NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pria Beristri

Terpaksa Menikah Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:386.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

Tidak ada gadis yang mau menikah dengan lelaki beristri, apalagi dalam keterpaksaan ibu tiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Belum siap.

Sarla masih menikmati hari harinya, tanpa sosok seorang suami. Ia begitu senang dari malam pertama hingga saat ini Daniel tak kunjung datang menemuinya lagi.

Di dalam hotel semua fasilitas sudah terpenuhi, makanan, tempat bersantai dari semua yang diinginkan Sarla.

Memanggil untuk meminta, keinginannya pun langsung terpenuhi.

Ceklek ....

Suara pintu kamar hotel terdengar di buka, Sarla terkejut, ia bangun dari tidurnya.

Sosok itu ternyata Daniel.

Ia terburu-buru bangun dari tempat tidurnya, duduk di atas kasur menatap lelaki itu berjalan ke arahnya.

"Sarla, apa kamu menikmati liburan hari ini?"

Pertanyaan Daniel membuat Sarla menundukkan wajah.

Dimana lelaki itu kini mengangkat dagu Sarla," Kenapa setiap kali saya mengajak kamu berbicara, wajah kamu selalu mengarah ke atas lantai?"

" Karena saya belum terbiasa!"

Daniel mencengkram dagu sang istri, dagu yang tak pernah terlihat namun teraba.

Mengangkat perlahan, sampai kedua mata itu masih menunduk." Apa boleh saya membuat kamu terbiasa."

Deg ....

Jantung Sarla seketika bergejolak, terasa berdebar, ia baru pertama kali merasakan tangan kekar yang menyentuh dagunya.

Tubuhnya bergetar seperti ketakutan, Daniel yang merasakan getaran tubuh istrinya hanya tersenyum kecil.

"Disentuh pun kamu masih ketakutan, " ucap Daniel, melepaskan tangannya dari dagu sang istri.

Sarla hanya bedecak kesal, tak mampu berucap satu patah katapun. Bagaimana tidak takutnya Sarla dengan sosok lelaki bernama Daniel itu. Terdengar dari perkataannya sedikit menyeramkan bagi Sarla.

Daniel mulai melepaskan jas kantornya, ia kini berjalan menuju ke ranjang tempat tidur, merebahkan tubuh merasakan lelah karena seharian bekerja.

Sarla mulai bangkit dari tempat tidurnya, namun tangan kekar itu meraih tangan lemah Sarla. Menarik wanita bercadar itu hingga terjatuh pada kasur.

Daniel mencoba mendekati tubuhnya ke arah Sarla, dimana wanita itu merasakan rasa tak nyaman. Bergeser, perlahan sedikit menjauh.

"Kenapa kamu menghindar, bukanya kita sudah menjadi suami istri."

"Maaf saya belum terbiasa."

kata-kata yang membuat Daniel merasa bosan mendengar, " apa tidak ada kata lain selain berkata tak terbiasa?"

Daniel lelaki dingin itu kini menarik tubuh satu, sehingga mereka begitu dekat. Jantung Sarla berdecak membuat hawa panas membakar tubuhnya seketika.

"Perasaan apa ini?"

Gumam hati Sarla.

"Saya akan mengajarkan kamu arti terbiasa!"

Dari sifat dingin Daniel, ada perasaan tak mengerti pada hati Sarla.

Daniel sengaja, memeluk istrinya yang terlihat kaku tiba tiba. " kamu takut. "

Sarla masih saja diam, ia tak bisa mengucapkan satu patah katapun, karena Daniel begitu dekat.

"Apa yang harus aku lakukan saat ini." Gumam hati Sarla.

"Saya akan mengajarkan kamu agar mudah di atur. " Napas Daniel begitu tercium wangi, menyeruak pada hidung Sarla. Ia tak mampu bergerak, seakan tubuhnya dikuasai oleh lelaki yang berada di sampingnya.

Tangan kekar, mulai menarik cadar berwarna coklat bata itu, perlahan. Namun." Hentikan."

Daniel terkejut dan terbangun. Terlihat sekali Sarla masih merasakan rasa takut, dadanya naik turun seperti mendapatkan suatu menyeramkan dalam hidupnya.

