ZAVARA

Kiara berhasil sadar dan memuntahkan semua air yang masuk kedalam tubuhnya. semua orang ikut merasa lega melihat Kiara sadar. Zea mendekat dan memeluk Kiara.

"Kak Ara," ucap Zea.

Zavier dan Kiara saling menatap tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Zea mengucap dengan sangat jelas. itu membuat Zavier terharu dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Gue gak salah dengar kan Ra?" tanya Zavier memastikan.

Kiara terkejut saat melihat lebih jelas kearah Zavier. ada sedikit lipstik menempel  disekitar bibir Zavier. dengan cepat Kiara menarik Zavier berlindung disamping tubuh Zea dan menghapus bekas lipstiknya. Zavier sendiri hanya mematung dan berusaha mencerna apa yang Kiara lakukan.

"Sorry," ucap Kiara pelan masih berusaha menghapus lipstiknya.

Zavier menatap Kiara yang begitu dekat dengannya. kembali teringat saat ia memberi napas buatan untuk Kiara. ia pikir Kiara tak akan tau hal itu. sayangnya lipstik Kiara sudah menjelaskan semuanya.

"Kita pulang sekarang," ucap Zavier membantu Kiara berdiri.

Saat polisi datang, Riya dan pesuruhnya sudah kabur duluan. namun Zavier meminta semua pengunjung untuk menjadi saksi dan menunjukkan video yang mereka rekam.

Sesampainya di mobil Kiara terlihat begitu menggigil. Zea yang kebetulan memakai jaket langsung melepaskan jaketnya dan menyelimuti tubuh Kiara. Kiara benar-benar tersentuh dengan perlakuan Zea yang begitu khawatir padanya.

"Sayang pakai jaketnya, nanti Zea masuk angin," ucap Zavier yang mendapat gelengan dari Zea.

Zea kembali kemode awal, diam membisu tak mau bicara. itu membuat keduanya merasa bingung karna mereka yakin Zea tadi bicara.

"Zea, nurut sama ayah yah cantik. kak Kiara gak papa kok," ucap Kiara menggigil.

Zavier membuka bagasi dan mengeluarkan selimut untuk Kiara. sedangkan dia masih bisa menahan rasa dingin yang mulai terasa menusuk kulit.

Selama diperjalanan Zea benar-benar memperhatikan Kiara. pandangannya tak pernah lepas dari wajah Kiara. saat ini Kiara tertidur karna merasa demam mulai menyerangnya. membuat seluruh tubuhnya terasa lemas tak berdaya.

Sesampainya di rumah. Zavier menggendong Kiara menuju lantai 2 dan menidurkan Kiara di kasur. setelah itu Zavier menelpon seseorang untuk membantu Kiara berganti pakian.

"Zea, nanti ada ibu Tuti kesini bantu Zea sama kak Ara ganti baju yah," ucap Zavier sebelum melangkah pergi.

"Ayah," panggil Zea yang membuat Zavier berbalik dan duduk dilantai tepat dihadapan Zea.

"Coba bilang sekali lagi," ucap Zavier penuh harap.

"Ayah," ucap Zea lugas.

Tangis Zavier pecah saat itu juga dan memeluk Zea erat. "Zea, ayah bahagia banget dengar Zea bicara lagi," ucap Zavier sambil meciumi seluruh wajah Zea.

Zea hanya tersernyum kecil. "Ayah, terimakasih."

Zavier menggeleng. "Nggak sayang, ayah yang harusnya berterimakasih karna Zea mau bicara lagi."

"Jangan nangis ayah," ucap Zea menghapus air mata Zavier.

Bukannya berhenti menangis, tangisan Zavier makin pecah dan itu membangunkan Kiara. Kiara yang melihat adegan itu kembali menutup matanya demi menjaga harga diri sang bos. ia tau sang bos akan sangat malu jika tau Kiara melihatnya menangis.

"Ayah, Zea takut," ucap Zea menunduk.

"Maafin ayah yah karna datang terlambat. lain kali ayah tidak akan meninggalkan Zea lagi," ucap Zavier mengelus kepala Zea.

Tak berselang lama ibu Tuti yang biasa membersihkan rumah ini pun datang. ia menyapa Zavier dan Zea dengan sangat ramah. mereka sudah saling mengenal satu sama lain ibu Tuti pikir ia dipanggil malam-malam begini untuk memandikan Zea seperti dulu, ternyata ia salah. ia dipanggil untuk menggantikan pakaian seorang wanita.

Kiara adalah wanita pertama yang menginjakkan kakinya di rumah itu. saat Zavier tinggal disana tak pernah sekalipun ia membawa wanita kerumah itu. hanya ada Zea, bunda dan ibu Tuti.

