Mencintai Gadis Biasa

"Sabar sayang, papa akan pikirkan caranya nanti supaya kamu bisa menikah dengan Ronald" ucap tuan Andi

"Iya nak, bagai mana pun ini juga demi kebaikan perusahaan kita" tambah nyonya Melisa yang berusaha menghibur putri sambung nya

"Lagian aku gak terima, siapa sih wanita tadi yang berani-beraninya merebut kak Ronald dari ku, Pokoknya gimanapun cara nya papa dan mama harus bisa bikin kak Ronald mau nikah sama aku" ujar Naina yang berkata dengan suara manja khas dirinya

"Iya sayang, kamu tenang aja nanti mama dan papa akan pikirkan caranya nya, seperti nya kita perlu menyingkirkan wanita itu dulu" ucap Nyonya Melisa dengan ekspresi penuh kelicikan

Rasa tak terima sekaligus penasaran terhadap identitas wanita yang kini bersama dengan Ronald, Nyonya Melisa pun segera mengutus orang untuk menyelidikinya secara langsung dengan tujuan agar ia bisa lebih mudah menghadapi nya nanti, Permainan pun sebentar lagi akan segera di mulai

"Siapakah dia? mengapa wajah nya terlihat sangat familiar, bagai manapun ini adalah pertama kalinya aku bertemu wanita muda itu talib mengapa rasanya aku sangat akrab dengan nya" gumam nyonya Melisa dalam hati

ia menyadari ada yang tidak beres dengan perasaan nya terhadap wanita muda yang ia temui hati ini namun sebisa mungkin ia berusaha menepis perasaan nya itu karna bagai mana pun kini dirinya adalah seorang nyonya yang di hormati dari salah satu keluarga kaya dikota itu, entah apa yang terjadi pada nya, tiba-tiba saja ia teringat akan bayangan masa lalu nya yang cukup kelam

"Tidak, itu tidak mungkin terjadi, tidak mungkin dia adalah anak itu, aku sangat yakin bahwa aku sudah membuang nya jauh-jauh bersama dengan lelaki miskin itu, seharusnya saat ini mereka masih berada di kampung kumuh di mana aku meninggalkan mereka sebelumnya" Gumam nyonya Melisa ya g berusaha untuk berkilah dari pikirannya sendiri

Sementara itu di Sebuah rumah sakit di mana tuan Danu di rawat, saat ini Ronald telah berusaha untuk melakukan yang terbaik dengan mendatangkan seorang dokter terbaik untuk menangani penyakit tuan Danu yang membuat nya tak sadarkan diri hingga saat ini

Tuan Danu yang sebelumnya memang memiliki riwayat penyakit di kepalanya di tambah benturan yang cukup keras tepat mengenai kepala nya hingga memicu penyakitnya semakin parah, namun seperti nya tanpa sepengetahuan Lusy ia menyembunyikan tentang penyakitnya itu

"Dokter Rendra apakah menurut mu penyakit tuan Danu ini masih bisa di sembuhkan?" tanya David

"Sejauh yang aku lihat, penyakit ini masih bisa di sembuhkan akan tetapi hanya akan ada kemungkinan 20% dari 100% "

"Maksudmu kemungkinan itu sangatlah kecil?!" tanya David lagi

"Benar" jawab dokter dengan singkat

"Aku tidak mau tau, bagai mana pun aku sudah membayar mahal untuk mendatangkan kamu kemari, berusaha lah dengan keras jika kau tak ingin kehilangan pekerjaan mu sebagai seorang dokter" tegas Ronald yang seolah tak perduli dengan kemustahilan untuk kesembuhan pasien

David dan dokter Rendra yang mendengar itu seketika tak berkutik, bagai manapun jika tuan muda Wijaya telah bicara maka tak akan ada yang bisa menentangnya meskipun itu harus menentang alam sekalipun

...----------------...

