NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:158.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Benar kata Doni tadi sore. Malam ini terasa sangat mencekam Lintang sangat gelisah dan pikirannya tak tenang, sejak selesai sholat Maghrib ia merasa gelisah. Lintang mondar mandir di depan ranjang entah apa yang ia pikirkan. Di luar sedang hujan deras dan guntur yang berkali-kali menggelegar, hembusan angin seolah-olah akan merobohkan atap rumah. Untung saja ia mendengarkan perkataan Doni untuk tinggal di rumah ustadz Danu, jika ia berada di rumah milik Doni atau di rumah duka, sudah pasti ia sangat ketakutan saat ini.

Sementara di kediaman Maman sejak selesai sholat Maghrib mereka membaca surat Yasin bersama.

Hujan yang turun sejak masuk waktu maghrib seperti tidak ingin berhenti malah semakin deras. Rumah yang hanya terbuat dari bilik bambu tersebut seakan terhempas karena hujan angin yang melanda.

Sraaaakkk

Sraakkkkk

Sraaaakkk

Terdengar suara seperti kuku yang meraup dinding bilik. Mereka yang berada disana saling tatap dengan nafas memburu dan keringat mengucur.

"Teruskan, jangan hiraukan." ucap ustadz Danu memerintahkan.

"Benar, sebaiknya kita teruskan saja. Jangan ada yang menghiraukan. Allah akan melindungi kita." ucap pak RT menegaskan.

Doni yang duduk di balik pintu mengintip luar rumah dari celah bilik bambu. Ia melihat sesosok berbaju putih dengan kuku runcing berwarna hitam sedang menggoreskan kuku nya pada pintu kayu. Ia menelan ludahnya karena ketakutan. Doni tak tau sebenarnya apa yang membuat hantu itu meneror kampung ini.

Seorang wanita yang sedang hamil keluar dari kamar seorang diri dengan wajah dingin dan datar.

"Pak, siapa wanita hamil itu?" tanya Doni pada bapak di sebelahnya.

"Itu kakaknya Sulis, namanya Nurul. Baru datang tadi siang karena mendengar adik nya meninggal." jelas bapak tersebut.

Doni melihat gelagat aneh dari wanita itu sangat curiga.

"pak, coba bapak perhatikan, sepertinya wanita itu sangat aneh. Dia selalu menatap kearah pintu ini." ucap Doni lagi. bapak tersebut memperhatikan wanita itu dan membenarkan perkataan Doni.

"Kau benar Don, sepertinya ada yang aneh." Doni dan bapak tersebut lalu mengatakan kecurigaan nya pada ustadz Danu. Mereka yang berada disana menghentikan bacaan yasinnya dan memandang kearah wanita hamil itu.

"Kamu mau kemana nduk, ini sudah malam. Bapak kan sudah bilang, temani ibumu di kamar!" pak Maman mendekati putrinya dan membawa nya kembali masuk ke dalam kamar.

"Pak Maman, tolong temani Nurul dan istrimu di kamar, sebaiknya jangan di tutup pintunya. Aku curiga sesosok diluar sana sedang mengincar nurul." kata ustadz Danu.

Mereka kembali membaca Yasin hingga selesai dan tak menemui gangguan apapun lagi. Sementara diluar hujan sudah mulai reda. terdengar suara tangisan samar-samar dari arah luar.

"Hiks, hiks, hiks."

Mereka yang berada disana saling berpandangan, mereka yakin mendengar suara orang menangis namun sangat pelan.

Ustadz Danu mengintip dari balik celah dinding yang terbuka.

"Astaghfirullah." sentaknya terkejut melihat sosok di depannya.

"ada apa pak ustadz." tanya para warga yang hadir. karena penasaran mereka ikut mengintip melalui celah bambu. Setelah melihat siapa yang menangis mereka semua ketakutan.

Disana banyak sekali arwah yang meninggal karena di bunuh. Semuanya adalah hamil termasuk Seruni. Mereka semua menatap kearah rumah Maman dengan wajah yang sedih.

"pak ustadz, ada apa ini pak ustadz. Kenapa mereka semua berada disini?" tanya pak RT yang juga ketakutan.

