Ciara Anstasya, wanita berusia 27. merantau demi kesembuhan emntalnya, dari luar jawa sampai akhirnya hanya sebatas luar kota.
di tempat kerja barunya ini, dia bertemu orang-orang baik dan juga seorang pria bernama Chandra. satu-satunya pria yang selalu mengikutinya dan menggodanya.
"Berbagilah, kamu tidak sendirian sekarang"
kalimat yang pernah dia katakan pada Cia, mampu membuat hati Cia berdebar. namun, tiba-tiba rasa insecure Cia muncul tiba-tiba.
mampukah Chandra meredam rasa insecure yang Cia alami? dan menjalin hubungan lebih jauh denganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ningxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih dekat, lebih panas.
Semakin hari hubungan Cia dan Chandra semakin dekat. Tapi saat di tempat kerja, sebisa mungkin Cia menghindari Chandra karena akan memicu kemarahan Sandra padanya. Tak terasa ternyata Cia sudah bekerja selama tiga bulan di Restoran Jodoh, tak ada masalah anatara Cia dan Sandra karena jadwal mereka yang selalu berbeda. Mereka hanya bertemu sebentar saat sebelum jam pergantian shift.
"Mulai besok kamu dapat shift malam ya?" tanya Nina saat di perjalanan pulang.
"iya kak, ketemu lagi sama sih Sandra deh" ucap Cia dengan sedih.
"hahaha, Chandra juga shift malam lagi, nasib banget kamu Ci" Nina tak berusaha menghibur sama sekali .
"emang iya kak? Ah, makin menyala dong sih Sandra nanti. Apalagi mas Chandra malah dengan sengaja suka deket-deket aku kalau ada Sandra" Cia sudah cukup malas berurusan dengan mereka berdua di tempat kerja.
"Yang sabar ya adikku" ucap Nina dengan senyum senang di bibirnya.
"kamu nggak main lagi sama Zara?" tanya Nina lagi.
"nanti kalau libur lagi kak" jawab Cia dan Nina hanya menganggukkan kepalanya.
Nina sudah kenal dengan Zara dan tante Celine karena mereka sering beretemu saat Celine datang menjemputnya.
.
"Males banget ketemu nih anak lagi" Ucap Sandra di samping Cia yang hanya meliriknya sekilas.
"dan nggak ada yang suka beretemu dengan kak Sandra di sini" Cia membalas dengan nada malas.
Sandra menendang kaki Cia tapi sebelum terkena, Cia sudah lebih dulu menggeser tubuhnya menjauhi Sandra.
"Nanti pulang bareng Ci" ucap Chandra di samping Cia.
"nggak mau" jawab Cia yang segera menggeser tubuhnya menjauhi Chandra.
"harus mau" paksa Chandra yang kembali mendekati Cia.
"pokoknya nggak mau. Kalian berdua kenapa sih suka banget gangguin aku?" ucap Cia dengan jengkel karena posisinya sekarang di tengah, antara Chandra dan Sandra.
Chandra langsung menarik tangan Cia untuk menjauhi Sandra, saat sudah sedikit lebih jauh. Chandra meninggalkan Cia begitu saja, tanpa mengatakan apapun lagi. Dan Sandra yang berada di sebelah kiri Cia menatapnya dengan marah dan kesal. Cia hanya melongo saat Chandra pergi begitu saja.
"Sabar ya Ci, Cinta segitiga memang menyenangkan" ucap Doni yang tiba-tiba berdiri di sampingnya. Menggantikan Chandra.
"Apalagi sih Don? Apanya yang menyenangkan hah? Pakai bicara cinta segitiga pula" Cia semakin kesal karena Doni menggodanya.
"pokoknya seru banget liat drama kalian bertiga, kita tinggal nunggu aja siapa yang bakalan keluar dari tempat kerja ini" ucap Doni yang saat ini melirik ke arah Sandra.
"kalaupun aku keluar nih Don. Aku nggak mau sendirian, kalau tidak sandra ya mas Chandra yang harus ikut keluar juga" bisik Cia pelan.
"aku suka gayamu Ci" ucap Doni senang.
"Dasar, nggak ada yang normal emang karyawan di sini, termasuk aku" gumam Cia setelah Doni pergi menjauh darinya.
"Sekarang apalagi?" kesal Cia saat mendengar langkah kaki berhenti di sampingnya.
"Belum juga ngomong udah kena marah aja Ci. Kan emang aku harus berdiri di sini" ucap Riko dengan nada melasnya.
"maaf Rik, lagi darah tinggi soalnya" kata Cia dengan nada menyesal.
"Kenapa bukan orangnya aja yang tinggi?" kata Riko dengan santai tanpa merasa bersalah.
