NovelToon NovelToon
My Toxic Boyfriend AIDEN

My Toxic Boyfriend AIDEN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Ketos
Popularitas:428k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Spin off DELMAR

Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?

"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.

"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.

Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DITANGKAP

"Apa!" Delmar, Rey dan Manu kompak berteriak mendengar Miko bilang mau menikah dengan Sasa.

"Jangan gila!" teriak Delmar sambil menarik lengan kaos Miko. "Sasa itu selingkuh sama Aiden," tekannya. "Jadi kalau Sasa hamil, belum tentu itu anak lo."

"Terus, gue harus nolak saat Sasa minta tanggung jawab?"

"Iya!" jawab ketiga temannya kompak. Persahabatan mereka sangat erat, satu disakiti, yang lain ikut sakit juga, ikut geram. Mana mungkin mereka membiarkan Miko menikah dengan cewek murahan yang telah tidur dengan cowok lain.

"Gue bukan pecundang," ucap Miko.

"Arrghh!" Delmar berteriak sambil menendang meja yang ada di depannya. Saat ini, mereka bertiga sedang kumpul di rumah Rey. "Menolak tanggung jawab, bukan berarti lo pecundang Mik, tapi lo cerdas!" dia menekan pelipisnya dengan telunjuk.

"Seenggaknya, lo minta tes DNA, Mik, biar jelas itu anak lo apa anak Aiden," ujar Manu.

Miko terkekeh pelan. "Gue yang pertama kali ngerusak Sasa. Gue cowok yang sudah merenggut Keperawanannya, gua yang sering nidurin dia. Saat dia hamil dan bilang itu anak gue, apa pantas gue nyuruh dia tes DNA?"

"Pantas, Mik, pantas!" teriak Delmar. "Sasa udah sering tidur dengan Aiden, jadi pantas kalau lo minta dia tes DNA anak dalam kandungannya. Percaya sama gue, Mik," dia mengguncang kedua bahu Miko. "Naomi bilang sendiri, kalau Sasa ngaku sering tidur dengan Aiden."

Miko menyingkirkan tangan Delmar yang ada di pundaknya. Sebenarnya, dia juga sudah tahu soal Sasa yang selingkuh dengan Aiden. Dia curiga dengan perubahan sikap cewek itu yang tak pernah ada waktu untuknya, tak pernah juga curhat seperti dulu. Sasa seperti asyik dengan dunianya sendiri. Ponsel Sasa yang biasanya bisa dia buka, juga mendadak di kunci. Ada yang memberitahunya jika Sasa sering menemui Aiden di club, orang itu juga mengirimkan bukti foto Sasa yang sedang bersama Aiden.

"Anak siapapun itu, gue orang yang pertama ngerusak Sasa. Gue gak mau jadi pecundang, gue bakal tanggung jawab."

"Astaga, Mik!" Delmar sampai frustasi.

"Minggu depan, gue akan ke Kalimantan dengan Sasa. Pamannya dari pihak alm. ayahnya tinggal disana. Sasa ingin meminta dia untuk menjadi wali yang akan menikahkan kami nantinya."

Ketiga temannya sampai tak bisa berkata-kata lagi. Mulut mereka sudah lelah menasehati Miko agar tak menikahi Sasa.

...----------------...

"Kamu gak kuliah? Suara kamu serak, sakit?" tanya Naomi saat istirahat pertama, Aiden meneleponnya.

"Kayaknya radang aku kambuh, Yang."

"Beneran radang kambuhkan, bukan gara-gara semalam mabuk?"

"Ya Allah, Yang, suudzon aja bawaannya. Kalau gak percaya, nanti anterin aku periksa."

"Ya udah gak usah jemput, biar aku langsung ke apartemen kamu aja."

Aiden mengakhiri panggilan setelah itu. Tenggorokannya terasa panas, tubuhnya juga meriang. Dia menarik selimut lalu lanjut tidur. Aiden terjaga saat merasakan seseorang menyentuh keningnya. Saat membuka mata, senyumnya langsung mengembang. Seperti inilah impiannya bisa melihat wajah Naomi setiap kali dia membuka mata kala bangun tidur.

"Badan kamu anget," ucap Naomi.

"Tuh kan, aku gak bohong, Yang." Aiden menarik tangan Naomi, meletakkan di lehernya. "Kalau kamu nyentuh di sini, bukan anget lagi, tapi panas." Dia lalu menggeser posisinya untuk memberi ruang kosong di sebelah. "Bobo sini, Yang."

