NovelToon NovelToon
Kebebasan Berahasia

Kebebasan Berahasia

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Suami ideal / Office Romance
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jojo ans

Kanesa Alfira, yang baru saja mengambil keputusan berani untuk mengundurkan diri dari Tano Group setelah enam tahun dedikasi dan kerja keras, merencanakan liburan sebagai penutup perjalanan kariernya. Dia memilih pulau Komodo sebagai destinasi selama dua minggu untuk mereguk kebebasan dan ketenangan. Namun, nasib seolah bermain-main dengannya ketika liburan tersebut justru mempertemukannya dengan mantan suami dan mantan bosnya, Refaldi Tano. Kejadian tak terduga mulai mewarnai masa liburannya, termasuk kabar mengejutkan tentang kehamilan yang mulai berkembang di rahimnya. Situasi semakin rumit dan kacau ketika Kanesa menyadari kenyataan pahit bahwa dia ternyata belum pernah bercerai secara resmi dengan Refaldi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jojo ans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Pukul 7 Malam Mas Adi sampai di rumah, wajah lelaki itu tidak nampak menyiratkan bahwa dia lelah. Mas Adi bahkan terlalu bahagia untuk ukuran orang yang baru pulang kerja seharian Kayaknya besok atau kapan-kapan saja aku mengatakan perihal kedatangan si Friska di rumah siang tadi. Karena sepertinya mood Mas Adi sangat bagus dan aku tak ingin menghancurkannya.

"Kok senyum-senyum gitu sih Mas? Kamu malah jadi mengerikan," tuturku agak takut "Ya siapa yang nggak senang saat ketemu istri? Lelah Aku malah

menghilang Fir." Aku menahan senyum. Semakin hari, Mas Adi ini semakin

pandai menggombal ya. "Gombalan kamu basi Mas, seruku. Padahal sebetulnya aku lagi menahan diri agar tidak tergoda.

"Idih, gengsi ngakuin," ejeknya. Aku mendengus

"Serah kamu Mas. Aku malas debat." pasrahku. Aku lagi nggak mood untuk adu mulut dengan Mas Adi.

"Eh Iya Fir, besok jadwa kamul cek kandungan. Aku temenin ya. Kebetulan besok aku nggak punya jadwal pagi. Nanti aku minta Tatiana yang tanganin."

Aku terkejut. Aku lupa dengan jadwal cek kandungan.

"Oh iya Mas, aku hampir lupa. lya deh aku lagi pengen ditemenin sama kamu," halasku.

Mas Adi tersenyum dan langsung berlutut di depanku, di depan perutku tepatnya. "Anak Ayah, kamu dengar nggak? Ibu kamu udah mulai pikun tuh, Keterlaluan banget dia malah lupa. kapan kita cek kesehatan kamu." Ada rasa begitu nyaman dan terharu ketika melihat bagaimana Mas Adi berkomunikasi dengan calon bayi kami. Lelaki itu nampak begitu antusias ketika berbicara di depan perutku.

"Namanya juga manusia Mas, ya

maklum aja," sahutku.

Kami berbincang-hincang sebentar

dan Setelahnya aku membantu Mas

Adi menyiapkan air mandinya dan

pakaian tidurnya. Aku kembali mengecek beberapa

barang penting yang jangan sampai

ketinggalan saat akan cek kandungan

pagi ini.

Mas Adi menelpon rekan kerjanya yang kebetulan istrinya adalah seorang dokter kandungan dan minta jadwal paginya dikosongkan demi membawaku saja. Ya, mau melarang sudah begitu kalau anak sultan. Padahal sebenarnya aku ingin sekali merasakan hagaimana lamanya mengantri dan menunggu

nattia kita dipanggil.

Tapi Mas Adi takut aku lelah dan

stres karena terlalu sama mengantri

nantinya. Terdengar berlebihan tapi

romantis.

Setelah semua hal siap, kami pun

memutuskan berangkat dan kali ini

tanpa supir karena Mas Adi menyetir

sendiri.

"Kira-kira dia perempuan atau laki

ya?" tanya Mas Adi entah pada siapa.

Aku menggeleng.

Bagiku jenis kelamin apapun

tidak akan mempengaruhi

hidupku, namanya anak aku akan

menyayanginya. Aku sendiri tidak

memiliki keinginan khusus berkaitan

dengan jenis kelamin.

"Lihat aja entar Mas, siapa tahu udah

boleh kelihatan," balasku.

Tak lama kemudian kami sampai di

rumah sakit dan langsung menuju

di ruangan dokter kandungan yang

dimaksud Mas Adi

"Halo, selamat pagi. Mas Adi dan Mbak

Nesa ya?" sapa si dokter perempuan.

Aku mengulas senyum tipis sementar

Mas Adi diam bagai kanebo kering.

"Iya, Selamat pagi dokter," halasku

menyapa. "Ya udah duduk dulu, Mas dan Mbaknya," sahut si dokter sembari menyiapkan beberapa alat. "Udah bulan ke berapa ini mbak?" tanya dokter sembari menulis entah apa itu pada kertas yang mungkin hiasa dia gunakan saat akan mengecek. kandungan pasien. "Ehm, lupa dok empat atau lima deh kayaknya." Aku sendiri lupa dengan usia

kandunganku, astaga. Ya saat cek

pertama kali dokter ngomongnya

kandunganku itu sebulan dan aku lupa

kapan itu.

Apa memang ada ibu hamil yang

malah jadi sering pikun? Kalau ada,

pasti aku salah satunya.

