Perjuangan seorang Wanita Yang sudah Di hianati oleh suaminya. hidupnya hancur setelah Menikah dengan seorang pria yang tidak pernah menganggapnya sebagai istri. walaupun Ia sudah berusaha menjadi istri yang Baik, akan tetapi Devan tidak pernah menghargai Kinanti. hingga pada akhirnya Mereka berdua berpisah karena Devan kedapatan Telah Berselingkuh dengan Wanita lain. dalam keadaannya yang sedang hamil Kinanti harus menerima Kenyataan jika Ia harus bercerai dengan Devan.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya kita nantikan di Episode selanjutnya yah.. Jangan lupa mampir 🙏 maaf baru pemula mohon Bantuannya 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 07: Kabar Pertunangan
"Hiks... Hikss..
Suara tangisnya membuat Satrio Keluar dan Mencari sumber suara yang sedang menangis itu.
"Kinanti? Apa yang terjadi Sama kamu? Apa kamu sedang nggak enak badan?" Tanya Satrio. Penuh Heran.
"Nggak pak. Aku hanya Kecewa dengan diri aku sendiri pak, Di saat ayahku Butuh sama aku. Tapi aku selalu nggak ada. Bahkan di akhir hidupnya aku Juga Nggak ada, aku bahkan nggak bisa Membahagiakan Ayahku, pak." Jelas Kinanti. Menahan tangisannya Di Depan Satrio.
"M-maaf Kinanti. Maksud kamu Ini apa yah? Aku nggak paham."
"Nggak ada pak, Nggak usah Di pikirkan pak." Balas kinanti. Lalu ia kembali masuk Dengan wajah yang di penuhi oleh rasa penyesalan karena sudah meninggalkan ayahnya. Yang sedang sakit demi mendapatkan uang untuk kehidupan mereka. Tapi sekarang Semua harapannya Sirna. Saat mendengar kabar jika ayahnya sudah meninggalkannya untuk selamanya.
Satrio masih penasaran dengan kesedihan wanita itu. Sehingga ia pergi mengikuti Kinanti hingga ke dapur sana.
"Kinanti, Aku tidak tau apa yang Sudah membuat Kamu Seperti Ini. Tapi jika Kamu Ada masala Tolong cerita sama aku, Siapa tau aku bisa membantu Kamu." Ucap Satrio. Berusaha Untuk Mencari tahu masala yang sedang Terjadi pada Kinanti.
Lalu Kinanti Menatap Satrio dengan Tatapan yang Menyimpan banyak Penyesalan di dalam sana.
"Kinanti, apa yang terjadi sama kamu. Apa kamu sakit? Atau kamu lagi dalam masala. Tolong Cerita sama Aku," Ulang Satrio.
"Nggak ada Pak," Singkat Kinanti. Lalu Mengusap air bening yang ada di Sudut matanya.
Ia sudah tidak bisa Berkata apa-apa lagi. karena Aditya tidak mengijinkannya untuk Kembali ke kampung. Sementara Keluarganya sedang menunggu Kedatangannya di sana.
"Ok, Baiklah. Jika kamu memang Tidak mau menceritakan Tentang Masala kamu sama aku, Nggak Apa. Tapi aku harap Ini bukan karena Aditya," Ucap Satrio. Seketika membuat Kinanti. Terdiam dan langsung Membalikkan Tubuhnya dan Kembali Bekerja.
"Saya ke depan dulu. Dan Saya berharap kamu akan Baik-baik saja. Sampai semuanya Selesai." Kinanti hanya mengangguk pelan. Tanpa Menoleh pada Satrio. Yang sudah berlalu dari tempat itu.
"Maafkan Kinanti, Pak. Mungkin Kinanti nggak bisa datang saat Pemakaman bapa. Kinanti hanya bisa Berdoa semoga bapa tenang di sana." Ucapnya sambil Terus Meneteskan air mata kesedihannya.
Kini wanita itu memilih Berdiam diri. Dan Fokus pada pekerjaannya. Sementara yang lain sudah siap mempersiapkan Tempat untuk Pertunangan Aditya dan Della. Jadi mereka tidak ada waktu untuk mengobrol satu dengan yang lainnya.
\*\*\*\*\*
Di tempat lain Ivan dan Pak Adrian. Sangat terkejut dengan Kabar yang di kirimkan oleh Aditya Kepada mereka. Untuk datang Ke restoran Tepat Jam Lima Sore. Adrian Yang tidak pernah menduga jika Putra keduanya Akan Melakukan Sesuatu yang di luar dugaannya hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Apa yang terjadi Sama Aditya. Kenapa dia Tiba-tiba Memutuskan untuk bertunangan dengan Della. Apa dia udah Nggak waras lagi," ucap ivanly. Yang tidak Menyangka jika Aditya harus bertunangan secepat ini. Bahkan tidak ada Pembicaraan Sebelumnya dengan kedua orang tuanya dan juga Ivan.
"Sudahlah. Jika memang ini sudah menjadi pilihannya, Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Terpenting dia bisa bahagia." ujar pak Adrian.
"Tapi apa ini tidak terlalu cepat, Gimana jika Ibu mengetahui hal ini pasti ibu akan syok." Ujar ivanly.
