seorang wanita muda yang terjebak dalam kehidupan yang penuh rasa sakit dan kehilangan, kisah cinta yang terhalang restu membuat sepasang kekasih harus menyerah dan berakhir pada perpisahan.
namun takdir mempertemukan mereka kembali pada acara reuni SMA tujuh tahun kemudian yang membuat keduanya di tuntun kembali untuk bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28
Pagi hari setelah mediasi, Raka duduk di ruang tamunya dengan ekspresi tegang. Di hadapannya, sebuah meja penuh dengan dokumen hukum dan catatan terkait gugatan cerai yang akan dilawan. Di samping Raka, Zhang Ziyi, pengacara hebat yang baru saja mendarat dari Beijing, duduk dengan tenang. Zhang Ziyi, yang mengenakan jas rapi, tampak sangat menguasai situasi. Biantara, yang duduk di samping Ayana, tampak tidak sabar namun tetap menjaga sikap tenang, memastikan Ayana merasa nyaman.
biantara memperkenalkan Zhang Ziyi kepada Ayana dan raka dengan nada serius
"Ayana, bang raka, ini Zhang Ziyi, pengacara terbaik yang bisa kita andalkan. Dia sahabatku di Beijing, dan dia akan membantu kita melalui semua ini."
Ayana menatap Zhang Ziyi dengan tatapan agak ragu namun terkesan, lalu memberikan senyuman kecil
"Terima kasih sudah datang, Tuan Zhang Ziyi. Saya... saya harap ini bisa membantu."
Zhang Ziyi tersenyum dengan penuh percaya diri, berbahasa Indonesia dengan lancar.
"Terima kasih, Ayana. Jangan khawatir, saya di sini untuk memastikan hak-hak Anda terlindungi. Biantara sudah memberitahu saya banyak hal tentang situasi ini."
Biantara tersenyum sedikit dan duduk lebih dekat dengan Ayana, memberi dukungan tanpa kata-kata. Zhang Ziyi membuka mapnya dan mulai menyebarkan dokumen-dokumen yang akan menjadi dasar langkah hukum mereka.
"Saya memahami betul bahwa ini adalah proses yang sangat emosional, terutama untuk Anda, Ayana. Tetapi, kita akan berfokus pada fakta-fakta hukum yang ada. Saya akan mengajukan argumen bahwa pernikahan Anda tidak didasari oleh kehendak Anda sepenuhnya. Dengan bantuan dokumen ini, kita dapat menunjukkan bahwa tekanan yang Anda alami selama ini tidak bisa dianggap remeh."
Ayana mendengarkan dengan seksama, meskipun ekspresinya tampak penuh kecemasan. Di satu sisi, ia merasa lega ada orang yang membantunya, tetapi di sisi lain, perasaannya terhadap Devano dan ibunya masih membebani hatinya.
"Tapi Devano... dia masih berjuang. Dia tidak akan mudah menyerah." ucap ayana dengan nada khawatir
Biantara menoleh ke Ayana, menyentuh tangan Ayana dengan lembut
"Ay, kamu tidak sendiri. Kamu sudah terlalu lama terjebak dalam perasaan bersalah yang tak berujung. Sekarang waktunya untuk memperjuangkan kebahagiaanmu."
Ziyi melihat Biantara dengan senyuman memahami, senyuman yang seakan menyiratkan sesuatu.
"Ini bukan hanya soal hukum, Ayana. Kami semua di sini untuk memastikan kamu mendapatkan hidup yang pantas kamu jalani."
Zhang Ziyi memindahkan fokus ke dokumen yang ada di hadapannya dan menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi penolakan gugatan cerai dari Devano. Ia menjelaskan bahwa mereka akan mengajukan bukti bahwa pernikahan itu tidak sah secara emosional dan mental karena Ayana terpaksa menikah dalam keadaan tertekan.
"Kita akan mengajukan saksi-saksi yang mendukung, dan tentunya kami akan menguatkan bukti-bukti terkait kondisi mental Anda. Saya mengerti ini bukan hal mudah, tapi ini adalah jalan terbaik agar Anda bisa melanjutkan hidup." tutur ziyi
Ayana hanya mengangguk, meskipun hatinya terasa bergejolak. Namun, di balik ketegangan itu, ada rasa lega karena setidaknya ia merasa ada jalan keluar dari belenggu yang selama ini menghantui hidupnya.
Bian dengan suara tegas namun penuh kasih sayang mencoba memberi ketenangan bagi ayana
"Ayana, aku akan selalu ada untukmu. Aku tahu ini berat, tapi kamu pantas mendapatkan kebahagiaan. Tidak ada lagi yang harus kamu buktikan kepada siapapun."
