NovelToon NovelToon
Dr.Amelia: The White Coat Hero

Dr.Amelia: The White Coat Hero

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Dokter Genius / Wanita Karir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi Wanita / Careerlit
Popularitas:687
Nilai: 5
Nama Author: nurul natasya syafika

sinopsis Amelia, seorang dokter muda yang penuh semangat, terjebak dalam konspirasi gelap di dunia medis. Amelia berjuang untuk mengungkap kebenaran, melindungi pasien-pasiennya, dan mengalahkan kekuatan korup di balik industri medis. Amelia bertekad untuk membawa keadilan, meskipun risiko yang dihadapinya semakin besar. Namun, ia harus memilih antara melawan sistem atau melanjutkan hidupnya sebagai simbol keberanian dalam dunia yang gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul natasya syafika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit Mendung di Balik Ruang Operasi - Bahagian 2: Dilema Seorang Dokter

Amelia berdiri di depan ruang rapat rumah sakit, memegang berkas medis Anton.Matanya terlihat lelah, mencerminkan malam tanpa tidur yang ia habiskan untuk memikirkan dilema yang dihadapinya.

Anton adalah pasien yang penuh semangat, tetapi kondisinya terlalu buruk untuk pengobatan agresif yang ia inginkan.

Sebagai seorang dokter, Amelia terperangkap di antara keinginan pasien, tekanan keluarga, dan kewajibannya untuk mengambil keputusan terbaik berdasarkan sains dan etika medis.

Saat melangkah masuk ke ruang rapat, Amelia dihadapkan dengan wajah-wajah kolega seniornya.

Dr. Surya, seorang onkologis berpengalaman, membuka diskusi. "Amelia, kami perlu mendengar analisis terakhir Anda tentang pasien ini," katanya, nada suaranya serius.

Amelia menjelaskan bahwa terapi kombinasi yang diinginkan Anton memiliki kemungkinan kecil untuk berhasil, dan bahkan jika berhasil, hasilnya hanya memberikan sedikit waktu tambahan dengan risiko efek samping yang sangat besar.

“Kondisi fisik Anton sudah sangat lemah. Pengobatan ini bisa membuatnya semakin menderita. Saya ragu apakah ini adalah keputusan yang benar untuk diambil," katanya dengan nada penuh kekhawatiran.

Namun, Dr. Maya, onkologis muda yang sering kali memiliki pandangan lebih optimis, memberikan pandangan berbeda. "Amelia, pasien seperti Anton sering kali bisa menunjukkan kekuatan luar biasa hanya karena mereka memiliki harapan. Jika ia benar-benar ingin mencoba, siapa kita untuk menahan?"

Diskusi berlangsung sengit. Ada yang setuju dengan Amelia, bahwa menghentikan pengobatan agresif adalah pilihan yang paling manusiawi.

Namun, ada juga yang merasa bahwa memberikan kesempatan meski kecil adalah kewajiban mereka sebagai tenaga medis.

Setelah rapat selesai, Amelia berjalan keluar dengan kepala penuh pikiran. Ia tahu tidak ada jawaban yang sempurna, tetapi ia juga tahu bahwa keputusan ini akan memengaruhi hidup Anton dan keluarganya secara mendalam.

......................

Amelia memasuki ruang pasien untuk menemui Anton dan keluarganya. Di ruangan itu, Anton terlihat duduk di ranjang rumah sakit, sementara putrinya, Nia, dan adiknya, Bagas, duduk di sofa dengan ekspresi tegang.

Begitu Amelia masuk, Nia langsung berdiri. "Dokter Amelia, kami ingin tahu kapan pengobatan ayah saya bisa dimulai," katanya dengan nada penuh harap.

Amelia mengambil kursi dan duduk di dekat mereka. "Saya ingin membahas ini dengan kalian semua. Pengobatan yang diminta Pak Anton adalah terapi kombinasi yang sangat intensif. Ada risiko besar, terutama mengingat kondisinya saat ini."

Bagas terlihat kesal dan berkata dengan nada keras, "Dokter, tugas Anda adalah mencoba, bukan memutuskan apakah ini akan berhasil atau tidak. Kami hanya meminta Anda untuk melakukan yang terbaik."

Amelia mencoba menenangkan suasana. "Saya mengerti perasaan Anda, Pak Bagas. Tapi sebagai dokter, tugas saya adalah memastikan bahwa keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik untuk Pak Anton, bukan hanya berdasarkan keinginan, tetapi juga kenyataan medis."

Anton, yang selama ini diam, akhirnya angkat bicara. "Dokter Amelia, saya tidak ingin menyerah. Saya tahu risikonya. Saya hanya ingin mencoba."

Amelia merasakan tekanan semakin besar. Ia tahu bahwa sebagai dokter, ia tidak bisa mengabaikan harapan pasien dan keluarganya. Namun, ia juga merasa bahwa pengobatan ini mungkin akan mempercepat kemerosotan kondisi Anton, bukan memperbaikinya.

Setelah meninggalkan ruangan, Amelia merasa beban di pundaknya semakin berat. Ia mulai merasakan tanda-tanda kelelahan mental.

Malam harinya, ia duduk di apartemennya, memandangi tumpukan dokumen yang harus ia selesaikan. Pandangannya kabur, dan pikirannya melayang ke arah keputusan yang harus ia ambil untuk Anton.