Cia hanya menatap Riko kesal.
"Sabar-sabar" ucap Cia dengan tangan yang mengelus dadanya pelan.
Tidak ada masalah untuk Cia karena tidak kerja sama dengan Sandra. Bahkan saat istirahat pun mereka tidak saling melihat apalagi menyapa. Tidak ada adu mulut karene jam istirahat Chandra yang tidak sama dengan mereka. Sampai pulang pun tidak ada masalah yabg terjadi dan Cia sangat bersyukur akan hal itu karena dia sudah cukup lelah dan pusing.
"kan aku sudah bilang kalau pulang bareng Ci" ucap Chandra di sampingnya. Cia hanya melihatnya sekilas, padahal dia sudah pulang lebih dulu tapi Chandra justru berlari mengejar langkahnya.
"malas berurusan sama Sandra mas. Kenapa kalian gak pacaran aja sih?" Cia berucap dengan kesal.
"emang kamu rela cowok setampan ini harus jadian sama nenek gayung? Bukannya lebih baik sama kamu?" kata Chandra dengan nada jailnya.
"ya iya sih emang sayang, tapi kan ngeselin kalau dia gangguin aku terus gara-gara mas Chandra deket-deket mulu" Cia berbicara dengan nada yang masih kesal. Dia type perempuan yang tidak mudah salah tingkah dengan ucapan manis para pria.
"aku emang sengaja kok Ci. Kalau ada apa-apa nanti mas yang tanggung jawab." Chandra dengan halus berbicara seperti itu.
"kamu yang tanggung, aku yang jawab ok? Hahaha" lanjut Chandra dengan tawa yang terdengar renyah.
"mana bisa begitu?" Cia memukul lengan Chandra dengan keras.
Chandra masih tertawa melihat wajah Cia yang terlihat kesal dan langkahnya yang semakin kencang. Tetap saja Chandra masih bisa menyamakan langkah mereka dengan kaki panjangnya, apa sih yang kalian harapkan dari kaki kecil Cia. Chandra selalu menggoda Cia selama perjalanan pulang hingga akhirnya mereka berpisah di depan gerbang kos Chandra.
Sandra yang juga berjalan kaki tak jauh dari mereka berdua sangat marah. Kedua tangannya mengepal erat saat melihat Chandra yang dengan lembut berbicara pada Cia, suara lembut yang tidak pernah Sandra dengar sebelumnya. Apalagi dengan senyum lepasnya yang tidak pernah Sandra lihat.
.
Cia keluar kamarnya untuk segera berangkat kerja. Tapi baru juga satu kakinya yang melangkah, Cia merasa ada banyak air di bawahnya. Saat Cia menundukan pandangannya ke bawah ternyata ada minyak goreng yang telah di tuangkan di depan pintu kamarnya. Cia hanya menghela nafas berat sebelum mengambil air dan kain di dalam kamarnya untuk membersikan minya itu.
"Sandra-Sandra, apalagi setelah ini" gumam Cia pelan dengan kepala menggeleng pelan.
"mau jauh atau dekat dengan mas Chandra tetap aja dapat teror darinya. Lebih baik deketin aja sekalian biar nggak rugi dua kali" Cia senang dengan idenya.
Setelah beberapa kali membilas akhirnya lantai itu tak terasa licin lagi. Cia segera berlari karena dia sudah banyak membuang waktu demi membersihkan lantai depan kamarnya.
Chandra yang berjalan kaki segera ikut berlari kecil saat melihat Cia begitu saja melewatinya.
"ngapain larimu kencang sekali Ci?" tanya Chandra dengan heran.
"nggak liat di belakangku ada siapa?" tanya Cia tanpa menghentikan larinya.
"sudah pasti lihat Ci, kemarin juga dia berjalan di belakang kita pas pulang kerja" Chandra berucap dengan santai.
"pantas saja, kenapa kamu sengaja banget sih, sudah tau kalau Sandra liat kita semakin dekat, dianya makin panas kayak kebakaran." gumam Cia pelan tapi masih bisa di dengar Chandra.
"dia bikin ulah lagi? Lempar batu lagi" tanya Chandra.
Cia langsung menghentikan kakinya.
"loh! Mas Chandra kok tau kalau dia pernah lempar batu?" tanya Cia kaget.
"tau lah, itu belum malam-malam banget untuk warung bakso di depan kosmu tutup kan? Meskipun lampu depan kamar kos kalian di matikan, tapi aku masih bisa melihatnya dengan jelas kok. Mataku kan masih sehat" jelas Chandra yang di akhiri dengan rasa percaya dirinya.