Kamar yang Kiara tempati sekarang adalah kamar Zavier dulu. kamar yang tak pernah dimasuki siapapun kecuali sang pemilik. dan sekarang dikasur itu ada seorang wanita cantik yang ibu Tuti yakini adalah pasangan Zavier.

"Bu, tolong gantikan baju Zea dan dia." ucap Zavier.

"Baik mas. mbaknya cantik yah mas," goda ibu Tuti.

"Saya akan tinggal beberapa hari. tinggalah bersama kami," ucap Zavier.

"Baik mas, besok saya akan mengambil beberapa pakaian saya." ucap ibu Tuti.

Zea yang harusnya tidur dikamarnya sendiri. kini berada dikamar Kiara. ia masih takut untuk sendiri setelah kejadian tadi. demam Kiara pun mulai turun, Zea tidur dengan posisi memeluk Kiara.

Zavier terbangun tengah malam, entah kenapa rasanya ia ingin melihat Zea lagi dan lagi. setelah mendengar Zea bicara lagi Zavier menjadi sangat bahagia sampai tak bisa tidur. yang terngiang hanya wajah Zea dan suara Zea saar memanggilnya ayah.

Saat membuka pintu kamar Zea ternyata kosong. ia tak panik dan beralih membuka pintu penghubung kamar itu. terlihat Zea dan Kiara tidur saling memeluk membuat hati Zavier menghangat. tanpa sadar ia tersenyum singkat dan berjalan menuju sisi Zea. Zavier mencium pucuk kepala Zea tepat saat Kiara terbangun karna merasa ada orang lain disekitarnya.

Benar saja ada Zavier yang mencium pucuk kepala Zea dan mengucapkan selamat malam. Zavier sendiri merasa malu karna tertangkap basah mencium Zea. Kiara yang sadar harga diri sang bos mulai terluka segera berlagak mengigau dan mengucapkan hal-hal tak jelas layaknya seorang yang mengigau.

Melihat itu Zavier percaya, dan mengelus kepala Kiara. "Ssssstttt, lo lagi demam gak usah rewel," ucap Zavier.

Mendapat belaian gratis dari Zavier tentu saja tak Kiara sia-siakan. ia senang bukan main tapi masih bisa mengontrol dirinya untuk tidak terbang detik itu juga. tak terasa Kiara pun tertidur akibat belaian tangan Zavier dikepalanya.

"Kalau tidur gini lo kaya orang normal Ra," ucap Zavier menatap Kiara. "Tapi kenapa lo nguji sabar gue mulu kalau lo sadar?" tanya Zavier bingung.

......................

Paginya Kiara terbangun lebih dulu dengan niat ingin membuat sarapan untuk mereka. saat sampai didapur ia terkejut saat melihat seorang wanita paruh baya tengah sibuk memasak disana.

"Ibu siapa?" tanya Kiara hati-hati.

"Orang rumah," ucap Zavier yang duduk di kursi meja makan.

"Selamat pagi pak, mau sarapan apa hari ini?" tanya Kiara yang terbisa menanyakan hal itu.

Ibu Tuti yang mendengar itu seketika aktifitasnya terhenti dan menoleh kearah mereka. sedangkan Zavier sudah memasang wajah kesalnya.

"Eh, sorry gue lupa sumpah. gue udah terbiasa jadi reflek," jelas Kiara membela diri.

"Ulang!" tegas Zavier.

"Selamat pagi Zav, pagi ini lo mau sarapan apa?" tanya Kiara gembira.

Tentu saja ia gembira. bisa memanggil nama sang bos tanpa embel-embel bapak menurut Kiara itu sangat menyenangkan.

"Zav?" tanya Zavier bingung.

"Iya Zav, biar mudah aja gitu gue manggilnya. Zavier itu terlalu panjang," jelas Kiara.

"Terserah."

"Ok Zav, lo mau makan apa?" tanya Kiara lagi.

"Zea masih tidur?" tanya Zavier.

"Biar saya saja yang membangunkan Zea mas," ucap ibu Tuti.

Sambil menunggu Zea, Kiara menyiapkan roti selai coklat untuk Zavier. meskipun Zavier tak menjawab akan sarapan apa, tapi biasanya Zavier akan sarapan roti dengan selai coklat dikantor. tentu saja yang menyiapkan semua itu juga Kiara.

"Zav, rotinya mau satu ada dua?" tanya Kiara.

Zavier mulai kesal sendiri mendengar Kiara memanggilnya Zav, seolah mereka sangat akrab. tapi jika ia protes bisa dipastikan detik berikutnya Kiara akan kembali memanggilnya Pak. Zavier iri dengan Rion yang bisa bicara santai pada Kiara. sedangkan dirinya hanya bisa bicara formal, formal dan formal.