NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.

Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.

Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Misi Berbahaya

Seraphina berdiri di depan papan misi Kuil Assassin, matanya menyusuri daftar tugas yang tersedia.

Setelah bulan-bulan pelatihan keras, akhirnya ia merasa cukup percaya diri untuk melakukan misi mandiri pertamanya.

Namun, tentu saja, ia tidak akan memilih misi yang terlalu mudah.

“Misi penyelidikan di perbatasan utara... menarik.”

Tugasnya sederhana: mengumpulkan informasi tentang pergerakan organisasi bayangan yang disebut "Ordo Kegelapan."

Mereka diduga sedang membangun kekuatan di luar kota, dan para petinggi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Seraphina menyambar gulungan misi itu dan segera melapor ke administrasi Kuil.

Tak butuh waktu lama, izin untuk menjalankan misi keluar.

Ia pun segera berkemas dan meninggalkan Kuil Assassin dengan rasa antusias.

Namun, siapa sangka bahwa perjalanan ini akan membawanya bertemu dengan seseorang yang tak terduga—Lucian.

---

Seraphina bergerak lincah di antara pepohonan, mengikuti jalur yang menuju perbatasan utara.

Malam mulai menjelang, dan dia memutuskan untuk mencari tempat persembunyian sementara sebelum melanjutkan perjalanan.

Namun, saat ia hendak naik ke pohon besar untuk beristirahat—

“Sudah kuduga akan bertemu denganmu.”

Suara familiar itu membuatnya membeku sesaat.

Dengan cepat, Seraphina berputar dan menghunus belati.

Di balik bayangan pepohonan, sesosok pria dengan mata perak tajam berdiri sambil bersandar di batang pohon.

Lucian.

Seraphina menyipitkan mata.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Lucian menyeringai tipis dan melangkah mendekat.

“Seharusnya aku yang bertanya. Kau yang sendirian di wilayah berbahaya seperti ini. Apa kau pikir aku tidak akan curiga?”

Seraphina menghela napas dan memasukkan kembali belatinya ke sarung.

“Aku sedang dalam misi mandiri.”

Lucian menaikkan alisnya.

“Oh? Kebetulan sekali. Aku juga dalam misi yang sama.”

Seraphina mengernyit.

"Tidak mungkin. Misi ini hanya untuk satu orang.”

Lucian terkekeh.

“Salah. Aku ditugaskan secara terpisah oleh Kuil Assassin. Namun, sepertinya kita punya target yang sama."

Seraphina terdiam.

Jika Lucian juga diperintahkan untuk menyelidiki Ordo Kegelapan, itu berarti organisasi ini benar-benar cukup berbahaya untuk menarik perhatian lebih dari satu pihak.

---

Setelah diskusi singkat, mereka akhirnya memutuskan untuk bekerja sama.

Meskipun Seraphina tidak terlalu suka berpasangan, ia tahu bahwa memiliki Lucian sebagai rekan bisa mempermudah penyelidikan ini.

Mereka pun bergerak menuju titik yang diduga sebagai tempat persembunyian Ordo Kegelapan.

Sepanjang perjalanan, Lucian terus memperhatikan Seraphina dengan tatapan penasaran.

Seraphina akhirnya mendengus kesal.

"Apa yang kau lihat?"

Lucian menyeringai.

"Aku hanya berpikir... kau semakin menarik."

Seraphina mendelik tajam.

"Kau tidak berubah. Masih suka bermain kata-kata."

Lucian tertawa pelan.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

Seraphina memilih untuk mengabaikannya dan fokus pada misi mereka.

Namun jauh di dalam hatinya, ia tidak bisa menampik bahwa Lucian memang selalu menjadi sosok yang menarik—berbahaya, namun menarik.

---

Ketika malam semakin larut, mereka akhirnya tiba di sebuah desa terpencil yang terlihat mencurigakan.

Seraphina dan Lucian bersembunyi di balik bayangan gedung usang, mengamati pergerakan para pria berjubah hitam yang mondar-mandir dengan senjata di tangan.

“Mereka terlihat lebih seperti tentara daripada sekte rahasia.” bisik Seraphina.

Lucian mengangguk.

“Sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu yang besar.”

Mereka harus berhati-hati dalam bergerak.

Tanpa suara, Seraphina memanjat dinding salah satu bangunan untuk mengintip ke dalam.