"Mas tau semua Ci, sudah beberapa kali dia gangguin kamu di tempat kos tapi sama bapak penjual bakso selalu bikin suara yang membuat Sandra membatalkan niatnya. Beliau yang sering melihatnya dan bercerita sama mas" penjelasan Chandra membuat Cia kaget. Karena dia sering mendengar suara-suara di depan kamarnya yang dia kira itu suara makhluk halus atau daun pohon yang tertiup angin di depan kos nya.
"Biarin aja sesukanya mas. Aku masih malas mau membalasnya" Ucap Cia yang masih tak menyangka dengan kelakuan Sandra.
"jangan terlalu lama membiarkannya Ci" ucap Chandra yang haanya di tanggapi anggukan kepala Cia.
Chandra hanya diam, begitupun dengan Cia. Tak ada obrolan yang mereka lakukan bahkan saat sudah mulai bekerja.
"Ci? Kamu di panggil pak Bayu" panggil Rina si kakak penjaga kasir.
"Iya kak, aku pergi dulu" pamit Cia.
Cia segera melangkahkan kakinya menuju ruangan pak Bayu. Cia bertanya-tanya kebapa pak Bayu memanggilnya di jam pulang begini.
"permisi pak" Cia langsung masuk setelah di persilahkan oleh pak Bayu.
Cia hanya diam menunggu pak Bayu mengatakan sesuatu.
"ada komplain dari pelanggan untuk kamu Ci. Mereka bilang kalau pegawainya kurang ramah, dan ada beberapa pesanan yang salah di antar" jelas pak Bayu pelan.
Cia hanya diam memikirkan ucapan pak Bayu. Sepertinya dia selalu ramah sama pelanggan, meskipun pelanggannya menyebalkan. Cia tetap melayani mereka dengan baik, paling nanti dia mengeluh ke Nina kalau ada pelanggan yang cukup menyebalkan.
"Maaf sebelumnya pak. Saya tidak pernah bersikap kurang baik pada pelanggan, untuk kari ini juga saya mengantar pesanan sesuai dengan daftar pesanan yang tertera di nota. Jika ada kesalahan bukankah itu salah dari penulisan pesanan?" jelas Cia. Dia tidak salah enak saja mau di salahin.
"Coba kamu baca sendiri" ucap pak Bayu kesal dan menyerahkan selembar note itu pada Cia.
Cia membacanya pelan-pelan dan ada beberapa kata yang di coret tapi Cia masih bisa membacanya, seolah kata yang di coret bisa membuat kalimatnya jadi ambigu.
"yang berambut panjang dan tubuh tinggi itu" ucap Cia pelan saat membacanya
"kenapa kalimat ini di coret pak?" tanya Cia tak terima.
...Tolong untuk bapak manager, katakan pada pegawai perempuan bapak yang berambut panjang dan tubuh tinggi itu untuk bersikap ramah pada pelanggannya. Apalagi pesanan saya banyak yang salah di antar. Ajari dia untuk tersenyum pada para pelanggan. Terima kasih....
"mana saya tau. Dari awal saya menerimanya sudah ada coretan itu" ucap pak Bayu membela diri.
"Dari sini bapak sudah tau kan yang seharusnya bapak panggil itu siapa?" tanya Cia lagi. Dia tidak akan takut karena tidak bersalah.
"iya, kalau begitu silahkan kamu keluar dan melanjutkan. Pekerjaan" ucap pak Bayu.
Cia segera keluar dari ruangan pak Bayu dan menuju ruang karyawan untuk segera pulang.
Cia segera pulang setelah berpamitan sama Nina yang mendapat shift malam.
.
Sepanjang perjalanan pulang, Cia berfikir siapa yang mencoret tulisan itu? Sandra? Ataukah pak Bayu sendiri? Tapi apa alasannya kalau pak Bayu yang melakukan?
sedangkan di belakang Cia ada Chandra yang berjalan pelan mengikutinya. Dia tak mau mengganggu Cia, dia hanya akan mengawasinya di belakang.
"kamu berbeda dengan karyawan-karyawan sebelumnya yang memilih untuk keluar daripada berurusan dengan Sandra Ci" gumam Chandra pelan dengan mata yang terus menatap Cia.
"dari pada Sandra, kamu meiliki kualitas yang lebih tinggi Ci. Seperti kopi Arabica. Meskipun Sandra kaya, tinggi dan bagi beberapa orang terlihat sangat cantik, tapi dia tidak memiliki pesona sepertimu. Dan kamu memiliki sesuatu yang tidak di milikinya" lanjut Chandra yang berdiri di depan gerbang kosnya melihat Cia memasuki gerbang kosnya. Chandra segera memasuki kosnya setelah melihat Cia tak lagi terlihat di matanya.
.
.
...****************...