"Kamu kenapa?"

"Jangan pernah buka cadar saya!"

Sarla enggan mempelihatkan wajah cantiknya, ia berusaha melindungi diri.

"Hey, kamu ini sudah menjadi istri saha saya. Kenapa saya tidak boleh melihat wajah kamu."

"Biarkan cadar ini menempel pada wajah saya, sementara waktu, saya belum siap melayani anda."

"Baiklah, jika kamu belum siap, saya akan mencoba mengerti kamu. Hanya saja saya akan memberikan kamu waktu selama dua hari."

Mendengar perkataan Daniel, Sarla kini mengangkat kepalanya, dimana ia membelakangi sang suami.

"Jika dalam dua hari ini kamu belum siap dan terus menghindar dari saya. Saya pastikan perusahaan papah kamu masih di ambang kebangkrutan."

Mengepalkan kedua tangan, tak percaya jika lelaki bergelar seorang CEO ini penuh dengan ancaman, Sarla berusaha tetap tenang. Walau sebenarnya hati masih di selimuti rasa takut akan dekapan dan sentuhan lelaki. Apalagi lelaki yang bersamanya hanya menikahi Sarla atas dasar keinginan.

"Saya akan usahakan, mengatur rasa takut saya ini."

"Bagus, jangan kecewakan papah kamu."

Sarla tidak salah apa apa, justru yang harusnya kecewa adalah Sarla, dimana tanggung jawab sang papah tidak dilaksanakan sebagai seorang ayah semestinya.

Pak Gunawan malah mengorbankan anak kandungnya untuk menikah dengan pria beristri. Miris bukan, rela kehilangan kebahagian anak dari pada kehilangan harta.

Daniel kini bangkit dari tempat tidurnya, ia berdiri, membenahi kancing baju yang terbuka.

Pergi dari hadapan Sarla, hingga dimana.

"Tunggu?"

Suara Sarla, menghentikan langkah kaki Daniel, ia membalikan badan dan bertanya?" Ada apa?"

"Dalam surat perjanjian, saya membaca jika anda akan menceraikan saya ketika sudah memiliki seorang anak dari rahim saya!"

"Betul memangnya kenapa?"

"Apa anda akan memberitahu pada anak itu jika saya ibunya?"

Daniel mendekat, dan berkata!" Sarla, mana ada saya memberitahu anak itu jika ibunya adalah kamu. Tidak mungkin pastinya, yang ada kamu hanya akan dilupakan."

Deg ....

"Berarti anda hanya memanfaatkan saya."

"Ya selebihnya seperti itu, bukanya dil kan, kamu mendapatkan apa yang kamu mau, perusahaan jaya. Uang mengalir. Dan saya mendapatkan keinginan saya yaitu seorang anak dari rahim kamu dan dari darah daging saya."

Daniel kini duduk di samping Sarla, menyandarkan dagunya pada kedua tangan." Apa kamu berharap saya tetap menjadikan kamu seorang istri? Walau kamu sudah melahirkan anak saya."

Sarla tetap saja diam, ketika setiap ucapan terlontar dari mulut Daniel.

"Sarla, asal kamu tahu. Saya hanya bisa mencintai istri saya satu satunya, saya sebenarnya malas melakukan semua ini. Kalau bukan karena istri saya yang belum siap memiliki seorang anak."

Daniel semakin mendekat, ia menatap wajah yang tertutup cadar itu," Jadi selama kita menikah, saya berharap kamu bisa menghasilkan seorang anak dari rahim kamu ini. "

"Apa anda tidak akan menyesal dengan perkataan anda ini? Jika saya tidak bisa melahirkan seorang anak. Apa anda akan tetap menjadikan saya sebagai seorang istri?"

"Sarla, Sarla. Jangan berkata hal bodoh, dalam surat perjanjian itu, sudah tertulis, jika selama kita menikah dalam kurung waktu dua tahun kamu belum mempunyai seorang anak. Saya akan ceraikan kamu."

Sarla berusaha tetap tenang, mendengarkan perkataan lelaki disampingnya.