Di dalamnya, ia melihat sekelompok orang sedang berkumpul di sekitar peta besar yang terbentang di atas meja kayu.

Seorang pria bertubuh besar dengan tanda merah di dahinya sedang berbicara dengan suara berat.

“Kita harus segera bergerak sebelum mereka menyadari keberadaan kita.”

Seraphina mengerutkan kening.

Siapa yang mereka maksud dengan ‘mereka’?

Ia mengamati lebih lama, mencoba menangkap lebih banyak informasi.

Namun, tiba-tiba—

CRACK!

Sebuah suara terdengar dari arah Lucian yang tak sengaja menginjak ranting kering.

Para pria di dalam gedung segera waspada.

"Siapa itu?!"

Seraphina mengumpat dalam hati.

Lucian, sialan!

Tanpa berpikir panjang, mereka langsung melompat dari tempat persembunyian dan berlari ke arah hutan.

---

Mereka dikejar oleh beberapa anggota Ordo Kegelapan yang bersenjata lengkap.

Seraphina dan Lucian berlari secepat mungkin, namun akhirnya mereka terpojok di sebuah tebing curam.

Lucian menyeringai penuh percaya diri.

“Sepertinya kita harus bertarung.”

Seraphina menghela napas.

"Aku tidak suka melawan musuh yang tidak perlu... tapi baiklah."

Para anggota Ordo Kegelapan mulai menyerang tanpa ampun.

Seraphina menghunus belatinya dan mulai menari di antara musuh-musuhnya.

Gerakannya cepat dan mematikan, menghindari serangan dan membalas dengan akurasi sempurna.

Sementara itu, Lucian tertawa kecil sambil menikmati pertarungan.

Dengan senjatanya, ia menghabisi musuh dengan mudah, seolah ini hanyalah permainan baginya.

Dalam beberapa menit, semua musuh telah tumbang.

Seraphina menghela napas panjang, mengusap sedikit keringat di dahinya.

Lucian menyeringai dan menatapnya dengan penuh ketertarikan.

“Mungkin aku memang harus selalu menjalankan misi denganmu.”

Seraphina memutar matanya, namun dalam hati ia tahu bahwa Lucian adalah seseorang yang sulit dihindari.

Misi mereka masih belum selesai.

Dan sekarang, mereka punya alasan lebih kuat untuk menyelidiki apa yang sebenarnya direncanakan Ordo Kegelapan.

.

.

.

Seraphina dan Lucian berdiri di antara mayat-mayat anggota Ordo Kegelapan yang baru saja mereka habisi.

Namun, mereka tahu ini belum selesai.

Sebelum pertempuran tadi, Seraphina sempat mendengar sepenggal percakapan tentang rencana besar.

Ia menoleh ke arah Lucian, yang tengah membersihkan pedangnya dari darah musuh.

"Kita harus masuk lebih dalam," katanya serius.

Lucian mengangkat alis.

"Apa kau yakin? Kita baru saja hampir mati dikeroyok barusan."

Seraphina menyipitkan mata.

"Aku tidak butuh keberatanmu, Lucian. Aku akan tetap mencari tahu, dengan atau tanpa bantuanmu."

Lucian mendengus pelan, lalu menyeringai.

"Aku tidak bilang aku tidak ikut. Aku hanya ingin melihat seberapa jauh keberanianmu."

Mereka berdua kemudian bergerak kembali ke desa terpencil yang dikuasai Ordo Kegelapan, namun kali ini dengan lebih hati-hati.

Jika benar organisasi ini sedang merencanakan sesuatu yang besar, maka mereka harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum melaporkannya ke Kuil Assassin.

---

Setelah beberapa saat mengamati pergerakan musuh, mereka menemukan sebuah lorong tersembunyi di salah satu gudang tua.

Seraphina menempelkan tubuhnya ke dinding dan mendengarkan suara dari balik pintu kayu yang setengah terbuka.

Suara beberapa pria terdengar dari dalam.

"Prosesnya hampir selesai. Sebentar lagi, kita bisa mengaktifkannya."

Seraphina mengernyit.

Mengaktifkan apa?

Lucian, yang berdiri di sebelahnya, mengangguk tanda setuju untuk menyelinap masuk.

Mereka berdua menahan napas dan menyelinap ke dalam lorong bawah tanah.

