Kanaya tidak pernah ada perasaan pada Bian saat pemuda itu menyatakan cinta nya tapi lambat laun rasa itu tumbuh untuk Bian, saat perasaan itu mulai tumbuh subur sebuah kenyataan harus dia terima tentang alasan selama ini sang kekasih mendekatinya. Aya sapaan Kanaya sakit hati mendengar sendiri kenyataan itu dari mulut kekasihnya. Apa yang akan dilakukan oleh Aya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E.Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lily Cafe
"turun yuk, gue tau lo laper kan" Bian turun dari motornya dan menggandeng tangan Aya untuk masuk ke dalam cafe
"Sok tau" dengus Aya sembari melepaskan genggaman tangan Bian, dan mengekori Bian yang menuju lantai 2 yang terlihat luas dan terlihat seperti taman yang dihiasi lampu lampu kecik cantik yang membuat taman semakin indah. Dari sini juga terlihat pemandangan kota yang terlihat cantik seperti melihat city light hanya karena lantainya tidak terlalu tinggi jadi pemandangan city Light nya pun terbatas
"Duduk dulu, habis ini abang lo pasti dateng" ucap Bian saat menyadari jika sang gadis terlihat canggung padanya
"Tempatnya bagus, enak buat nongkrong" komentar Aya sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling cafe
"Iya, emang nyokap sengaja bikin cafe ini kayak rumah kedua gue"
"Hah? ni cafe punya lo?" kaget Aya
"Bukan punya gue, punya nyokap Ay kan tadi gue bilang" jelas Bian "Lily itu nama nyokap gue" lanjut Bian lagi
"Ya kan sama aja sih"
"Beda lah, dah lo pesen dulu nih daftar menu nya" Bian memberikan buku menu nya pada Aya
"menurut lo yang recommended apa di sini?" Aya bingung melihat cukup banyak makanan yang ada pada daftar menu
"Banyak sih, tapi cobain beef bowl nya deh" Saran Bian
"Oke gue itu aja sama jus jeruk" Aya menutup buku menunya kembali. Bian pun segera memanggil waitress dan memesan menu untuknya dan Aya
"lo liat ruangan yang ujung itu tempat gue menyendiri kalau lagi suntuk Ay" Bian menunjuk ke sisi bagian kiri rooftop ini yang terlihat seperti ruangan. Aya melihat objek yang ditunjuk Bian dan baru menyadari kalau di lantai 2 ini hanya dia dan Bian saja
"Kok yang di lantai 2 sepi?"
"lantai 2 ini basecamp gue, jadi cuma gue dan temen temen gue aja yang kesini bukan buat pelanggan cafe" jelas Bian lagi lalu terdengar grusak grusuk beberapa orang yang naik ke lantai mereka dan terlihat Kevin yang berjalan ke arah mereka dengan muka kecutnya
"Dasar monyet lo ya, bisa-bisanya cari kesempatan" Kevin menoyor kepala Bian yang cuma cengar cengir saja
"Halo Aya" sapa Gavi genit yang membuat Bian mendorong muka Gavi menggunakan telapak tangannya
"Kenalin gue Erlan temen sekelas dan temen futsalnya Kevin" Seorang pemuda mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Aya yang langsung ditepis Bian
"Ga usah pake salaman" jutek Bian
"Cih sok posesif padahal belum jadian juga" Gavi mendengus membuat temannya yang lain tertawa
"kalo laper dah buruan pesen, gue sama Aya udah pesen tadi" ucap Bian lagi
Akhirnya mereka memesan dan tidak lama pesanan mereka pun datang memenuhi meja mereka. jadi bayangkan ada meja panjang dan kursi panjang yang saling berhadapan Aya duduk di tengah yang sebelah kiri Bian dan sebelah kanan Kevin sedangkan kursi di depannya berisi Gavi, Daniel dan Erlan
Aya celingukan dan menggaruk pelipisnya yang membuat Bian bertanya
"kenapa?"
"boleh minta cabe iris atau sambal gak ya?" tanya Aya pada Bian
"ga usah aneh-aneh, maag lo barusan kambuh minggu lalu dek" sahut Kevin sebelum Bian sempat menjawab ucapan Aya yang membuat Aya cemberut
"Dah tu makan aja ga usah banyak protes " ucap Kevin lagi
Aya akhirnya mau tidak mau memakan makanannya dan tersentak kaget ketika tangan kirinya digenggam oleh Bian
"Biar gak hambar rasanya" kata Bian berbisik pelan di telinga Aya
Emang paling bisa nih buaya satu emang ckckck