Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekasih rahasia Tuan muda kedua
Kekekkkk...
Pintu kamar di buka,
Han Rui membantu Leizu berjalan keluar menghampiri kakak perempuannya. Dia masih tidak berani menatap mata tajam dari Han Yu.
"Ikuti aku," ujar Han Yu berjalan pelan di depan adiknya juga Leizu. Gadis muda itu mengarah ke halaman kediaman utama tempat Ibu dan Ayahnya tinggal. Saat langkahnya sudah melewati ambang pintu halaman. Dia berkata, "Jaga ucapan kalian. Biar aku yang mengatasinya."
Han Rui mengangguk mengerti.
Han Yu kembali melangkah. Dia masuk kedalam ruangan kamar dimana ibunya tengah menjahit baju baru untuk putranya. Sedangkan Tuan Han duduk santai menikmati waktu luangnya. Sudah hampir satu minggu Tuan Han tidak ikut rapat di istana. Bahkan tugas di pemerintahan juga di bawa kembali ke kediaman. Melihat pintu kamar di buka, Han Yu memberitahukan pelayan yang ada di depan pintu untuk mengabarkan jika mereka datang.
Pelayan wanita itu masuk memberitahu kepada Nyonya Han juga Tuan Han yang ada di dalam ruangan kamar.
"Nona pertama, Tuan muda. Silakan."
Mereka bertiga masuk kedalam ruangan kamar. "Ibu, Ayah." Han Yu memberikan salamnya.
Nyonya Han dan suaminya menatap putrinya juga putranya yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka. Tapi ada yang berbeda, gadis pelayan juga ada di dekat Han Rui. Bahkan pemuda itu memeluk erat tubuhnya. Nyonya Han bangkit berjalan mendekat. "Han Rui, kamu tetap mengingkari janji mu terhadap Ibu." suara wanita itu penuh kekecewaan.
Han Rui berlutut di hadapan Ibunya, "Ibu. Dia gadis yang telah aku cari selama dua tahun terakhir. Aku sangat mencintainya. Tidak bisa hidup tanda dirinya. Aku ingin menikahinya sebagai istri sah."
Plakakk...
Tamparan kuat mendarat di pipi Han Rui. Pemuda itu tetap diam.
Leizu ikut berlutut namun di tahan Han Yu.
"Ibu, Han Rui memiliki hak untuk memilih. Jika kebahagiaannya ada bersama gadis ini. Kita juga tidak bisa memaksanya." Han Yu mendekat berusaha untuk menenangkan Ibunya. "Saat ini Leizu juga sedang hamil. Dia mengandung garis keturunan Han."
Mendengar itu Nyonya Han mencoba untuk menekan amarahnya. Kesalahan putranya sudah tidak bisa di benahi lagi. Dia juga tidak mampu melihat putranya dan cucunya yang akan lahir kedunia harus menderita. Wanita itu duduk kembali di kursi di bantu putrinya Han Yu. "Jika kamu bisa masuk menjadi tiga besar di saat ujian kenegaraan. Kamu bisa menikah dengannya. Aku bahkan akan memberikan kelonggaran untuk kalian berdua. Sekarang aku terlalu lelah. Kalian pergilah," ujar Nyonya Han menekan pelipisnya.
Han Yu memberikan isyarat kepada adiknya untuk segera membawa calon istrinya pergi.
Han Rui tentu mengerti. Dia dengan cepat membawa Leizu untuk keluar dari dalam kamar Ibunya.
Sedangkan Tuan Han masih saja diam. Dia bahkan tidak menanggapi kejadian yang baru saja terjadi. Hingga, "Aku akan menjadi seorang kakek." Dia tersenyum senang mendapati kenyataan yang selalu ia nantikan.
"Diam." Nyonya Han membentak tapi senyuman juga ada di wajahnya.
"Ibu, cucu pertama keluarga Han tentu harus lahir dengan sehat. Jika Ibu terus menekan Leizu hal ini akan berdampak pada kesehatan janin di dalam kandungannya." Han Yu memijat pundak Ibunya dengan sesekali memberikan pengertian.
