Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Masalah yang menimpa Ibu Clara
Kehidupan Clara di sekolah mulai stabil setelah skorsing Andi. Meskipun Andi masih menyimpan dendam, situasi di sekolah lebih tenang. Clara merasa lega bisa fokus pada studinya tanpa takut diintimidasi. Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh masalah yang lebih besar di rumah.
Suatu malam, ketika Clara sedang belajar di kamar, dia mendengar suara telepon dari ruang tamu. Suara ibunya terdengar tegang. Clara menghentikan belajarnya dan berjalan menuju ruang tamu, merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Ibunya, Ibu Maria, terlihat sangat cemas saat menutup telepon. Wajahnya pucat, dan tangannya gemetar. Clara segera menghampiri ibunya dengan perasaan khawatir.
"Ibu, ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Clara dengan cemas.
Ibu Maria menghela napas panjang dan duduk di sofa. "Clara, kita punya masalah besar. Perusahaan tempat Ibu bekerja sedang mengalami krisis finansial. Mereka harus melakukan pemotongan karyawan, dan Ibu mungkin salah satunya."
Clara merasa jantungnya berdegup kencang. "Apa? Bagaimana bisa? Bukankah Ibu sudah lama bekerja di sana?"
"Iya, Clara. Tapi situasinya sangat buruk. Banyak proyek yang ditunda, dan perusahaan tidak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah karyawan," jawab Ibu Maria dengan suara bergetar.
Clara merasa dunia seolah runtuh di hadapannya. Kehilangan pekerjaan akan menjadi pukulan berat bagi keluarganya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun lalu, dan Ibu Maria adalah tulang punggung keluarga. Clara berusaha tetap tenang dan berpikir positif.
"Ibu, jangan khawatir. Kita pasti bisa melewati ini. Kita harus mencari solusi," kata Clara sambil memeluk ibunya.
Ibu Maria menatap Clara dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Clara. Kamu benar. Kita harus tetap kuat dan mencari cara untuk bertahan."
---
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kecemasan dan ketidakpastian. Ibu Maria terus berusaha mencari informasi tentang situasi di perusahaannya dan kemungkinan untuk mempertahankan pekerjaannya. Clara berusaha membantu dengan cara apapun yang bisa dia lakukan, sambil tetap fokus pada studinya.
Di sekolah, Clara menceritakan situasinya kepada Arman dan Rendy. Mereka mendengarkan dengan perhatian dan memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan Clara.
"Clara, kamu harus tetap kuat. Kami akan selalu ada untukmu," kata Arman dengan tulus.
"Benar, Clara. Jika ada sesuatu yang bisa kami bantu, beri tahu saja," tambah Rendy.
Clara merasa beruntung memiliki teman-teman seperti mereka. Dia tahu bahwa dukungan dari Arman dan Rendy sangat berarti baginya dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
---
Suatu hari, Clara pulang dari sekolah dan menemukan ibunya sedang duduk di meja makan dengan wajah yang penuh keputusasaan. Di depannya, ada selembar surat dari perusahaan. Clara merasa hatinya berdegup kencang saat melihat surat itu.
"Ibu, apa yang terjadi? Apa isi surat itu?" tanya Clara dengan cemas.
Ibu Maria menatap Clara dengan mata penuh air mata. "Clara, Ibu sudah tidak bisa bekerja lagi di perusahaan. Mereka memutuskan untuk memutuskan kontrak kerja Ibu."
Clara merasa dunia seolah runtuh di hadapannya. "Apa? Bagaimana bisa? Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Ibu Maria menghela napas panjang. "Ibu akan mencari pekerjaan lain, Clara. Kita harus tetap berusaha. Mungkin ini adalah kesempatan bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru."
Clara berusaha untuk tetap kuat. Dia tahu bahwa mereka harus menghadapi situasi ini dengan kepala tegak. "Ibu, kita pasti bisa melewati ini. Kita harus tetap bersama dan saling mendukung."
Ibu Maria tersenyum lemah. "Terima kasih, Clara. Ibu sangat bangga memiliki anak seperti kamu."
---
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan usaha keras. Ibu Maria mulai mencari pekerjaan baru, sementara Clara berusaha membantu dengan cara apapun yang bisa dia lakukan. Dia mengambil pekerjaan paruh waktu di sebuah kafe untuk membantu mengurangi beban keuangan keluarga.
Di sekolah, Clara semakin fokus pada studinya dan berusaha tetap positif meskipun situasi di rumah sangat sulit. Arman dan Rendy terus memberikan dukungan moral yang sangat berarti bagi Clara.
Suatu hari, ketika Clara sedang bekerja di kafe, dia bertemu dengan seorang pelanggan yang tampak sangat tertarik dengan keterampilan dan sikap ramahnya. Pelanggan itu ternyata adalah seorang pemilik perusahaan kecil yang sedang mencari karyawan baru.
"Kamu sangat berbakat, Clara. Aku sedang mencari seseorang untuk membantu di perusahaanku. Apakah kamu tertarik?" tanya pelanggan itu dengan ramah.
Clara merasa terkejut dan bersemangat. "Tentu saja! Saya akan sangat berterima kasih jika Anda bisa memberikan kesempatan kepada ibu saya."
Setelah mendengar cerita Clara tentang situasi keluarganya, pelanggan itu setuju untuk memberikan Ibu Maria kesempatan untuk wawancara. Clara merasa sangat bersyukur dan berharap ini bisa menjadi awal yang baru bagi keluarganya.
---
Malam itu, Clara pulang dengan berita baik untuk ibunya. Ibu Maria merasa sangat terharu dan bersemangat untuk menghadapi wawancara tersebut. Clara merasa bahwa meskipun situasi mereka sangat sulit, selalu ada harapan di setiap sudut.
Beberapa hari kemudian, Ibu Maria menghadiri wawancara dan berhasil mendapatkan pekerjaan baru. Clara merasa sangat lega dan bangga pada ibunya. Mereka berdua tahu bahwa ini bukan akhir dari perjuangan mereka, tetapi setidaknya mereka telah menemukan jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi.
Clara menutup buku hariannya malam itu dengan rasa syukur dan harapan yang baru. Dia tahu bahwa dengan dukungan dari teman-teman dan keluarganya, dia bisa menghadapi apapun yang datang. Bintang-bintang di langit malam bersinar terang, memberikan inspirasi dan kekuatan untuk terus maju.
---
Bersambung