"Ibumu akan Mengerti dengan Keputusan Adikmu," balas pak Adrian.
Hal yang sama Juga di alami oleh Della. Wanita yang Sudah Menghianati Aditya.
"Kenapa kamu nggak ngomong Sebelum jauh-jauh hari sayang, kan aku bisa Undang Teman-teman kita dan juga Keluarga aku, meskipun aku nggak punya orang tua. Tapi aku masih punya Keluarga yang lain sayang, Dan mereka juga harus tau tentang Pertunangan kita." Ucap della. Dengan amat Serius. Karena Aditya Tidak Memberitahu tentang hal ini kepadanya. Dan itu membuat Della Sedikit Terkejut. Tapi ia juga merasa senang karena akhirnya bisa Bertunangan dengan Putra seorang pemimpin Di Perusahaan di mana ia bekerja.
"Apa kamu tidak setuju bertunangan dengan aku?" Menatap Della.
"B--bukan, begitu sayang, wanita mana Sih yang berani menolak kamu sayang, aku suka kok tapi aku Sedikit Terkejut saja karena kamu tiba-tiba Datang untuk mengatakan sesuatu hal yang Paling aku tunggu selama ini."
Aditya Tersenyum Menatap Della.
"Sebaiknya kamu siap-siap Dulu. Aku akan balik ke restoran, untuk menyiapkan pertunangan kita sebentar." Ucap Aditya.
Dan segera di anggukkan oleh Della. Setelah Melihat mobil milik Aditya sudah meninggalkan halaman rumahnya. Wanita itu bersorak gembira karena Aditya sudah ingin bertunangan dengannya. Bahkan ia juga sangat Senang karena pada akhirnya dia bisa leluasa Meminta barang-barang Mewah kepada Calon Suaminya itu.
"Haaa...
"Apa aku sedang tidak bermimpi kan?" Ucap wanita itu. Sambil menepuk Wajahnya. Sehingga ia merintih kesakitan dengan Tamparannya Sendiri.
"Auuuwww sakit,"
"Ternyata ini bukan mimpi ini Nyata. Berarti Aku bisa Memiliki apa yang aku mau, Setelah Menjadi Menantu keluarga Wijaya Ningrat.
Ucapnya sambil terkekeh melihat wajahnya di depan cermin.
Segala sesuatu yang di perintahkan oleh Aditya. Kini sudah tersedia bahkan dekorasinya sangat indah Membuat para Karyawan merasa cemburu dengan Pertunangan Bos mereka dengan Della.
"Sangat Cocok, Pak bos sama Della. Sama-sama Galak." Cetus salah satu karyawan.
"Hutsss. Kamu ini Bicara apa sih, gimana kalau ada yang dengar, bisa-bisa kamu di pecat dari sini." Sambung yang lainnya.
"Kalian sedang apa di sini?" Tanya Satrio. Pada ketiga Wanita yang sedang berdiri di halaman Restoran.
"Nggak pak, kami hanya Memastikan jika ada yang salah dengan dekorasi Bunganya pak," ucap wanita yang lainnya.
"Yah sudah, sebaiknya kalian ke belakang saja. Biar nanti aku yang Cek semua ini." Ujar Satrio. Lalu dengan cepat ketiga Wanita itu pergi.
Mobil Aditya Melaju mulus Hingga ke dalam Parkiran di restoran itu. Satrio hanya menatap Pria Yang baru saja keluar dari mobil itu dengan Pakaiannya yang amat rapi dengan Jas Berwarna Putih dan bawahannya Celana Panjang serupa dengan warna jasnya.
Semua mata Memandang Ke arah Aditya yang Berjalan dengan Gagahnya Menuju ke dalam Restoran. Tapi tidak dengan Kinanti. Ia Tidak tertarik dengan Penampilan Pria itu. Bahkan ia juga Tidak Menoleh saat Aditya melewatinya.
"Gimana, Apa semuanya sudah siap. Kamu nggak lupa kan Menyiapkan apa yang sudah saya minta sama kamu?"
"Tenang saja Bro. Semua sudah Siap, tinggal menunggu Tunangan Mu Sampai ke sini Dengan para tamu undangan yang lainnya." Balas Satrio.
"Bagus. Aku sangat senang bisa Menemukan sahabat baik Seperti kamu."
"Baik, jika ada maunya," cetus Satrio.
"Terus, della Kesini sama Siapa?" Tanya Satrio.
Aditya hanya tersenyum Menatap Kepada Satrio.
"Sama Bimo. Dia yang udah aku perintahkan untuk menjemput Della di rumahnya,"
"Oh, Oya. Apa kamu yang memarahi Kinanti?
Soalnya tadi aku lihat dia sedang nangis,"
"Mana ku tahu, Mungkin saja dia Lagi ada Masala," Jawab Aditya. Sambil membenahi pakaiannya.
"Udahlah, Lagian ngapain Kamu pikirkan wanita itu. Lebih baik Kamu cek pekerjaan di luar sana, dari pada Harus Memikirkan wanita itu." Ucap Aditya.
"Iya baiklah," Singkat Satrio. Lalu ia langsung Mengecek apa yang sudah di perintahkan oleh Aditya.
sipelakor ,mita..klo mau menyesal..
lanjutkan Thor