Samuel seorang pria matang berumur 28 tahun sudah memiliki seorang istri bernama melisa mereka saling mecintai dan telah menikah selama 2 tahun, namun pernikahan mereka tidaklah seindah yang orang lihat, melisa yang berprofesi sebagai model haruslah selalu pergi keluar negri meningalkan samuel bekerja dan hidup sendiri bersama pembantu muda yang bernama villia, bagaimanakah kisah mereka bertiga nantikan ceritanya di manggatoon ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jrpv's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah kotak bekal
Setelah villia menyiapkan makanan dan mengambil nasi untukku aku pun mulai mengambil 3 macam masakan itu kepiringku.
Aku menyantapnya pelan sedangkan villia telah pemit pergi ke dapur untuk mencuci segala peralatan masak yang telah dia gunakan.
Selama makan sendiri itu aku tetap menghabiskan nasi dipiringku ini, walaupun aku kesal keistriku tapi rasa lapar dan masakan lezat yang villia sediakan untukku membuat mood ku mulai membaik.
Setelah aku menyelesaikan sarapanku.
"Villia ..! " pangilku tiba tiba dan sedikit keras agar dia mendengar panggilanku tersebut.
"ya, ada apa tuan?" hadir villia cepat melap tanganya yang basah kerna air dengan sapu tangan, aku melihat tampilan sederhananya lagi. Jauh lebih enak di pandang karna villia sedikit memoles bedak dan lipblam pada bibirnya.
"maaf, apakah kamu masih sibuk?" tanyaku pada akhirnya setelah puas melihat penampilan dirinya hari ini.
"ya...tuan, apakah ada yang bisa saya bantu ?" tanya villia balik sopan kepadaku.
"bisakah kau menyiapkan bekal sederhana untukku ?" tanya serta pintaku pelan padanya.
Villia segera menganguk kecil dan kembali kedapur mengambil kotak bekal yang memang telah tersedia namun tak pernah terpakai tersebut.
Dia segera menyiapkan bekal yang aku pinta, sedikit menambah paduan atau pelengkap bekal untukku dan segera menyerahkannya padaku.
"ini tuan, bekalnya..! " serahnya sopan kepadaku dan akupun mengambil tas bekal yang ia siapkan itu dari tanganya.
"terima kasih, maaf jika aku merepotkanmu !" ungkapku berterima kasih aku yakin dia pasti lelah karna telah menolong mengemas barang bawaan istriku yang telah pergi keluar negri itu lagi. Dan aku malah menambah pekerjaanya saja.
"tidak apa apa tuan, saya senang jika masakan saya sesuai dengan selera tuan" balas villia sopan dan tak enak mendapatkan ucapan terima kasih dari majikan laki lakinya ini.
Akupun hanya menganguk kecil keluar dari rumah dan pergi kekantorku dengan suasan hati yang baik.
Di dalam ruanganku
"bekal dari siapa tuan ?" sapa serta tanya riko sekretaris serta teman curhatku ini.
"oh ini !, ini dari rumah..!" jelasku singkat dan duduk dikursiku. Riko pun hanya merengut kecil mendengar penjelasanku yang tak ia paham artinya. Apakah bekal itu dari nyonya, tapi kan nyonya telah pergi keluar negri lagi.
Dan sebanyak yang riko tahu bahwa nyonya yakni melisa istrinya samuel tuan mudanya ini tidaklah bisa dalam hal dapur. riko hanya menaikan bahunya bingung memikirkan siapa yang telah menyiapkan bekal untukku itu.
Dan akupun telah sibuk dengan segala berkas dan vile yang telah disusun rapi oleh riko sekretarisku ini.
Semua pekerjaan berjalan lancar jadwal kerjaku tak terlalu padat, dan sekarangpun telah memasuki jam makan siang.
Akupun mulai membuka 2 buah kotak bekal ukuran sedang tersebut. 1 kotak berisi nasi, telur gulung ayam paha filet beserta saus sambal dan mayones. Sedangkan kotak yang satunya lagi memiliki dua tempat dan isiannya pun berbeda beda. Yang satunya berisi salad sayur untuk memenuhi bekal nasiku, sedangkan yang satunya lagi buah buahan seperti angur tanpa biji dan potongan melon segar .
Dan tidak lupa pula villia telah memberikan aku 2 botol minuman, yang satu air putih biasa saja, dan satu lagi jus buah yang diberi yogurt tersebut.
Aku tersenyum lebar melihat bekalku yang sangat lengkap, rasa, bentuk dan banyaknya ini, mengingat villia mempersiapkannya dengan waktu yang cukup cepat dan terburu buru.
Akan tetapi semua rasa dan semua hal yang ia siapkan dan ia berikan padaku sangat luar biasa, dan tak kurang satupun. Aku sangat senang mendapatkan bekal seperti ini.