Ayana menatap Biantara sejenak, perasaan cinta yang tak pernah padam untuknya kembali muncul dalam hatinya, meskipun ia berusaha menahannya. Dalam diam, Ayana menyadari bahwa meskipun tujuh tahun telah berlalu, Biantara masih menjadi cinta pertama dan terakhir yang selalu ada di dalam hatinya.
Ayana dalam hati, berbisik kepada dirinya sendiri
"Sampai kapanpun, kamu akan selalu menjadi bagian dari hidupku, Bian..."
ziyi melihat kedua sejoli itu saling menatap dan tersenyum lalu berkata dengan bahasa mandarin " aku tau dia cinta yang membuatmu gila bukan?" sindir ziyi sembari menggoda sahabatnya itu dengan bahasanya. Tentu saja yang mengerti bahasa tersebut hanyalah biantara dan juga dirinya.
bian menjawab berusaha tenang dengan bahasa mandarin "berhenti menggodaku"
ziyi tertawa melihat sahabatnya yang tengah memperjuangkan cinta pertamanya yang tengah berjuang pada proses bercerai dari suaminya.
___
Biantara dan Zhang Ziyi duduk di sofa ruang kerja Raka. Zhang Ziyi terlihat santai, sementara Biantara tampak serius membaca dokumen yang baru saja disusun oleh Ziyi. Ada tumpukan dokumen hukum di atas meja, namun suasana di antara mereka sedikit lebih ringan karena Ziyi yang mulai menggoda sahabatnya.
Ziyi tersenyum iseng sambil bersandar di sofa
"Kamu tahu, Bian, kalau aku bukan pengacara, aku mungkin sudah jadi penulis romantis. Melihat kamu setia pada satu wanita selama tujuh tahun itu luar biasa... atau mungkin sedikit menyedihkan?"
Bian melirik Ziyi sebentar tanpa ekspresi, lalu kembali fokus pada dokumen di tangannya
"Kamu punya terlalu banyak waktu untuk bercanda, Ziyi."
Ziyi tertawa kecil, memiringkan kepalanya ke arah Biantara
"Ayolah, aku cuma bercanda. Tapi serius, Bian, kamu ini terlalu kaku. Kadang aku penasaran, bagaimana caranya kamu bisa membuat Ayana jatuh cinta? Kamu bahkan tidak tahu caranya tersenyum."
Biantara meletakkan dokumen di atas meja, menatap Ziyi dengan tenang
"Dia jatuh cinta pada siapa aku, bukan pada versi yang kamu bayangkan. Jadi, tak perlu khawatir."
Ziyi mendekatkan diri, menggoda lebih jauh
"Mungkin aku harus belajar darimu, ya? Jadi pria misterius yang kaku dan serius. Siapa tahu aku juga bisa mendapatkan gadis yang memandangku seperti Ayana memandangmu."
mendengar sahabatnya terus berceloteh bian menyandarkan tubuhnya ke kursi, menghela napas panjang
"Ziyi, kamu tidak punya kesabaran untuk itu. Dan berhenti membuat Ayana terdengar seperti piala. Dia manusia, dan aku menghormatinya lebih dari apa pun."
Ziyi mengangkat tangannya seolah menyerah, sambil tersenyum lebar
"Baiklah, baiklah. Kamu menang. Tapi aku tetap kagum, Bian. Kamu ini benar-benar satu dari sejuta. Aku yakin kalau aku ada di posisi kamu, aku sudah menyerah sejak lama."
Biantara menyipitkan mata sedikit, lalu tersenyum tipis untuk pertama kalinya
"Itu karena kamu tidak tahu apa artinya mencintai seseorang lebih dari dirimu sendiri."
Ziyi terdiam sejenak, tersenyum kecil dengan tatapan penuh arti. Meski sering bercanda, ia tahu betul bahwa kesetiaan Biantara kepada Ayana adalah sesuatu yang langka. Ia menyesap kopinya sambil mengubah nada bicara menjadi lebih serius.
"Kamu tahu, Bian, aku menghormatimu. Aku tahu aku sering meledekmu, tapi aku paham kenapa kamu seperti ini. Ayana adalah alasan kamu tetap berdiri teguh, bahkan saat dunia menyerah padamu."
Biantara kembali mengambil dokumen dan berbicara datar
"Kamu baru tahu sekarang?"
mendengar itu ziyi tertawa kecil
"Aku selalu tahu. Tapi biarkan aku sedikit mengganggu ketenanganmu, itu bagian dari tugasku sebagai sahabat."
setelah candaan ziyi beberapa waktu lalu suasana kembali hening untuk beberapa saat, hanya suara lembaran kertas yang terdengar. Meski kepribadian mereka bertolak belakang, dinamika antara Biantara yang serius dan Ziyi yang humoris memperlihatkan kedekatan unik yang hanya dimiliki oleh dua sahabat sejati.