Daniel mulai berdiri kembali, ia kini melipatkan kedua tanganya.

"Oh ya, ada lagi. "

Membulatkan mata, Sarla memberanikan diri. Menatap ke arah wajah suaminya.

"Apa?"

"Mungkin ini tidak ada dalam surat perjanjian ya, saya katakan saja pada kamu!"

Perkataan mengejutkan dari mulut Daniel, Sarla ikut berdiri. Ia penasaran dengan perkataan Daniel yang akan terlontar saat itu juga.

"Perusahaan kamu akan kembali lagi dalam keterpurukan, dan pastinya papah kamu akan jatuh miskin."

Sarla seakan tak menerima dengan penjelasan itu," Kenapa anda melakukan hal sekeji ini. Sama saja anda merugikan saya dan keluarga saya."

Pada akhirnya Sarla memberontak juga, ia tak menerima dengan perjanjian yang tak di tulis dalam kertas putih itu.

"Ayolah Sarla terima nasib, makanya jangan terlampau bodoh. Jadi kamu harus berusaha membuat rahim kamu berbuah anak saya, jika kamu dan keluarga kamu tidak ingin di rugikan."

Daniel membalikan badan, ia berucap kembali," Tolong simpan perkataan saya."

Ia pergi, meninggalkan Sarla di dalam kamar sendirian. Dimana kini Sarla menangis, ternyata keluarganya di jebak akan muslihat kelicikan sang CEO.

"Jika ada perjanjian seperti ini, aku tidak sudi menikah dengan lelaki bernama Daniel itu, kurang ajar sekali dia." Mengusap kasar air mata, Sarla tak boleh menangis, ia harus kuat menjalani lika liku kehidupan.

Begitupun dengan perjalanan rumah tangganya yang hanya sebatas kepura puraan semata.

Ponsel bergetar pesan dari Natasya.

Pesan apa yang dikirim Natasya? Apa sebuah kata maaf atau sebaliknya.

1
Erna Ladi Yanti
dasar laki2 plin plan
zhoedjie liem
kurang sat set si Danil ayo selidiki istri tercinta mu...
zhoedjie liem
rasain tu Wulan ketipu...
Umi Umi
menampar tu plakkk thor bukan palkk aih ceritamu bagus tapi syg tulisan bahasanya gak bisa dimengerti pembaca
fitri arip: 🤣🤣🤣 aduhh makasih umi, biar saya revisi. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Tia Hariani
lanjut sy suka , jadi penasaran
Nursan Mahmud
Ahh so tor buat penasaran aja🙈
muhammad affar
lamanya kedok wulan terbongkar
Jane Bsbd
ko jadi enak ya liat si Danil udah tau Wulan hina masih di pelihara semoga sarla dapat yg lebih dari si Danil kuk tu
Jane Bsbd
plin plan lakinya
but
kya nya pernah baca lani ini bukan anakx gunawan iya ga sih. apa dicerita lain ya 😂kalau iya kapan keungkap nya udh mau bab 200 mash gini2 aja
fitri arip: maju mudur cantik ya kak, santai. Nanti ada kok pembahasan lebih detai. 🤣🤣🤣🤣 yang sabar, autor hanya remahan repenyek yang menerima krisan sepenuh jiwa dari pembaca setia yang selalu autor cintai. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
kavena ayunda
karma buat wulan mana hadeh
Lilis Hariyanti
ceritanya gak ada ujungnya
fitri arip: Sama kak, seperti kehidupan tidak ada ujungnya, tinggal menunggu kematian datang. 😊😊😊

Makasih kak, sudah komen, seakan membuat motivasi untuk saya agar lebih baik dalam menulis🥰🥰🥰🥰 nice kak.
total 1 replies
but
itu pembantu emakx wulan kali
Toko Bagas
satu kesalahan yg sangat fatal,...
but
itu pembokat emak nya kali ya
siapa itu?
istri kayak gitu kenapa ga dicerai saja...bikib masalh saja
aku sdh mampir kak fitri
Toko Bagas
ko danil itu jadi lagi bego banget ya...?
Santi Syawal
daras daniel suami gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!