"The Maid'S Revenge And Love"

"Tuan Muda Laze... " panggil Elleis perlahan...

Laze yang sedang duduk diatas ayunan ditaman langsung menengok ke arah Elleis dengan wajah murung, kemudian memalingkan wajahnya yang murung itu.

Elleis mulai mendekatinya dan duduk disampingnya.

lalu Laze berkata pada Elleis..

"aku tidak marah pada kakak kok, kakak tenang saja. "

"hanya saja...Orang itulah yang membuat aku marah, dia itu selalu merebutnya,kasih sayang yang seharusnya kudapat.."

"aku benar-benar membenci orang itu! "

"dan juga... sebaiknya kakak menurutinya saja, aku terlalu kekanak-kanakan dan permintaan ini tidak penting kan? "

"hiraukan saja aku... " ucap Laze.

keheningan pun terjadi sejenak...

lalu Elleis pun mulai mengatakan sesuatu ...

"tuan muda Laze, bolehkah saya menanyakan ini... apa yang terjadi pada anda dimasa lalu? " tanya Elleis.

Laze terlihat takut dan tak nyaman untuk menjawabnya.....

"anda merasa terganggu yahh?, maafkan saya... kalau begitu anda tidak perlu menjawabnya! " ucap Elleis merasa bersalah dan meminta maaf sambil membungkuk.

tes... tes...

tetesan air mata Laze mulai mengalir membanjiri wajahnya.

"hiks... , hiks.... " menangis dengan air mata yang mengalir deras di pipinya dan sesenggukan.

"ehh?, saya sudah sangat bersalah!, maafkan saya!!! ".membungkuk hormat berkali-kali dan dengan panik dan rasa bersalah.

lalu Elleis pun mulai menyadari apa yang harus ia lakukan...

tunggu!, ini bukan saatnya aku seperti ini!.

karena aku ingin mengetahui apa yang sudah terjadi padanya dulu....

aku harus menenangkan nya dulu!.

Selain karena penasaran.. aku juga memang ingin... menolongmu Laze...

ini sederhana tapi hanya ini yang bisa kulakukan untukmu...

Elleis mulai bergerak perlahan dan kemudian memeluk Laze dengan hangat....

" tidak apa-apa... keluarkanlah semuanya... aku ada disini... semuanya pasti baik-baik saja..."memeluk Laze dengan hangat.

Setelah puas Laze pun mulai menghapus air matanya.

dan dia pun mulai bercerita...

"sebenarnya... aku sendiri tidak tahu persis, tapi.. saat itu dulu orang itu selalu menyuruhku latihan keras, tapi tak pernah memeberikanku waktu istirahat dan bermain. "

"lalu melarang aku keluar rumah, setiap hari.. aku hanya bisa melihat dari jendela lantai atas anak-anak yang sedang bermain diluar dan mereka terlihat sangat bahagia!,tapi aku tak bisa kesana..."

"lalu ibu juga.... pernah memarahiku dan dia juga.... "

Dalam sesaat, ingatan paling buruk yang samar-samar

PRANG!

"arghh" Laze yang kesakitan dan memegang kepalanya yang berdarah-darah karena dilempari gelas kaca dan kemudian pingsan.

"dia membanting gelas kaca ke kepalaku... itu sangat sakit..hiks...hiks..."

"setelah itu aku tak sadarkan diri, semua ini salah orang itu dan juga ibu! " teriak Laze...

setelah itu Elleis pun mengelus kepala Laze...

"tak apa-apa...Laze sudah sangat hebat kok... " memeluk Laze sembari meneteskan air mata.

"sekarang kamu bisa bermain bersamaku... aku sudah mengatakannya pada kakakmu dan dia mengizinkannya! " tersenyum hangat.

"te-terimakasih... hiks... " Laze menghapus air matanya dan kemudian tersenyum hangat.

"kalau begitu.. ayo kita bermain hari ini kak! "

"ya, tentu saja aku kan sudah berjanji".

Elleis pun mengajak Laze bermain bersama dan hingga sore hari....

sementara itu.... seorang pelayan berambut hijau greentea yang terang dan berwarna mata hijau zamrud melihat ke tempat taman Elleis dan Laze bermain.

pelayan itu pun tersenyum bahagia, melihat pemandangan yang sangat harmonis dan hangat itu...

tapi tiba-tiba...