......................

Hari berikutnya, Amelia mendapati dirinya semakin sulit berkonsentrasi. Ia merasa kelelahan, baik secara fisik maupun emosional.

Dalam satu momen, ia hampir menjatuhkan suntikan yang hendak ia berikan kepada pasien lain. Seorang perawat senior, Ibu Rini, memperhatikannya dan mengajaknya berbicara di ruang istirahat.

"Amelia, kamu sudah bekerja terlalu keras. Kasus Pak Anton itu memang sulit, tapi kamu tidak bisa menyelesaikan semuanya sendirian," kata Ibu Rini.

Amelia mengangguk pelan. "Saya tahu, Bu Rini. Tapi saya merasa bertanggung jawab. Jika saya salah mengambil keputusan, itu bukan hanya soal nyawa pasien, tapi juga kepercayaan keluarganya."

Ibu Rini tersenyum lembut. "Terkadang, keputusan yang benar bukanlah keputusan yang paling mudah. Tapi kamu harus percaya bahwa kamu sudah melakukan yang terbaik dengan semua pengetahuan dan pengalamanmu."

Percakapan itu memberi Amelia sedikit kelegaan, tetapi dilema tetap ada. Di tengah rasa lelah, ia memutuskan untuk menulis semua fakta medis dan emosi yang ia rasakan dalam jurnal pribadinya, mencoba menemukan kejelasan di tengah keraguan.

......................

Sore harinya, Anton meminta waktu untuk berbicara empat mata dengan Amelia. Di ruangannya, Anton duduk di kursi roda, terlihat lebih lemah dibandingkan beberapa hari sebelumnya. "Dokter Amelia," katanya perlahan, "saya tahu Anda menghadapi banyak tekanan karena keputusan saya. Tapi saya ingin Anda tahu sesuatu."

Amelia duduk di depannya, memperhatikan dengan seksama. "Apa yang ingin Bapak sampaikan?"

Anton menarik napas dalam-dalam. "Saya sudah menjalani hidup yang cukup panjang. Saya pernah gagal, pernah sukses, pernah bahagia, pernah sedih. Saya hanya ingin punya kesempatan terakhir untuk mencoba. Jika berhasil, saya akan sangat bersyukur. Jika tidak, setidaknya saya tahu bahwa saya sudah melakukan semua yang saya bisa."

Amelia merasa emosinya mulai mengalir. Kata-kata Anton sangat tulus, tetapi ia tahu bahwa harapan itu harus diimbangi dengan kenyataan. "Pak Anton, saya mengerti keinginan Anda, dan itu adalah hal yang sangat manusiawi. Tetapi saya ingin memastikan bahwa apa pun yang kita putuskan, itu adalah yang terbaik untuk Anda, bukan hanya dari sudut pandang medis, tetapi juga untuk kenyamanan Anda."

Anton tersenyum kecil. "Dokter, saya percaya pada Anda. Apa pun yang Anda rekomendasikan, saya akan terima."

Percakapan ini membuat Amelia semakin tertekan, tetapi juga memberinya kejelasan. Ia menyadari bahwa Anton tidak hanya membutuhkan pengobatan, tetapi juga seorang dokter yang benar-benar peduli dan mampu memberikan dukungan emosional dalam prosesnya.

......................

Malam itu, Amelia kembali ke kantornya untuk menuliskan rekomendasi akhir bagi kasus Anton. Di layar komputer, ia melihat grafik dan data medis yang menunjukkan kemungkinan efek samping pengobatan agresif.

Di satu sisi, ia merasa bahwa menghormati keinginan Anton adalah langkah yang benar. Namun di sisi lain, ia tahu bahwa memberikan pengobatan agresif mungkin hanya memperburuk penderitaan pasien.

...----------------...

Amelia yang menatap kosong ke layar komputernya. Ia tahu bahwa keputusan yang ia buat akan membawa dampak besar, tidak hanya bagi Anton, tetapi juga bagi keluarganya.

Sementara itu, Anton terlihat sedang berbicara dengan Nia di kamarnya, memberi isyarat bahwa ia telah mengambil keputusan besar yang akan memengaruhi langkah berikutnya.

...****************...

Apakah Amelia akan merekomendasikan pengobatan agresif, ataukah ia akan memutuskan untuk menghentikan pengobatan demi kualitas hidup Anton? Apa keputusan akhir Anton setelah percakapan dengan putrinya?

1
ahyuun.e
mohon maaf ya ini thor, ini Doktor apa dokter ya? penulisan gelar dokter itu dr. penulisan Dr. itu untuk gelar doktoral atau lulusan s3 jdi mana yg bner ini? tolong di perjelas klo gak tau istilah nama" gelar mending sebutin aja lengkapnya dokter gitu gak usah mke istilah ketimbang salah 🙏🏻
ahyuun.e: sama-sama thor, terus berkarya thor. untuk penulisan gelar depan emang se krusial itu ya thor, kalau salah penulisan jdinya juga salah penyebutan hehe mohon untuk di koreksi kembali apalgi masuk ke judul besar 🙏🏻
Syasmile: haloo makasih sarannya sebelumnya, saya juga ga terlalu merhatiin ini sebelumnya nanti bakal di perbaiki lgi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!