Kejadian pilu pun tak terduga menimpa Bjorn, para polisi menuduh dia sebagai kaki tangan seorang kriminal dan akhirnya ditembak mati secara tragis.
Bjorn yang tidak tahu alasannya mengapa dirinya harus mati pun terbangun dari kematiannya, tetapi ini bukanlah Akhirat.. Melainkan dunia Kayangan tempat berkumpulnya legenda-legenda mitologi dunia.
Walau sulit menerima kenyataan kalau dirinya telah mati dan berada di dunia yang berbeda, Bjorn mulai membiasakan hidup baru nya dirumah sederhana bersama orang-orang yang menerima nya dengan hangat. Mencoba melupakan masa lalunya sebagai seorang petarung.
Sampai saat desa yang ia tinggali, dibantai habis oleh tentara bezirah hitam misterius. Bjorn yang mengutuk tindakan tersebut menjadi menggila, dan memutuskan untuk berkelana memecahkan teka-teki dunia ini.
Perjalanan panjangnya pun dimulai ketika dia bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.
(REVISI BERLANJUT)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudha Lavera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Tujuan baru
Api unggun menyinari malam mereka. Sangat terdengar suara deras aliran sungai "Pada akhirnya, kita memakan rusa tangkapan paman Bjorn" sambil mengunyah daging rusa bakar yang diambilnya dari api unggun.
"Padahal aku sangat ingin makan ikann" sambung Neil mengunyah dengan ronta kesal.
"Kalau kau ingin beberapa ikan kecil, aku bisa memuntahkannya" Sahut putri duyung yang duduk disebelah Neil.
"Hentikan, membayangkannya saja sudah membuatku mual" Bjorn menatap dingin wajah Duyung tersebut.
"Lagi pula, kau ini siapa?" tanya Bjorn.
"Namaku, Efamoria, sebenarnya.. lebih dikenal dengan Amoria"
Neil tecekat, menoleh ke Amoria yang duduk disebelahnya "Maksudmu. Ratu duyung Amoria?" dengan mulut yang tiba-tiba berhenti mengunyah.
"Memangnya siapa itu?" tanya Bjorn.
"Di desa kami dulu, julukan ratu Amoria adalah nama dari Ratu lautan selatan"
"Yah. Itu memang benar, tapi sekarang istana ku sudah dihancurkan oleh naga air, Saat aku melarikan diri dari istana-ku, aku tersesat di sungai ini dan tak tahu harus kemana"
"Naga air adalah penguasa lautan, sedangkan aku, hanyalah seorang ratu dari lautan selatan. Sangat tidak mungkin untuk bisa mengalahkan naga keparat itu" sambung Amoria dengan jengkel.
"Oh, iya. Kalau nama kalian berdua siapa?"
"Namaku Bjorn Erez"
"Aku Neil Erez"
Amoria tersenyum haru setelah mendengar nama belakang mereka yang sama, dia mengira Bjorn dan Neil adalah ayah dan anak yang sedang berkelana, karena jika dilihat dari warna rambutnya, mereka berdua sangat selaras.
"Hmm.. Satu hal lagi yang ingin ku tanyakan" ucap Bjorn.
"Apa itu?"
"Dimana bajumu?!" sambil menunjuk dada Amoria.
Bjorn menanyakan hal tersebut karena Amoria bertelanjang dada yang hanya ditutupi oleh 2 bintang laut kecil.
"Memangnya ada yang salah?" sambil melihat kearah dadanya.
Dengan wajah kesal, Bjorn melepas bajunya, lalu melepas kaus dalamnya. Dan memberikan kaus dalam berwarna hitam itu kepada Amoria "Pakai ini, dan jangan tanya alasannya" Amoria yang menatapi kaus dalam itu, kebingungan dan langsung memakainya "Seperti ini?"
"Ya, setidaknya itu lebih baik" jawabnya.
Lalu sirip Amoria tiba-tiba berubah menjadi kaki, Bjorn yang melihat perubahan itu langsung memarahinya "HEI DUYUNG SIALAN, DIMANA CELANAMU?!" ucap tegas Bjorn yang menunjuk bagian kaki Amoria tanpa busana.
"Setidaknya, pakai rasa malu mu sedikit" Bjorn langsung meninggalkan mereka berdua dan bersembunyi dibalik pohon.