Nyonya Han menghela nafas dalam di hatinya. "Sebenarnya Ibu juga tidak mempermasalahkan dari mana asal Leizu. Tapi adikmu bahkan tidak memiliki keberanian untuk mengakuinya. Jika kamu tidak membawanya kesini. Aku pasti akan menjadi Ibu, mertua dan nenek yang buruk di mata semua orang. Bagaimana Ibu bisa menerimanya."
Perkataan Nyonya Han membuat Han Yu senang. Dalam ucapannya itu sudah memperlihatkan jika Ibunya telah menerima kehadiran dari Leizu dan buah hati yang di kandungnya.
Han Yu pergi setelah keadaan kembali tenang. Dia duduk di bawah pohon yang ada di halaman kediaman pribadinya. Pelayannya Li An juga telah kembali.
"Nona pertama, Leizu awalnya seorang Nona muda di salah satu kediaman. Dia satu akademi dengan Tuan muda kedua. Mereka saling mencintai bahkan selalu bertemu setiap musim semi di ujung kota. Namun dua tahun yang lalu keluarganya mengalami kemalangan. Ayah dan Ibunya di asingkan sedangkan Leizu sendiri di jual sebagai budak rendahan. Dan baru satu tahun terakhir dia di jual kembali di Paviliun Bunga Kapas. Sehingga dapat di temukan Tuan muda kedua. Hubungan mereka terjalin kambali di saat itu." Pelayan Li An menjelaskan secara mendetail.
Entah mengapa saat pelayannya menjelaskan jalan kehidupan yang Leizu alami. Semua seperti sebuah kebetulan yang di arahkan untuk adiknya. "Li An, di Ibu Kota apa aku bisa menyewa seseorang untuk menyelidiki suatu hal?"
Pelayan Li An mendekat. "Perkumpulan rahasia Yin dapat melakukan apa saja selama ada bayaran."
"Kamu tahu keberadaan mereka?" Han Yu mengambil kipas bambu dari meja kecil di sampingnya. Kipas bambu di gerakkan membuat semilir kecil yang menyejukkan.
"Saya pernah mendengarnya. Perkumpulan rahasia Yin hanya bisa di akses melalui salah satu toko di ujung kota. Toko roti daging yang tidak terlalu terkenal."
Han Yu bangkit dari tempat duduknya. "Ahhh..." Merenggangkan tubuhnya. Sudah saatnya kita memiliki seseorang yang siap menjadi tombak. Dia berjalan santai menuju ke luar dari halaman kediaman. "Kita pergi kesana."
"Baik." Pelayan Li An berjalan terlebih dulu agar bisa menyiapkan kereta yang di butuhkan Nona pertamanya.
Sekitar jam sebelas siang di saat matahari sangat terik bahkan cuaca terasa panas. Han Yu memutuskan pergi dari kediaman untuk mencari tahu tentang keberadaan perkumpulan rahasia Yin. Membutuhkan waktu dua jam untuk bisa sampai di tempat tujuan. Gadis itu turun dengan penutup wajahnya begitu juga pelayannya. Mereka masuk ke dalam salah satu toko roti daging yang sepi.
"Li An, kamu yakin di sini tempatnya?" Han Yu memastikan kembali.
"Nona pertama, saya pernah mendengar dari Tuan besar jika benar ini tempat perkumpulan itu berada." Pelayan Li An meyakinkan Nona pertamanya.
"Ayah juga pernah meminta bantuan mereka?" Han Yu berbisik pelan saat dia sudah duduk di salah satu bangku korong.
Pelayan Li An mendekat. "Saat Nona pertama menghilang. Tuan besar pernah datang."
Seorang pria paruh baya menghampiri kearah mereka bedua. "Nona anda ingin memesan apa?"
Di ruangan itu tidak ada orang lain sehingga Han Yu dapat mengatakan keinginannya tanpa perlu di tutup-tutupi. "Tempat ini benar akses masuk perkumpulan Yin?"
Pria itu terdiam.
Han Yu mengeluarkan tiga lembar uang kertas bernilai seribu lima ratus tahil. "Aku bisa memberikan lebih jika memang ini tempat yang ingin aku tuju."
Pria itu berjalan santai menutup semua pintu dan jendela. Dia mendekat kembali kearah gadis muda di tempat duduk. "Nona muda, kami siap menerima pesanan anda."
Senyuman tipis terlintas di wajah Han Yu.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu