Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.
Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.
"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.
"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.
Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?
Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Dinyatakan Hamil
Akhirnya hari itu Hana memutuskan untuk beristirahat, supaya kondisinya segera pulih dan dia bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, di pagi berikutnya Hana kembali muntah-muntah, setiap makanan yang masuk tidak ada yang bertahan lama, membuat Rindy ikut merasa cemas.
"Kita periksa saja, Han, aku antar kamu ke dokter ya. Kebetulan hari ini aku masuk shift dua," ujar Rindy yang tak tega melihat Hana terkulai lemas di samping kamar mandi, karena dari tadi dia bolak-balik terus tanpa henti.
Hana terpaksa menurut, demi memulihkan tubuhnya. Rindy segera memesan taksi, supaya mereka lebih cepat sampai. Tanpa menunggu lama kendaraan roda empat itu membawa keduanya ke rumah sakit terdekat, Hana menunggu sambil menahan mual, karena perutnya kembali bergejolak saat mencium aroma obat-obatan.
"Sabar ya, Han, sebentar lagi nomor antrianmu dipanggil," ucap Rindy yang setia berada di sisi wanita itu.
Hana menjalani pemeriksaan, tapi dokter menyatakan bahwa gejala tersebut bukanlah penyakit, melainkan salah satu kondisi tubuh pada awal kehamilan. Sontak Hana merasa terkejut dan langsung bersitatap dengan Rindy.
'Hamil?' batinnya mengulang kalimat itu.
"Sudah berapa lama Anda telat haid, Nyonya?" tanya sang dokter, dan Hana baru ingat bahwa dia sudah tidak mendapat haid dua kali. Dia pikir karena stres, jadi haidnya tidak teratur, karena sebelum-sebelumnya juga seperti itu.
"Dua bulan, Dok," jawab Hana masih belum percaya dengan kabar yang didengarnya.
"Kalau begitu sebaiknya Nyonya langsung melakukan tes kehamilan dan juga USG, supaya lebih jelas silahkan Anda pindah ke bagian obgyn, nanti saya akan berikan rujukan," jelas sang dokter, karena dia tidak memiliki fasilitas tersebut. Di sana Hana akan mendapat penjelasan yang lebih rinci, guna mengkonfirmasi kehamilan dan menentukan usianya.
"Jangan cemas, Han, aku akan selalu ada di sampingmu," ucap Rindy yang mengantar Hana ke ruang obgyn. Karena dia tahu bahwa Hana pasti sangat shock, apalagi dia baru saja berpisah dari suaminya.
Hana hanya mengangguk dan menurut saat disuruh tespek. Beberapa detik menunggu, akhirnya kelopak mata Hana membulat sempurna saat melihat hasilnya. Dia sampai menutup mulut karena saking tidak percayanya.
Setelah sekian lama dia menanti dengan sabar. Akhirnya tumbuh seorang janin di rahimnya. Namun, dengan situasi dan kondisi yang sudah berbeda. Hana meneteskan air mata, di sisi lain bersyukur dan satu sisi merasa sedih, karena bayinya akan lahir tanpa ayah.
"Tidak apa-apa ya, Nak, Mamah akan menjagamu. Kita akan menghadapi dunia ini berdua," gumam Hana saat masih di dalam kamar mandi. Sampai akhirnya pintu diketuk, Rindy sangat penasaran dengan hasilnya.
"Bagaimana, Han?" tanya wanita itu saat pertama kali Hana keluar.
Hana langsung memperlihatkan tespek yang ada di tangannya. Dan Rindy menghela nafas panjang. Dia benar-benar merasa prihatin dengan kondisi yang sedang Hana alami. Sementara dokter yang tidak tahu apa-apa tentang pasiennya langsung mengucapkan selamat.
"Selamat, Nyonya, mari kita langsung lakukan USG untuk mengecek perkembangan janin Anda."
Seperti sebuah keajaiban, Hana menatap layar monitor yang sedang menunjukkan janin kecil di perutnya. Dia langsung menangis, karena akhirnya dia merasakan bagaimana rasanya hamil, seperti wanita-wanita di luar sana.
"Sebentar lagi aku akan dipanggil bibi," kata Rindy sambil tersenyum, dan Hana langsung mengangguk.
"Iya, Rin, aku akan menjaga dan membesarkannya sepenuh hati, dia akan jadi orang hebat," balas Hana, dia akan mengusahakan apapun untuk anaknya kelak. Dan berjanji untuk menyembunyikan kehamilan ini dari Heri maupun keluarganya, mereka tidak perlu tahu.
"Pasti, Han," ujar Rindy terus tersenyum. Kini Rindy akan menjadi saksi bagaimana Hana berjuang untuk kehidupan dia dan anaknya.
*
*
*
Dokter menjelaskan bahwa kehamilan sudah masuk minggu ke 12, artinya Hana hampir melewati masa trimester pertama. Namun, entah kenapa selama ini wanita itu tak merasakan gejala apa-apa. Mungkin saja karena tekanan yang dia dapatkan, sehingga setelah terbebas, sang janin mulai memberikan sinyal.
Pulang dari rumah sakit Rindy langsung menyuruh Hana untuk kembali istirahat. Karena ibu hamil memang tidak boleh terlalu lelah.
Namun, sebelum meninggalkan kamar Hana, Rindy merasa penasaran dengan satu hal yang bercokol di otaknya. Jadi dia berusaha menanyakannya pada Hana.
"Han, aku tahu ini privasimu, tapi apakah kamu berniat untuk memberitahu Heri tentang kehamilanmu ini?" tanya Rindy dengan nada hati-hati, takut Hana tersinggung.
Hana terdiam sejenak. Sumpah demi apapun, mengingat sikap dan sifat Mamah Saras, dia tidak ingin anaknya berada di tengah-tengah keluarga Hermawan. Mereka semua licik, bahkan tak punya hati.
"Tidak, Rin, aku putuskan untuk membesarkannya sendiri saja tanpa perlu dia tahu siapa ayahnya. Aku rasa itu lebih baik untuk mentalnya," jawab Hana dengan tegas. Dan Rindy hanya bisa menghargai keputusan saudarinya.
*
*
*
Karena sudah tidak ada Hana, maka semua pekerjaan rumah Mamah Saras yang melakukannya sendiri. Dia mulai menyadari bahwa semua itu melelahkan, hingga memiliki ide untuk meminta Mayang tinggal di sana. Setidaknya wanita itu bisa meringankan bebannya.
"Her, jangan lupa minta Mayang pindah kesini, jangan sampai kamu yang keluar dari rumah dan menetap di apartemen. Ingat, biaya perawatan dan sewanya itu mahal!" cetus Mamah Saras saat putranya hendak berangkat ke perusahaan.
"Iya, Mah, nanti aku bicarakan semuanya dengan Mayang," jawab Heri, seperti biasa dia mengiyakan semua saran ibunya, lalu melangkah pergi.
Tepat saat dia sampai di teras rumah, Mayang datang mengendarai mobilnya. Dia sengaja menjemput sang suami, agar mereka berangkat bersama.
"Pagi, Sayang," sapa Mayang sambil mengecup pipi Heri, dia turun supaya Heri yang mengambil alih kemudi. Dia juga sempat ingin menyapa ibu dan ayah mertuanya, tapi Heri langsung meminta Mayang untuk segera masuk.
"Kenapa Kakak melarangku bertemu Mamah?" tanya Mayang mengernyit.
"Aku bukan melarang. Tapi ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini mengenai tempat tinggal kita berdua, tidak mungkinkan setiap hari kamu menjemputku seperti ini, atau aku yang pergi ke apartemenmu," ujar Heri memulai obrolan.
"Terus? Kakak maunya bagaimana?"
"Mamah mau kita tinggal di rumah saja. Selain lebih efisien, gajimu juga jadi utuhkan, karena kamu tidak perlu memikirkan biaya sewa lagi," jawab Heri sambil sesekali melirik Mayang. Dalam pikirannya memang masih ada Hana, tapi dia juga tak ingin membuat istri keduanya merasa tersisihkan.
Mayang mencoba menimbang kelebihan dan kekurangannya, tapi karena dari kecil dia dibesarkan di sana. Dia rasa tidak masalah.
"Baiklah, kita ikuti saja saran Mamah. Mamah pasti ingin yang terbaik kan?" ujar Mayang sudah percaya diri bahwa dia akan kembali dimanjakan. "Oh iya, bagaimana tentang perceraian Kakak? Sudah diurus atau belum? Kita juga perlu mendaftarkan pernikahan kan supaya diakui sah oleh negara?" Sambungnya dengan topik lain. Karena dia tidak mau pernikahannya terus disembunyikan. Dia ingin seluruh dunia tahu, bahwa saat ini dia adalah istri Heri Hermawan.
🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃
liat Hana d'jadikan istri oleh El...
dan kejang² pas tau klo El pemilik perusahaan...
dan saat itu terjadi., Aku akan mentertawaknmu layangan
wah ini berita bagus untuk nya bukan kah dia msh mengharap kan Hana 🤭
selamat hari Raya idul Fitri mohon maaf lahir dan batin untuk semua readers dan othor kesayangan Nita mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰🤗
Bagus han? aku suka gaya eloo...pokoknya siapapun yang berani nyakitin kamu, bls han? lawan..jangan pernah diam saja dan mempersilahkan orang lain menginjak-injak harga dirimu.
makasih ya thor masih nyempatin buat up😁
dan buat nyonya sarah kita tunggu reaksi mu saat tau menantu yg di inginkan tak sebaik menantu yg kau sia"kan 😅😅