" hiks... hiks... hiks... ma-af... maaf... maafkan saya... tuan putri... "ucapnya sambil menangis, dan menatap Elleis dei jendela kamarnya...

sementara itu... saat malam hari... Elleis sedang tertidur dan ia merasakan firasat yang tidak enak dan juga terpikirkan akan dirinya yang terus larut dalam dendamnya....sehingga tidurnya tak nyenyak.

dia pun segera terbangun dan keluar dari kamarnya... lalu ia pun mengetuk pintu temannya yang pelayan juga...

"tok, tok, tok, Chindy...ini aku, Elleis.. bolehkah aku menumpang tidur di kamarmu?"

KRIETTT.....

Pintu terbuka dan Chindy pelayan yang saat itu masih menganggap dan memanggilnya tuan putri..

dan akan mendukung nya pada Revan secara tak langsung.

dialah "Chindy Heiler" dan sekarang pelayan itu telah menjadi sahabat dekatnya dan orang yang dijadikan tempat " bersandar "bagi Elleis

orang yang selalu mendukung dan memberi senyuman hangat padanya...

Dia pun membuka pintu kamarnya dan tersenyum hangat saat melihat Elleis.

" Tuan putri Elleis!, tentu saja kau boleh tidur bersama di kamarku!, ayo masuk! "dengan hangat dan ceria...

"sudah kubilang... jangan panggil aku tuan putri... "

"tapi sampai kapanpun saya akan tetap menganggap anda tuan putri!. "

setelah itu... Elleis pun masuk dan menceritakan sesuatu yang sedang ia pikirkan sekarang...

"aku.. sebenarnya khawatir dan bertanya-tanya... salahkah aku.. saat aku kesal menjadi pelayan, saat aku merasa Kekaisaran ku terhina, saat aku berpura-pura kuat demi dendam, saat aku berniat membalaskan semuanya... salahkah aku? "

"maksudku... jika... aku sendiri bahkan bukan anak asli kaisar Luminor Lux, tapi aku.. merasa harus merebut Kekaisaran kembali karena selain karena tuan kaisar aku juga merasa harga diriku terinjak-injak!, tapi aku sendiri bukan putri kandung sangat kaisar... tapi kenapa aku... hiks... aku.... begitu egois?? " ucap Elleis berlinang air mata.

"Tuan putri... aku ingin sedikit bercerita... saat dulu... meskipun kau merasa bahwa kau yang lemah ini takkan mampu membalaskan dendammu karena dulu kau tak dilatih bertarung, kau punya kekuatan lain... " tersenyum penuh haru.

"dulu aku dengar, kau sering jalan-jalan keluar istana, bertemu rakyat jelata... bermain dengan mereka, memberikan sedekah pada mereka untuk membantu kau punya kekuatan lain, yaitu... hatimu" mata berkaca-kaca.

"kau tidak egois, karena kaisar sendiri telah mengangkat dan mengakuimu... karena itu sekarang kau punya yang namanya " Martabat dan Harga Diri"sebagai seseorang yang sebelumnya adalah putri Kekaisaran. "

"aku juga dengar, hubungan mu dan kakak-kakakmu tidak baik, tapi kau tetap bertahan".

"kau kuat... Kau "KUAT", aku berterimakasih padamu atas kekuatan mu... "

"dan kau juga harus berterimakasih pada dirimu sendiri, karena apa? karena kau sudah kuat menghadapi semuanya!"tersenyum sambil berkaca-kaca.

" sebenarnya tidak baik balas dendam, tapi aku tau kau kehilangan arah... jadi... lakukanlah sesukamu.. "

"sekarang ikuti apa yang aku tulis ini.. "

Chindy pun menuliskan sesuatu di sebuah kertas...

Elleis pun membacanya...

"Terimakasih... terimakasih... pada diriku..., terimakasih kamu sudah kuat menahan semuanya... terimakasih... telah bertahan... "

seketika tangisan Elleis pecah, dia pun memeluk Chindy dengan erat sambil menangis.

setelah itu ... Elleis pun berterimakasih pada Chindy...

"terimakasih, Chindy... selalu ada di sisiku.. "tersenyum hangat.

lalu setelah itu Elleis merasa sudah lebih lega dan tidak jadi tidur dikamar Chindy..