"Apa maksud pamanmu?" tanya Amoria kepada Neil yang sibuk mengunyah daging "Entahlah"
Bersembunyi dibalik pohon adalah cara Bjorn untuk melepaskan celana tanpa terlihat, dia bermaksud untuk memberikan celana Boxer pendek didalam celana Jeans-nya "Sialan, dia pikir aku umur berapa" Berbicara sendiri dengan wajahnya yang memerah.
Kembali dari balik pohon sambil memberikan celana pendeknya "Ini, ambil dan pakai dikaki mu" memalingkan pandangan.
Setelah dipakai Amoria "Kain apa ini? Di kain ini ada bunga berwarna" lontaran kata yang terucap setelah memakai celana bermotif bunga tersebut.
Bjorn yang memberikan celana itu, justru malu karena celana pendeknya bermotif lucu. Sangat tidak sinkron dengan kepribadiannya "Diam lah"
"Sebenarnya? Kalian ingin pergi kemana?" tanya Amoria.
"Aku juga tidak tahu" jawab Bjorn.
"Aku juga" sambung Neil.
"Apa kau tidak berpikir untuk pergi ke pusat kota?"
"Memangnya, ada hal menarik apa disitu?"
"Aku dengar, gereja penyembah naga air melakukan ritual pemujaan dengan membantai orang yang tak bersalah. Dan tujuan dari ritual itu masih belum diketahui"
Neil dan Bjorn yang mendengar informasi itu, saling menatap mata satu sama lain "Ah, betul. Sebenarnya tujuan kami ingin ke pusat kota" bohong Bjorn.
"Pusat kota ada di ujung selatan sana, jika kau menyebrangi sungai ini kau akan melewati hutan hunian Elf" sambil menunjuk hutan yang berada diseberang sungai.
Jalan mereka masih sangat jauh, entah musuh seperti apa yang akan mereka hadapi. Amoria dengan sombongnya menawarkan diri untuk ikut "Karena aku adalah penyihir yang hebat, jadi aku akan menemani kalian sampai kesana" mengibas rambutnya.
Justru alasannya untuk mengikuti Bjorn dan Neil karena dia juga tidak tahu harus kemana, dan merasa akan lebih menyenangkan jika berpergian bersama orang lain.
"Tidak, kembali lah masuk ke sungai" tatapan sinis Bjorn.
"Hah?!" Amoria terkejut dengan tolakannya.
"Tunggu, paman. Ratu amoria terkenal dengan kekuatan sihirnya, mungkin dia bisa membantu kita" ucap Neil membela Amoria.
Kehadiran Amoria mungkin akan sangat berguna untuk perjalanan mereka yang begitu jauh, meskipun dia tidak memiliki kekuatan fisik di darat, setidaknya dia menguasai sihir penyembuhan dan bisa melubangi pohon besar dengan air disekitarnya, kekuatan sihir Amoria sangat terbatas. Dia hanya bisa mengaplikasikan air untuk media sihir serangan, tetapi untuk sihir penyembuhannya, dia bisa melakukannya tanpa air sedikitpun. Itu karena ditubuh manusia terdapat banyak kandungan air.
"Kalau begitu, segeralah tidur. Karena besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan" jawab Bjorn.
"Siap, paman"
Berdiri dari duduknya "Aku akan berjaga malam, jadi kalian bisa tidur dengan nyenyak" meninggalkan mereka berdua dan berjalan kedalam hutan.
Saat berjaga malam sendirian, dia mengitari tempat Amoria dan Neil yang sedang tertidur. Hidung Bjorn mencium bau yang asing dan melempar batu kecil kearah bau tersebut diseberang sungai. Lalu tak berselang lama, bau asing itu perlahan menghilang.
Merasa situasi sudah aman, Bjorn kembali ketempat mereka bermalam. Memandangi Neil tertidur dipelukan Amoria yang menghadap api unggun, membuat Bjorn tersenyum. Mereka bahkan baru saja bertemu, tapi sudah merasakan kenyaman satu sama lain. Mungkin Neil merindukan sosok ibunya, Bjorn duduk bersandar pohon disebelah mereka dan mencoba untuk tidur sebelum berangkat esok hari.