Setelah setahun menjalani pernikahan Palsu, Rendi tidak tahu jika Devi mengandung putranya. Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Dev dengan Rendy setelah kelahiran putranya itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
Pagi-pagi sekali aku bangun karena ada jam mengajar pagi.
Selesai mandi aku segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Ku lihat kamar Mas Rendi masih gelap mungkin ia masih tidur seperti biasanya.
Hari ini aku membuat nasi goreng dan roti lapis untuk bekal ku.
Tidak butuh waktu lama masakan ku pun selesai. Saat aku sedang menatanya di meja makan ku lihat Darius keluar dari kamar dan menghampiriku.
"Pagi Dev, kamu masak apa?" sapanya ramah
"Nasi goreng," jawabku singkat
"Boleh aku coba?"
"Silakan,"
Darius segera mengambil sendok dan menyuapkan satu sendok penuh nasi goreng ke mulutnya.
"Hmm, so delicious, wah kamu ternyata pinter masak ya!" pujinya
"Terimakasih Mas," jawabku sedikit bangga
Ya tentu saja aku bangga, apalagi yang memuji ku adalah seorang Chef.
"Kalau mas mau sarapan silakan, apa mau aku tuangin?"
"Boleh," jawabnya sumringah
Ia segera duduk di samping ku.
"Selamat menikmati," ucap ku saat meletakkan sepiring nasi di depannya
"Thanks Dev," jawab Darius
Karena di meja makan belum ada minuman akupun bergegas ke dapur untuk mengambil minuman.
Saat aku ke dapur ku lihat Mas Rendi keluar kamar dan menghampiri Darius.
Ia langsung memeluknya dari belakang dan mencium pipinya.
"Morning bunny?"
"Morning honey," jawab Darius mengusap wajahnya
Seketika membuat ku terkesiap. Aku terus memperhatikannya tanpa berkedip.
*Deg!
Ia kemudian duduk di samping Darius, dan Darius pun menyuapinya.
"Gimana rasanya?" tanya Darius
"Lumayan," jawab Mas Rendi
"Ini masakan Devi," ucap Darius membuat Rendi langsung tersedak
Aku segera berlari menghampiri mereka dan memberikan segelas air putih untuknya.
"Thanks Dev," ucap Darius
Ku lihat wajah Mas Rendi memerah, ia buru-buru pergi meninggalkan meja makan saat melihatku.
"Kamu gak papa Mas," ucap ku mengejarnya
"Gak papa, sebaiknya kamu cepat sarapan nanti terlambat!" jawabnya jutek
"Baik,"
Aku segera kembali ke meja makan. Ku lihat Darius sangat menikmati sarapannya sampai tak menghiraukan Mas Rendi.
Selesai makan aku langsung berkemas untuk pergi.
Kulihat Mas Rendy dan Darius sedang berolahraga. Aku menghampiri mereka untuk berpamitan.
Seperti biasa mas Rendi selalu acuh padaku. Berbeda dengan Darius yang begitu ramah padaku.
"Kamu berangkat ke kampus naik apa Dev?" tanya Darius
"Aku biasa naik bus, mas,"
"Kenapa tidak naik mobil saja, kan mobil ada dua pakai saja satu," jawab Darius
"Aku belum bisa mengemudi,"
"Ok, kalau begitu biar aku antar saja," jawab Darius
"Gak usah repot-repot mas, aku udah biasa naik bus kok," tolak ku
Aku buru-buru pergi meninggalkan mereka
Namun Darius menyusulku. Ia menarik lenganku, "Tunggu!" ucapnya
Tidak lama Mas Rendi melemparkan kunci kepadanya.
Ia segera membukakan pintu dan mempersilakan aku masuk, disusul Mas Rendi.
Hari itu aku berangkat ke kampus di antar oleh dua orang cowok ganteng. Seperti biasa semua orang langsung terpana saat melihat bagaimana Mas Rendi memperlakukan aku begitu sweet saat di luar rumah. Mereka semakin histeris saat melihat Darius keluar dari dalam mobil.
Ya hari itu mereka mengira aku adalah wanita paling beruntung yang dikelilingi pria rupawan. Ah mereka tak tahu saja kalau semuanya hanya sandiwara.
Saat aku tiba di kelas beberapa orang teman-temanku tampak sedang memperbincangkan aku.
"Wah enak ya jadi lo Dev, punya suami tajir, ganteng udah gitu bodyguardnya juga bening, emangnya lo pakai susuk apa sih sampai mas Rendi tergila-gila sama upik abu kaya lo!" cibir Luna teman sekelas ku
"Apaan sih, aku gak pakai gitu-gituan. Kalaupun Mas Rendi menjadikan aku istrinya itu karena kami saling cinta, bukan pakai susuk atau semacamnya!" jawabku ketus
"Mana ada yang percaya Dev, emangnya lo gak ngaca ya, apa di kosan kamu gak ada kaca. Mana mungkin sih mas Rendi mau sama upik abu kaya lo, kalau gak ada sesuatu!" jawab Luna
"Terserah lo mau ngomong apa!" jawabku tak kalah ketus
Sepertinya Luna begitu kesal saat aku berlalu meninggalkannya.
Ia buru-buru mengejar dan mendorongku.
"Udah mulai sok kamu ya!" serunya
*Bruughhh!!
"Aww!!"
Aku meringis saat tersungkur ke lantai. Rasanya ingin marah dan membalas perbuatan Luna, tapi aku harus menjaga sikapku.
Sebenarnya aku juga sudah muak dengan semua ini, tapi aku harus menahannya. Hanya beberapa bulan lagi aku selesai belajar di kampus ini, dan saat itu tiba aku akan melampiaskan semua emosiku yang selama ini ku pendam.
Saat aku berusaha bangun tiba-tiba ku lihat seseorang mengulurkan tangannya. Aku mendongakkan wajahku untuk melihat siapa yang menjadi pahlawan ku kali ini.
*Deg!
Aku begitu terkejut saat melihat Mas Rendi berdiri di depan ku mengulurkan tangannya.
pantas saja mereka mendukung kesaksian Devi
giliran perselingkuhannya dengan Nayla terbongkar eeeh dia langsung pura-pura sok alim dan merasa jika semua aset yang ia terima itu adalah murni miliknya
soookooor
rasain noooh
kok jadi curiga neeeh