Elleis pun keluar dan berjalan menuju kamarnya...

Tapi tiba-tiba... ia melihat seseorang memakai jubah hitam dengan campuran ornamen Kuning emas.

sedang berjalan mundur sambil mengendap-endap sambil menarik seseorang...

dan dia adalah Laze yang terlihat tak sadarkan diri..

Elleis yang melihatnya pun kaget dan langsung mengikat rambutnya dan menyisakan sebagian dan menaruhnya di depan dada dia pun melompat kebawah sambil menggunakan kekuatan nya dan membawa pedangnya...

" ha! "teriak Elleis sambil mencoba menebas orang itu sambil melompat dari atas...

tapi orang itu menangkap pedang itu dengan tangan kosong

Kemudian orang itu terhempas mundur...

lalu orang itu pun membiarkan Elleis untuk membawa Laze kembali ke kamarnya..

" jika kau mau kau bawalah dulu anak itu...karena kita harus berbicara serius, dan itu bukan disini. "tersenyum misterius

meskipun bagian mata sampai hidung tertutup tapi bagian mulutnya masih terlihat... dan terlihat senyuman misterius nya dibibirnya ...

Elleis pun langsung bergegas dan dengan hati-hati membawa tubuh Laze ke kamarnya kembali..

lalu Elleis pun pergi bersama orang misterius itu ke hutan yang tak terlalu jauh ataupun terlalu dekat dari istana.

CLINK!

Elleis menodongkan pedangnya ke leher orang itu...

" siapa kau?, apa tujuanmu? "dengan tegas dan tatapan mata yang tajam

Orang misterius itu pun berkata...

" wahh, wahh~, kamu ternyata memang sudah jadi kuat yahh? "berbicara dan suaranya wanita dan suaranya sangat mempesona.

"siapa kau? " ucap Elleis dengan tegas dan menatap tajam.

"fufufu~, kau bahkan tak tau aku?, kau lupa? baiklah... aku akan perkenalkan diriku~". tersenyum licik dibalik tudungnya dan mulai mengangkat tudung jubahnya.

dan dia adalah.....

"kau tak ingat pada kakakmu sendiri?, Satu-satunya kakak wanitamu ini... El-le-is?~, ahh!, aku tau!, aku harus memperkenalkan ulang agar kau ingat!, namaku Luci.... Luci Lux" tersenyum licik sambil tertawa sadis terbahak-bahak

"k-kak... Lu-ci...??, " kaget.

CLINK!

"apa tujuanmu? " tanya Elleis yang kembali fokus dan menodongkan pedangnya...

sementara itu... Revan di istana sedang berpatroli...

ia pun masuk ke kamar adiknya... Laze.

"maafkan aku... Elleis benar, aku egois... tapi aku takkan pernah bisa memperbaiki hubungan ku denganmu lagi... jadi.. semoga kamu senang bermain dengan Elleis... " sembari duduk disamping Laze yang tak sadarkan diri...

"hmmm, apa ini?" ucap Revan yang melihat daun dari jendelanya.

"jelas-jelas jendelanya tertutup... bagaimana bisa daun disini?, kecuali... ada orang yang masuk kesini?!, jangan-jangan itu musih atau bagaimana jika... Elleis! " batin Revan dan kemudian ia langsung memasuki kamar Elleis dan melihat kamar Elleis yang kosong dan dia pun panik.

"Elleis... apakah kau kabur?, jangan lari Elleis kau tak boleh lari!, "batin Revan.

kembali lagi ditempat Elleis dan Luci tadi...

Luci mengeluarkan cakar dari kukunya yang tiba-tiba memanjang dan berwarna kuning bersinar.

ia pun menyerang Elleis dengan cakarannya...

SREET....

tangan Elleis pun sedikit terluka dia pun melanjutkan pertarungan.

setelah mereka selesai bertarung, pertarungan itu cukup singkat karena mereka tidak benar-benar serius antara satu sama lain.

Pada akhirnya Luci pun mengatakan tujuannya.

" baiklah... aku sudah selesai ber main-main denganmu!, aku akan langsung ke intinya saja! yang jelas kami mengajakmu untuk bekerja sama... aku, Lucius dan Luxor mengharapkan respon yang baik, pikirkan baik-baik sebelum menentang! ".