Setelah bertanya beberapa hal

si dokter kemudian memintaku

berharing dan mengoleskan jel

di atas perut buncitku dan mulai

menggerakkan alat USGnya.

"Oh ini udah mau jalan 19 minggu

ya Mbak Nesa, aduh ini si dedeknya

nutupin," seru si dokter.

Ah, sepertinya bayi kami belum mau

memberitahukan jenis kelaminnya.

Sementara Mas Adi menonton layar

monitor USG dengan wajah serius

namun sesekali tersenyum. Sepertinya

dia senang sekali.

"Jadi bayinya sehat ya Mbak Nesa dan

Mas Adi

Beberapa saat dokter bertanya

beberapa hal padaku.

"Beberapa minggu belakangan mbak

Nesa masih sering mual?"

"Saya tidak yakin apakah ini mual

karena kehamilan namun saya

terus-terusan muntah beberapa

minggu belakangan ini."

"Sebenarnya normal saja mengalami

mual di trimester pertama dan juga

kedua. Apakah ada gejala lain yang

mbak Nesa keluhkan?"

"Enggak ada dok." jawabku.

"Ya udah, saya resepkan obat sebentar

dan daftar menu makanan sehat yang

harus Mbak Nesa makan setelah ini,"

ucap dokter itu.

"Oh iya dok, hubungan intim saya

sama istri gimana? Lebih baiknya di

usia kehamilan ke berapa?"

Aku melotot mendengar pertanyaan

Mas Adi

"Nggak apa-apa ini pertanyaan yang

paling banyak ditanyakan oleh pasien

saya, nggak usah malu."

Sepertinya

si dokter berucap karena

menyadari ekspresi wajahku.

"Karena usia kandungan mbak Nesa

ini sudah mau jalan 19 minggu sudat

baik untuk berhubungan tapi saya

sarankan satu atau dua kali seminggu

aja dan 4-6 minggu sebelum lahiran,

aktivitas ini sebaiknya bisa lebih sering

untuk membantu proses persalinan

nanti

Mendengar jawaban dokter kulihat

senyum jahil dari bibir Mas Adi. Dia

pasti senang sekali. Dasar.

Sementara itu di tempat lain.

"Kamu siapapin barang-barang

aku dan jangan sampai ada yang

ketinggalan," titah seorang lelaki.

"Iya Mas," balas Friska dengan pelan.

"Oh iya, besok jangan lupa lamar

kerja ke kantor Adi. Berani enggak,

pulang dari Lombok kamu bakal tahu

akibatnya.

Setelah itu sang suami langsung

memasuki kamarnya meninggalkan

Friska yang hanya mampu

menatap

punggung suaminya dengan senduh.

Seperti dugaan kalian, Friska

dan suaminya tidak tidur dalam

satu kamar tapi seminggu setelah

pernikahan mereka, sang suami

meminta mereka agar bisa tidur

terpisah.

Friska masuk ke dalam ruangan yang

berhadapan dengan kamarnya, itu

ruang khusus di mana pakaian dan

perlengkapan lain milik suaminya.

dan dengan telaten layaknya seorang

istri pada umumnya Friska mencoba

menyiapkan keperluan sang suami.

Tanpa sadar air mata perempuan

itu mengalir, perasaannya

benar-benar tersakiti. Istri mana yang

menginginkan pernikahan seperti ini,

sementara setiap hari suaminya begitu

banyak berubah. Seolah mereka tidak

lagi terikat dalam hubungan yang

namanya pernikahan,

Seolah hubungan ini hanyalah

berdasarkan hitam di atas putih,

"Gimana kabar istri kamu? Makin

hari makin gembira wajahnya," tanya

Tatiana saat Adi sampai di kantor

dengan sumringah.

"Baik dong, tadi kan baru habis cek

kandungan," pamer Adi pada Tatiana.

Tatiana mendengus.

"Gitu ya, bikin iri deh."

Adi tiba-tiba menghilangkan.

senyumannya dan menatap Tatiana

dengan serius.

"Putusin aja si Pak Tua itu Ti. Lagipula

entar lagi hak asuh jatuh di tangan

kamu. Kamu nggak butuh lagi

pura-pura bahagia jadi tunangan si

duda itu."

"Iya. Tenang aja, entar lagi kok."

Adi sekali lagi menatap Tatiana, kali ini

pandangannya iba.

Masih semuda ini sahabat

perempuannya itu harus merasakan

pahitnya perceraian hingga anaknya

yang dibawa oleh sang mantan suami

serta dia yang harus bertunangan

dengan seorang Duda kaya klien

mantan suaminya demi mendapatkan

hak asuh anaknya.

"Jangan natap gitu, aku baik-baik aja

kok Di, sahutnya.

"Eh iya, mantan pacar kamu melamar

kerja di perusahaan kita Iho," sahut

Tatiana lagi.

"Mantan pacar yang mana?"

Tatiana mendengus, Adi dengan begitu

pede bertanya. Padahal lelaki itu tidak

memiliki banyak mantan.

"Idih gayanya, si Friska Di."

Adi melotot.

Ini tidak baik, tidak baik untuk dirinya.

dan untuk hubungannya bersama sang

istri

1
Kakashi Hatake
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Jojo ans: baik, besok aku update ya😇❤️
total 1 replies
Yami CB
Ada apa thor, kok masih lama update? Aku berharap cerita ini tidak berhenti sampai di tengah jalan.
Jojo ans: besok update kok😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!