Hari-hari berlalu begitu cepat dan tak terasa kini telah satu bulan lama nya, masih dengan kenyataan yang sama, Lusy masih tetap berada dalam kendali Ronald namun kali ini ada yang sedikit berbeda, Lusy tidak lagi memberontak terhadap apa yang dilakukan Ronald padanya, ia kini terlihat semakin patuh terhadap Ronald

Yang dulunya ia menganggap Ronald sebagai pria Arogan yang selalu bertindak sesuka hati dan memanfaatkan kekuasaan, akan tetapi kini tidak lagi seperti itu, Ronald yang akhir-akhir ini selalu bersikap lembut padanya walaupun terkadang ada rasa jengkel dalam hati Lusy terhadap Ronald setiap kali ia mengatur nya namun Lusy tidak mempermasalahkan itu karna ia pikir sepanjang Ronald tidak menyakitinya dan tidak menyakiti ayah nya maka dia akan dengan senang hati untuk menyerahkan sisa hidupnya kepada Ronald

Pagi ini lusy terlihat tengah bersemangat untuk mengolah beberapa bahan makanan yang ada di dapur, dengan telaten dan terlihat sangat mahir ia memainkan peralatan dapur sesuai dengan kemampuan nya

"Non Lusy biar bibi aja yang masak non, non sebaik nya duduk saja" ujar Bi Nirah yang merasa tidak enak pada Lusy

"Udah bi biar aku aja, lagian hari kan aku mau jenguk ayah ke rumah sakit, aku akan membuatkan makanan kesukaan ayah, aku yakin dia pasti sangat senang" ucap Lusy yang berkata dengan penuh semangat

"Oh iya ya non, bibi lupa kemarin bibi juga udah dengar kalau ayah nya non udah Bagun dari koma nya, selamat ya non bentar lagi non bakal bisa kumpul sama ayah nya non" ujar Bi Nirah yang juga ikut merasa bahagia untuk Lusy

"iya bi, semua ini berkat Ronald yang sudah rela mendatangkan Dokter terbaik dari luar negri hanya untuk menyembuhkan penyakit ayah ku, aku sangat berterima kasih pada nya, bagai manapun berhutang Budi banyak pada nya"

"Iya non, tuan Muda sebenarnya memang memiliki hati yang lembut hanya saja dia sering bersikap kasar pada orang-orang yang tidak mematuhinya, bagai manapun dia besar di lingkungan yang begitu keras sehingga membuat nya menjadi seperti ini" ucap Bi Nirah yang merasa sedih kala mengingat masa kecil tuan muda nya yang begitu keras

Lusy mengecilkan api kompor nya dan berbalik menatap wajah renta wanita tua yang kini sudah mulai terlihat memiliki banyak garis-garis keriput

"Bibi, aku tau kamu adalah salah satu wanita yang menjadi saksi Ronald ketika masih kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, aku juga tau kamu adalah satu-satunya yang selalu melindungi nya dari gangguan kerasnya hidup, hanya saja,- terkadang aku bingung dengan sikap nya yang sering kali memarahi mu, kadang aku mulai meragukan nya apakah dia menyayangi mu atau...?!"

"Hehee, non Lusy bibi mengerti dengan arah pembicaraan non lusy, Tapi jangan dulu non Lusy salah paham pada tuan muda, dia bersikap seperti itu pada bibi bukan karna dia benci atau kejam akan tetapi hidup dan tinggal di lingkungan yang begitu keras membuat ia tumbuh menjadi lelaki yang Arogan dan dingin"

"Tapi bi, dia juga tidak seharusnya bersikap seperti itu sama bibi, bagai mana pun bibi adalah seseorang yang sudah merawat nya dari kecil"

"Yang dikatakan non Lusy memang ada benar nya, akan tetapi tidak mudah untuk hidup menjadi seorang tuan muda di keluarga kaya, bersikap keras dan tahan banting serta mental yang kuat benar-benar harus dimiliki oleh seorang pewaris seperti tuan muda, jika tidak maka,-"

.

.

.

BERSAMBUNG