Di ujungnya, mereka menemukan sebuah ruangan besar dengan cahaya redup.

Dan di sana, di tengah ruangan, terdapat sebuah altar batu dengan pola sihir kuno yang memancarkan aura mengerikan.

Seraphina merasa bulu kuduknya berdiri.

"Apa ini...?" bisiknya.

Namun sebelum mereka bisa menyelidiki lebih jauh—

"Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang."

Suara dalam dan berat bergema di ruangan.

Seraphina dan Lucian seketika berbalik dan mendapati seorang pria tinggi dengan rambut panjang keperakan dan mata merah berdiri di ambang pintu masuk.

Pria itu memancarkan aura yang sangat mengintimidasi, jauh lebih kuat daripada siapa pun yang pernah mereka hadapi.

Lucian langsung mengerutkan kening, bersiap untuk bertarung.

"Siapa kau?"

Pria itu menatap mereka dengan ekspresi tenang namun berbahaya.

"Aku? Aku hanyalah seseorang yang akan memastikan kalian tidak keluar dari sini hidup-hidup."

---

Seketika, pria itu menghilang dari pandangan.

Seraphina mengaktifkan refleksnya, melompat mundur tepat saat sebuah serangan cepat menghantam tempatnya berdiri tadi.

Cepat!

Lucian juga berhasil menghindari serangan itu, namun ekspresi wajahnya berubah serius.

"Ini bukan lawan biasa."

Seraphina menghunus belatinya, mencoba menyerang balik dengan kecepatan penuh.

Namun, sebelum serangannya mengenai target—

BAM!

Pria itu menangkap pergelangan tangannya dengan satu tangan dan melemparkannya ke dinding seolah-olah dia hanya boneka kain.

Seraphina terbatuk, merasakan sakit menusuk di tubuhnya.

Lucian mencoba memanfaatkan celah itu untuk menyerang dari belakang, tetapi—

"Terlalu lambat."

Sebuah tendangan kuat mengenai perut Lucian, membuatnya terpental menghantam salah satu pilar batu di ruangan itu.

Seraphina mencoba berdiri, menahan rasa sakit di tubuhnya.

Pria itu menatap mereka dengan ekspresi puas.

"Kalian punya potensi. Tapi masih terlalu lemah untuk menghadapi kekuatan sejati."

Seraphina mengepalkan tangan, amarahnya mulai membara.

Kita tidak bisa kalah di sini!

Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan perlawanan, suara derap langkah kaki terdengar mendekat.

Beberapa anggota Ordo Kegelapan mulai memasuki ruangan, wajah mereka terkejut melihat tamu tak diundang itu masih hidup.

Pria berambut perak itu memandang mereka sekilas, lalu tersenyum tipis.

"Kita akan bertemu lagi. Pastikan kalian lebih siap saat itu tiba."

Seketika, pria itu menghilang dalam kilatan cahaya hitam, meninggalkan mereka dalam kebingungan.

Lucian menggeram pelan.

"Sial. Dia mempermainkan kita."

Seraphina mengusap luka di bahunya, napasnya masih tersengal.

Namun, ada satu hal yang jelas baginya sekarang.

Musuh yang mereka hadapi jauh lebih kuat dari yang mereka duga.

Dan jika mereka tidak segera melaporkan ini, bencana besar mungkin akan terjadi.

Misi ini baru saja berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

1
MissHalu🐌🐢
mereka yg bertempur Mak yg cape
MissHalu🐌🐢
makin di baca makin banyak hal yg tak terduga.. semua teka-teki nya penuh dengan misteri
MissHalu🐌🐢
waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: aamin/Cry/
Sean71: amin🤲🏻
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri
MissHalu🐌🐢
bener kan Seraphina bisa
MissHalu🐌🐢
lanjutkan thor Mak betah kok, karna disini penuh teka-teki dan perjalanan nya sangat menegangkan /Determined//Determined//Determined/
MissHalu🐌🐢
semangat Seraphina aku yakin kamu bisa/Determined//Determined//Determined/
P®iπ©£ ®@πd0m§
keren,, lanjuuut
MissHalu🐌🐢
huaaa banyak teka tekinya ini mh,kaya TTS
MissHalu🐌🐢
keren.. mak ijin mampir ya,jangan marah kalo Mak betah/Facepalm/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
keren,,, semangat say,,,
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: maksih say/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!