ASSALAMU A'LAIKUM USTADZ

Dan Ustadz Adin pun melanjutkan kajiannya.

"Ada 3 poin utama yang perlu diperhatikan oleh seorang istri. Dan ketiga poin itu merupakan kunci bagi kebahagiaan dalam hidup berumah tangga. Apabila ke tiga poin itu di laksanakan dengan baik. Niscaya dia (sang istri) akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ke tiga poin itu ialah!" "1.Menyenangkan 2. Menaati 3. Menjaga".

"Pertama menyenangkan jika dipandang suami".

"Sudah seharusnya seorang istri menjadi penyejuk pandangan mata bagi suaminya!. Dan Rasulullah saw, pernah bersabda kepada Sahabat Umar bin Khathab r.a. "Bahwa istri yang shalihah adalah orang yang membuat suaminya bahagia ketika memandangnya".

"Dan inilah karakter istri yang baik, yang paling menyenangkan jika dilihat, yang menjadi penyejuk mata bagi suaminya. Yaitu seorang istri yang selalu berusaha memperbagus dan mempercantik dirinya ketika berada di hadapan sang suami atau setiap kali bersama dengan suaminya!".

"Agama Islam tidak hanya memerintahkan istri untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik. Akan tetapi, Islam pun memerintahkan kepada istri untuk merawat dirinya dan berpenampilan baik di hadapan suaminya, dan ini merupakan bagian dari hak suami yang harus ditunaikan istrinya. Oleh karenanya, berhias dan merawat diri untuk suami termasuk 'Ibadah' dan merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan 'Kasih Sayang!"

"Seorang istri shalihah yang mencintai suaminya, akan berusaha merawat dirinya untuk bisa menyejukkan pandangan mata suami, sehingga sang suami tidak akan memandang perempuan lain yang bukan haknya. Ia berhias ketika di rumah pada saat berada di samping suaminya, ia memakai parfum yang menyegarkan penciuman suaminya, dan ia tidak akan memakainya ketika keluar dari rumah. Berhias bagi seorang istri untuk suaminya itu bernilai ibadah, seorang istri bisa berhias diri untuk suaminya kapan saja, sejauh tidak menyebabkan kewajibannya terlalaikan dan terabaikan. Lebih dari itu, wajahnya akan memancarkan aura keteduhan, karena senantiasa dibasuh dengan air wudhu, dan akan semakin indah dengan senyuman dan kata - kata yang menenangkan saat bertemu dengan sang suami. Ada pancaran keikhlasan dan rasa syukur di wajahnya!"

"Wajah yang selalu tersenyum dan memancarkan keteduhan, serta kata-kata yang baik inilah yang akan menyenangkan suami!". Jadi, untuk menjadi perempuan yang terbaik, selalu berikanlah senyum yang terindah untuk suami, kata - kata yang menyejukkan hati, dan berhias lah secantik mungkin untuk suaminya!".

" Yang kedua, Menaati jika diperintah oleh suami". "Taat kepada suami merupakan salah satu kewajiban kita sebagai istri!. Dengannya kita bisa merebut hati suami dan akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, berupa surga-Nya yang indah. Banyak hadist yang memerintahkan kita untuk taat kepada suami. Bahkan, dalam salah satu hadist, sangat di tegaskan bahwa ketika seorang istri taat kepada suaminya akan dibukakan baginya pintu - pintu surga, dan kita sang istri bisa masuk dari pintu mana pun, sesukanya ke dalam surga!. MasyaAllah, TabarakaAllah, tidakkah kita semua menginginkannya, ibu - ibu?" Kata Ustadz Adin dengan lugas.

"Dalam hadist lain pun di jelaskan bahwa salah satu ciri istri shalihah, adalah yang taat jika diperintah oleh suaminya. Rasulullah saw bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT., maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya selain istri yang shalihah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya ketika suaminya pergi.” (HR. Ibnu Majah). "Dan Rasulullah saw., juga bersabda; ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu mempunyai istri yang shalihah, kalau kamu lihat melegakan, dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah, serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, dan jika diperintah, maka ia menaati mu.” (HR. Hakim).

"Lebih dari itu, Allah SWT. berfirman, di dalam kitab suci Al-Quran.

“Maka perempuan - perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).” (QS. An-Nisa’ ayat 34).