"Gak usah aneh-aneh!" Naomi mendelik tajam. Sebenarnya, selain karena Aiden sakit, ada satu hal yang ingin dia tanyakan pada cowok itu, tentang Laura. Barusan, Killa telepon, cerita kalau Delmar ditangkap polisi karena dituduh menusuk Laura. Tapi selain berita besar itu, ada satu hal lagi yang membuat dia gelisah. Yakni ditemukan banyak pesan ancaman di nomor telepon Laura. Nomor yang mengancam Laura itu, didaftarkan atas nama Aiden. "Kamu kenal Laura?"

"Laura? Laura siapa?"

"Mantan ceweknya, Del. Delmar di tahan karena tuduhan penusukan pada Laura."

Mata Aiden membulat sempurna. Dia segera mengubah posisinya menjadi duduk.

"Bukan kamukan pelakunya?" tanya Naomi dengan mata berkaca-kaca.

Aiden menggeleng cepat. "Aku gak kenal Laura, untuk apa aku nusuk dia."

"Laura hamil. Bukan kamu kan, yang menghamilinya lalu mengirim chat ancaman?"

"Astaghfirullah, Sayang," Aiden mendengus kesal. "Bisa-bisanya kamu nuduh aku kayak gitu. Aku gak kenal Laura, mana mungkin dia hamil anak aku," dia mengacak rambutnya frustasi.

"Tapi masalahnya, yang ngirim chat ancaman, adalah kamu."

Aiden kembali menggeleng cepat. "Sumpah demi Allah, bukan aku pelakunya. Aku gak tahu menahu soal Laura."

"Beneran bukan kamu?" tanya Naomi dengan air mata mulai menetes. "Kalau beneran kamu, aku gak akan maafin kamu. Kasihan Delmar, sekarang dia ditahan karena kasus ini."

Ting tong ting tong.

Suara bel membuat Naomi dan Aiden saling menatap.

"Biar aku yang buka," ujar Naomi seraya bangkit dari duduknya.

"Biar aku aja," Aiden menahan lengan Naomi. Dia khawatir kalau Sasa yang datang. Lebih baik dia yang menangani wanita itu.

Aiden turun dari ranjang, berjalan menuju ruang tamu lalu membuka pintu. Jantungnya berdegup kencang melihat dua orang berseragam coklat berdiri di depan pintu apartemennya.

"Dengan saudara Aiden?"

Tubuh Aiden seketika kaku. "I-iya," sahutnya dengan suara bergetar.

"Kami membawa surat penangkapan untuk anda atas tuduhan penusukan pada saudari Laura."

Aiden langsung syok mendengar itu. "La-Laura? Saya gak kenal dengan Laura," sangkalnya. Dia menjauhkan tangan saat polisi hendak membawanya. "Saya tidak kenal siapa Laura," ulangnya.

Penasaran siapa yang datang, Naomi menyusul ke depan.

"Anda bisa jelaskan nanti di kantor."

"Tidak, saya tidak mau," Aiden mundur beberapa langkah.

"Tolong kerjasamanya. Jika anda yakin tidak bersalah, anda akan kembali dibebaskan."

Brukk

Tubuh Naomi seketika mematung melihat tangan Aiden diborgol oleh polisi.

Melihat kehadiran Naomi, Aiden langsung menggeleng cepat. "Bukan, Yang, bukan aku. Aku bersumpah, bukan aku pelakunya," teriak Aiden saat polisi membawanya keluar dari apartemen.

1
@Al🌈🌈
/Good/
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Rika Hari
mantap rania
Anonymous
aiiii......tangging jawb lo...meleleh niy
Anonymous
gombalan Ai menakjubkan.../Drool//Drool/
Atma Inatun Nikhma
terima kasih.
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
Anonymous
aidennnnn..../Facepalm//Facepalm/
Lilyana R
laaaaah, tamat? ya. padahal masih kurang Thor.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
Cahaya
Luar biasa
EsTefaYe
yaaah begitulah kalau sdh tdk dpt mengendalikan diri...jd yg sebenarnya sangat dicinta jd terlepas/Toasted//Toasted/
EsTefaYe
lucu nic...aq suka novel yg bikin ketawa /Grin/
DIAN DEWI
part termewek sih ini🥲
DIAN DEWI
mashaallah Ai🩷
Atmita Gajiwi
/Joyful//Determined//Kiss//Heart//Rose/
Hanisah Nisa
terbaik novelnya...
Nayla Alysia
kapan novel baru nya
Fitri Riyani
Luar biasa
Fitri Riyani
nyesek banget...
jadi nom nom
Indah Martin
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!