" aku tetap tak mau!, aku akan membalas dendam ayah sendiri !, aku tak mau hanya menjadi pesuruh kakak-kakak seperti kalian! "jawab Elleis tegas.

" hoo... begitu ya?, mungkin nanti kau akan berubah pikiran... ingatlah.. permainan nya... BARU SAJA DIMULAI ".memakai kupluk lalu pergi..

sebelum pagi hari...Elleis memutuskan untuk kembali ke istana... dan saat pagi harinya... dia memulai tugas sebagai seorang pelayan lagi..

ia pun membuat kopi dan.. membawakannya pada Revan...

"Tuan Revan... ini kopinya untuk anda... "membawakan segelas kopi dan gelasnya yang memiliki corak bunga dan bulan disisinya dan teko berisikan kopi juga.

"sudah kubilang panggil saja aku Revan " tertawa kecil.

"kau jangan dulu pergi yahh, duduk saja dulu disini sampai ku suruh pergi.. " ucap Revan santai...

SLURRP...

"hangat sekali yahh kopi ini? " sembari menyeruput kopi dengan gelas bagian ukiran Bunga yaitu bagian depan hingga dan yang berukiran bulan satu lagi.

Revan pun menuangkan kopi lagi.

"minum ini... " ucap Revan

Elleis pun meminumnya di gelas itu dengan bagian ukiran bunga didepan dan bagian ukiran bulan dibelakang.

"tunggu.. ini kan gelas yang sama dengan Revan?!, tidak mungkin aku sebibir kan?, aku minum disisi lainnya kan? "batin Elleis yang panik.

" dia panik yahh?, padahal aku sengaja lucu sekali dia ini"batin Revan dan kemudian ia tersenyum.

"kau... panik karena mengira sebibir denganku... tak perlu khawatir... MEMANG BENAR KOK KARENA KITA MINUM DI BAGIAN UKIRAN GELAS YANG SAMA!, JADI SECARA TAK LANGSUNG KITA SUDAH..... "

BYURR!

Elleis menumpahkan sisa kopinya ke Revan.. hingga bajunya basah semua dan Elleis menatap tajam.

"kenapa anda melakukan ini pada saya?!, anda sengaja kan?!, atas sadar apa anda me-"

"langsung ke intinya saja... jujur aku kesal, karena tak tahu apa yang kau lakukan.. jadi.. jujur saja... kau pergi kemana tadi malam?jawab aku? " tatapan tajam

"anda... tau tentang itu juga yahh? " ucap Elleis kaget.

"itu pasti kakak-kakakmu kan? "

"bagaimana anda bisa tau?! "

Revan pun menceritakan bahwa ia sebenarnya menemukan dedaunan dan satu lagi... ia menemukan sebuah Lencana Kekaisaran Caesarea Lux.

dan dia pun langsung tau... mungkin... Elleis sudah bekerjasama dan punya koneksi dengan kakak-kakak nya untuk v menjatuhkan nya.

"tapi... saya benar-benar tidak bekerjasama dengan mereka!, justru merekalah yang datang mengganggu saya!, malah saya melawan mereka!"

"jika mau benar bekerja sama demi balas dendam juga tak apa... aku menantikan itu.. apa yang akan kau lakukan.. selanjutnya? " u ucap Revan tersenyum licik.

"dari awal pun akau sudah mengetahuinya... perasaan mu yang sebenarnya itu.. aku pun membantumu dengan sumur cara yang kulakukan sekarang. "

"Ya!, saya benci anda!, anda sangat jahat!, kejam!, anda merebutnya!, Satu-satunya yang saya miliki didunia ini!, saya memang benci anda!, dan belum cukup dengan itu anda malah menjatuhkan harga diri saya! "ucap Elleis emosi...

" maaf... saya akan menenangkan diri... "Elleis pergi...

Elleis pun pergi ke taman kerajaan lalu tiba-tiba suara seseorang memanggilnya...

"heii, kau ketahuan yahh?, adik kecilku.. Elleis? "

Elleis menengok dan melihat orang yang ia kenal

seorang pria berambut kuning keemasan, postur ideal , bulu mata lentik, dan mata berwarna biru terang yang indah..

Elleis diam terpaku.. dan ia pun berkata...

"k-kakak... Lucius?? "dengan ekspresi terkejut.