dan mulai mengingat apa yang terjadi barusan.
Arhan menatap bibir merah Zahara kemudian turun ke bagian dadanya yang menurutnya berukuran sangat kecil.
" Hh bagaimana ceritanya kok bisa bisanya tiba tiba aku menikah dengan gadis kecil ini ,bahkan dadanya saja belum membesar , jangan jangan dia belum pernah datang bulan.Hahh ngomong apa sih , Arhan Arhan tetap jaga kewarasanmu " Gumamnya sendiri kemudian merebahkan tubuhnya di samping Zahara yang sudah tertidur pulas.
