Anak itu tumbuh di keluarga kaya. Dia mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan segala macam hal-hal yang penting bagi orang kaya. Namun, dia terlalu fokus pada semua itu. Anak itu tumbuh menjadi orang egois, dia merasa tidak pernah bantuan orang lain, uang bisa melakukan segalanya. namun suatu ketika ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan, dia tinggal sendiri bersama para bawahannya, tapi ketika dia sakit, seluruh hartanya di curi dan semua bawahannya meninggalkannya. dalam keadaan menderita dia terbaring di rumah sakit, tanpa keluarga dan istri. dia baru menyadari pentingnya seorang istri, dan keluarganya. meninggal dalam penyesalan dan bereinkarnasi di Dunia lain. Dunia yang unik dan penuh dengan kultivasi. di sini dia akan berjuang demi kehidupan yang layak dan berdiri di puncak kultivasi.
Namun dia tidak punya akar spiritual, bagaimana dia bisa berdiri di puncak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari-hari yang buruk
Ketika Wanita itu berkata, dia tidak menurunkan sedikit pun tatapan tajamnya, matanya yang bulat sangat indah namun terlalu tajam seperti pedang. Tapi, di hadapan Gadis kecil Tang Ning’er, itu seperti sesuatu yang normal, atau barangkali Gadis kecil ini sering melihat tatapan seperti itu, dan mungkin juga dia sedang menyembunyikan ketakutannya. Apa pun itu, selanjutnya akan terlihat.
Namun ketika wanita itu ingin menggerakkan tangannya, dia merasakan embusan angin yang lembut namun mematikan. Dia berhenti dan memandang gadis itu sekali lagi. Wanita itu familiar dengan bentuk wajahnya setelah memperhatikannya. Dan suara embusan angin ini, tidak salah lagi.
Tang Ning’er berkata, “Jika aku terluka, ibuku akan datang. Oleh karena itu, pergilah sebelum ibuku datang. Dia tidak akan segan-segan membunuh orang-orang yang menyakiti anaknya.”
Suara Tang Ning’er sangat renyah dan ringan, tapi bagi wanita itu, dia tahu, ini kekalahan. Namun sebagai antisipasinya, dia lalu bertanya, “Siapa ibumu?”
“Dia disebut peri Utara.”
“Begitu?” wanita itu sekarang mengetahuinya. Dia menjadi tahu mengapa gadis itu berani memblokir serangannya dan berdiri seolah tidak ada yang mampu menandinginya, meski dia kecil.
“Nona, kita akan bertemu lagi.”
Ketika kata-kata itu selesai, wanita itu berubah menjadi embusan angin lalu menghilang.
Tang Ning’er berjalan mendekati Xiao Li dan bertanya, “Kau tidak apa-apa?”
Di pikiran Xiao Li berbagai pertanyaan muncul. Dia penasaran siapa wanita yang ingin membunuhnya dan siapa identitas Tang Ning’er. Dia tidak suka menahan penasarannya lalu bertanya.
“Aku seorang peri.”
“Peri lagi. Bagaimana kau bisa menjadi seorang peri?”
“Dari bakat bawaan. Dengan memiliki akar spiritual kau bisa menjadi seorang Peri.”
Xiao Li tidak punya akar spiritual dan apa dia bisa menjadi seorang peri? Xiao Li bertanya lagi.
“Mengenai itu aku belum tahu, tapi mungkin saja kau bisa membuat akar spiritual palsu.”
Xiao Li tidak mengetahui akar spiritual palsu itu dan dia sekarang malas ingin mengetahuinya. Hanya mengangguk lalu membuka pintu. Menoleh ke belakang, “Aku lapar kau tidak ikut makan?”
“Aku baru saja melakukannya.”
“Baguslah.” Xiao Li merasa lega. Jadi, dia dapat menghemat nasi yang ada di rumahnya.
Setelah makan dan Tang Ning’er berkomentar tentang rumahnya yang buruk, akhirnya gadis itu pergi, tapi sebelum itu berbalik bertanya siapa Nama Xiao Li.
“Namaku Xiao Li.”
Tang Ning’er terkejut. “Namamu lucu.” Dia berbalik, melambaikan tangannya lalu berjalan keluar.
Xiao Li memperhatikannya, kemudian memperhatikan gerbang rumahnya, bagaimana dia menjelaskan kehancuran itu? Bagaimana ibunya akan memperbaikinya?
Xiao Li ketakutan dan menunggu ibunya hingga larut malam, tapi malam itu ibunya tidak pulang. Ke mana ibunya pergi? Xiao Li berpikiran positif dan menunggu ibunya. Dia tertidur dan keesokan harinya ibunya juga tidak datang. Besoknya lagi, juga tidak.
...****************...
...****************...
Berhari-hari, berbulan-bulan dan tahun pun berganti, ibunya menghilang. Xiao Li tidak tahu ke mana ibunya pergi dan pencarian besar-besaran pun dilakukan, namun ibunya juga tidak ada. Ke mana ibunya pergi? Semua orang bertanya seperti itu. Ada yang mengatakan ibunya mungkin sudah di makan hewan buas dan seluruh tubuhnya tidak tersisa. Ada juga ibunya mungkin lari bersama laki-laki lainnya. Xiao Li mengirim surat kepadanya ayahnya, juga ayahnya tidak ada yang menjawab. Ke mana juga Ayahnya?
Xiao Li bingung. Tidak ada yang tahu di mana pasti ayahnya bekerja. Dia hidup sendirian dan dalam keadaan bingung, namun Penderitaan Xiao Li tidak akan separah itu jika dia hidup di keluarga kaya seperti di kehidupan sebelumnya. Dia bisa memulai bisnis kecil-kecilan, tapi bisnis membutuhkan modal, jadi dia bekerja kepada seorang pedagang dan di gajih kecil karena umurnya.
Xiao Li menerimanya. Dia menjual kue-kue di pinggir jalan.