"Al-Qur’an menggunakan istilah Ash-Shalihat, yang bisa dimaknai dengan istri - istri shalihah". "Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, kata “Qaanitaat” memiliki makna “Muthi’at Li Azwaajihinna” yang berarti taat kepada suami". "Sedangkan dalam Tafsir Fathul Qadir menambahkan, yaitu yang taat kepada Allah, menjalankan hak - hak Allah, dan hak - hak suami. Sementara Al-Biqa’i dalam kitab Nadzmud Duror memperjelas, yaitu ikhlas dalam ketaatan kepada suami". Dari penjelasan beberapa tafsir tersebut dapat kita pahami bahwa kata "Qaanitaat" adalah seorang istri yang taat kepada Allah dan suaminya dengan sebenar - benarnya taat, patuh dengan kepatuhan yang sempurna dengan hati yang ikhlas!". Begitulah ibu - ibu..!" Sudahkah, kita taat kepada suami kita.?" kata Ustadz Adin, yang bertanya kepada jamaah ibu - ibu, sedangkan para ibu - ibu saling lirik - lirik tidak ada yang berani menjawabnya, Lalu sang Ustadz pun melanjutkan kata - katanya.

"Hanya saja, bagaimanapun kita hormat, patuh, dan cinta kita kepada suami, tentu saja kita tidak boleh melebihi cinta kita dan ketaatan kita kepada Allah swt dan Rasul-Nya karena ini konsekuensi dari keimanan.! Oleh karena itu, ketaatan kita kepada suami, tidak bersifat mutlak. Sehingga tidak boleh taat kepadanya dalam hal kemaksiatan!". Seperi sabda baginda Rasulullah saw. “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah).”

“Tidak ada kewajiban taat jika di perintahkan untuk durhaka kepada Allah. Kewajiban taat hanya ada dalam kebajikan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

"Dan yang ketiga menjaga dirinya dan harta suaminya".

"Ciri ketiga perempuan terbaik menurut Rasulullah saw. "Adalah ia bisa menjaga kehormatan dirinya dan menjaga harta benda suaminya terutama ketika saat suaminya sedang bepergian. Ia akan senantiasa menjaga pesan suami dan tidak melanggar hal-hal yang dibencinya!".

"Saat suami sedang tidak bersamanya, seorang istri wajib menjaga kehormatan diri dari segala hal yang buruk. Menjaga kehormatan diri sebagai muslimah sejati dan sebagai seorang istri, artinya juga menjaga tata pergaulan dalam Islam".

"Ia tidak boleh berduaan (khalwat) dengan laki-laki lain yang bukan mahramnya. Ia tidak boleh "Ikhtilath" (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya) dan ia pun senantiasa menutup auratnya. Ia menjaga kehormatan diri dengan menjaga cara berjalannya di depan laki - laki agar tidak menggoda mereka!". "Ia tidak memakai parfum yang dapat tercium laki - laki lain, dan membangkitkan keinginan tidak terpuji mereka!". "Ia menjaga suaranya, tidak mendayu - dayu terhadap laki-laki lain yang bukan mahramnya!". "Ia juga tidak berhias berlebihan saat keluar rumah atau bercanda berlebihan dengan kawan atau rekan kerja laki-laki, demikian halnya ia tidak keluar rumah untuk tujuan yang tidak terlalu penting, apalagi pada malam hari!".

"Selain menjaga kehormatan dirinya, saat tinggal berjauhan dengan suami, maka istri juga wajib menjaga amanah suami berupa harta yang dititipkan kepadanya. Seorang istri hendaknya membelanjakan harta suami dengan cara yang makruf, dan tidak berlebihan atau di luar kebutuhan kecuali dengan seizin suaminya!" Bisakah, kita berbuat seperti itu, ibu-ibu?" kata Ustadz Adin, dan jamaah ibu - ibu pada ternganga di buatnya.

"Amanah bagi istri ini, jika dilaksanakan dengan baik akan semakin menebalkan rasa cinta suaminya dan memberikan kebahagiaan hati yang tak terkatakan. Sebaliknya, suaminya pun akan memenuhi hak istrinya secara sempurna, dia tidak akan pernah berpaling darinya, walau hanya sedetik saja, dia akan sangat tulus mencintai istrinya apapun kondisinya, baik suka maupun duka!" Bukan kah begitu 'Mbak Yuyun?" kata Ustadz Adin matanya melirik ke arah 'Mbak Yuyun', orang yang di lirik pun menjadi tersipu malu, hanya bisa tersenyum dengan manisnya, hatinya ikut berbunga - bunga.

" I....iya U-stadz!" Jawab Mbak Yuyun Malu - malu, dengan hati yang dag.. dig.. dug.. di buatnya, karena tidak menyangka Sang Ustadz akan bertanya kepadanya secara tiba - tiba, dan semua jamaah yang hadir pun mengangguk - angguk kan kepalanya, semuanya seolah terbius dengan penjelasan Ustadz Adin yang jelas dan lugas.