Coba saja melisa mau belajar dan mau untuk mencoba menyenangkan diriku mungkin aku semakin mencintainya, namun sayang aku mengharapkan suatu hal yang mustahil dari dirinya.
Setelah aku menyantap dan aku mengahabiskan seluruh bekal yang tersedia di kotak bekalku kecuali beberapa potong melon dan anggur itu.
Perutku sangat kenyang dan tak sanggup lagi untuk menghabiskan semua buah yang disiapkannya. aku pun mengambil sapu tangan di balik kemeja ku melap bibirku yang lelah mengunyah menghabiskan buah tersebut.
"hah.. Kenyangnya " ungkap ku pelan, rasaku kenyang dan hatiku senang.. Bekal lengkap buatan villia telah menjadi raja di perutku tersebut. Aku semakin menyukai cara dia bekerja dan rasa masakannya.
.
.
.
Tak terasa hari sudah malam menunjukan jam 09.00 wib. Aku pun mulai memakai jas ku kembali sedikit membenarkan kerah bajuku yang tak rapi dan mulai memasukkan kotak bekalku ke dalam tasnya lagi.
Setelah sampai diluar kantor yang sudah mulai sepi karna biasanya jam pulang kantor jam 08 malam kecuali bagi tim atau karyawan lembur.
Setelah menempuh perjalanan santai dan telah berada di depan pintu rumahku..
"selamat malam tuan.. " sapa sopan villia dengan baju tidur yang berbeda tapi tetaplah sopan menurut penilaianku.
"maaf !, kok kamu gak tidur ?" maafku serta tanyaku aneh kenapa pula dia yang menyambut kepulanganku malam ini.
"maaf tuan, saya terbangun tadi dan mendengar pintu terbuka, apakah tuan gak nyaman jika saya menyambut anda pulang ?" jelas villia serta tanya sopan tanpa ada niatan aneh terhadapku
"tentu.. Tentu tidak, maaf..!" balasku pelan dan kakiku melangkah masuk aku canggung mengingat melisa telah pergi keluar negri dan hanya tinggal kami berdua si rumah luas ini. Namun villia tetap nyaman dan tetap tenang menyiapkan sebuah teh hangat untukku.
"silahkan tuan !, kalau perlu apa apa tuan bisa panggil saya " ungkap villia menyerahkan segelas teh panas itu kepadaku dan mulai melangkah masuk kekamarnya.
"tunggu !" ungkap serta tahanku tiba tiba.
"ya tuan !" langkahnya terhenti dan menghadapku kembali menanyakan apakah aku membutuhkan sesuatu.
"bisakah kau menyiapkan makan malam untukku ?, aku lapar !" jelas serta pintaku pelan. Ya perutku lapar kembali mengingat aku hanya makan sarapan siang dari bekal yang ia siapkan untuk diriku tadi itu.
"Baik tuan kalau begitu mohon ditunggu sebentar !" balas villia sopan dan segera melangkah kedapur menyiapkan makan malam yang aku pinta padanya.
Sedangkan aku sendiri melangkah ke lantai dua menaiki tanga dan membuka pintu kamar ku.
"*deg*" hatiku bergetar lagi. Tampilan kamar aku dan melisa telah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, suasana di kamarku seakan baru. Apakah dia mengubah atau merapikan kamar ini. Tapi entahlah aku tak marah, malah aku suka tataan serta kebisaanya dalam hal bersih bersih serta menata rumah.
Setelah puas melihat tampilan baru dari kamarku akupun melangkah ke kamar mandi melepas segala baju kantor yang melekat ditubuhku saat ini.
Aku menyiapkan air hangat di bak mandiku dengan sendirinya, aku tak ingin meminta bantuan villia, pastilah dia tak nyaman akan permintaan ku jika aku utarakan. Setelah bak mandiku terisi akupun mencampurnya dengan air dingin suhunya aku atur agar tubuhku bisa berendam santai di dalamnya.
Setelah dirasa cukup akupun mengambil sabun seukuran bola golf itu dan setelah sabunya terendam keluarlah busa serta harum dari sabun tadi..
akupun merendam tubuhku secara perlahan dan menikmati aroma dari sabun tersebut. Aku berendam dan membersihkan diriku di kamar mandi dengan cukup lama hingga.
Tok ..tok..
bunyi ketukan di pintu kamarku
"ya sebentar ..! " teriakku sedikit keras karana aku sedang mengeringkan rambut dengan handuk kecil dan masih berada di kamar mandi.
Aku pun membuka pintu kamarku, aku lupa bahwa aku hanya mengunakan handuk sedang yang menutupi bagian bawahku saja
"aaa...!" pekik villia keras dan menutupi mata serta wajahnya itu..
"hei.. Hei.. Tenang ini aku !" pintaku pelan dan malah mendekatinya.