"Sepertinya mereka ingin meminta tolong. Aku akan keluar untuk menanyakan maksud mereka semua. Apa ada yang mau ikut?" tanya ustadz Danu. Doni yang berdiri di dekat pintu mengajukan diri.

"Saya pak ustadz, saya akan menemani pak ustadz." ucap Doni.

"Kalo gitu saya juga ikut." ucap pak RT

"Saya juga!"

"Saya juga pak ustadz."

"Ya sudah, kalian ikut saya. Dan yang lainnya tolong tunggu di dalam, saya tidak ingin terjadi sesuatu pada Nurul. kalian jangan lengah menjaga Nurul.

Ustadz Danu, Doni, pak RT dan 2 orang bapak-bapak keluar rumah. mereka melihat ruh para wanita hamil yang terlihat sangat sedih. Doni tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat melihat mereka.

"Ada apa kalian datang kesini?" Tanya ustadz Danu.

"To-lo-ng." ucap Seruni dengan wajah sedih.

"Katakan, apa yang harus kami lakukan untuk menolong kalian."

"To-lo-ng!" ucapnya lagi. Setelah mengatakan asap tipis tiba-tiba muncul dan mereka semua menghilang. Para bapak yang melihat hal itu tak bisa mencerna apa maksud perkataan seruni, mereka kembali masuk ke dalam rumah. Dan terkejut saat melihat rekan mereka semua tertidur.

"Astaga, apa yang terjadi." seru Doni dan langsung berlari menuju kamar, ia tidak melihat keberadaan Nurul disana dengan kondisi jendela kamar sudah terbuka.

"Ustadz, Nurul tidak ada di kamar. Dan jendela kamar terbuka." seru Doni dari dalam kamar. Mereka semua masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat Maman, suami Nurul dan Lasmi juga tertidur.

"Astaga, kita harus membangunkan mereka semua untuk mencari Nurul. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Nurul."

Mereka semua mengoleskan minyak angin agar mereka yang tertidur terbangun. Setelah mereka semua bangun ustadz Danu menanyakan apa yang telah terjadi.

"Apa yang terjadi, kenapa kalian semua tertidur. Dan kemana Nurul pergi?"

"Maaf pak ustadz, kami juga tidak tau apa yang terjadi. Yang kami ingat kami merasahakan hembusan angin yang sangat sejuk dan membuat mengantuk. Perasaan ku, aku hanya mengedipkan mata saja untuk menghilangkan rasa kantuknya. Jelas salah satu bapak.

Sedangkan Maman dan Lasmi saat ini sedang menangis karena memikirkan Nurul. Suami Nurul juga tak kalah sedih, ia menangis dengan mencium pakaian yang semula Nurul pakai.

"Sudah, sekarang sebaiknya kita cari Nurul sebelum terjadi sesuatu." ucap Danu.

Mereka semua keluar rumah untuk mencari keberadaan Nurul, tapi sebelumnya mereka mengantarkan Lasmi ke rumah ustadz Danu agar ada yang menemani.

"Assalamualaikum, umi." Ustadz Danu mengetuk pintu bercat putih.

"Siapa?" tanya Fatiah dari dalam.

"Ini Abi mi, tolong buka pintunya."

"Benarkah? Kalau bergitu tolong baca ayat kursi dengan lantang." ucap Fatiah dari dalam. Biar bagaimanapun ia takut jika yang datang bukanlah suaminya, setelah selesai membaca ayat kursi, barulah Fatiah membuka pintu, ia dan Lintang sangat terkejut ketika melihat rombongan bapak-bapak datang beramai-ramai.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan mi, tolong jaga buk Lasmi selama kami pergi, jangan bukakan pintu lagi setelah ini meskipun itu katanya Abi sekalipun. Abi tidak akan pulang ke rumah malam ini. Tolong hati-hati dan selalu memohon perlindungan pada Allah dengan perbanyak zikir dan doa. Sekarang tutup pintunya, Abi dan semuanya harus segera pergi." terang ustadz Danu lalu menutup pintu rumah.

Doni tersenyum dan mengangguk menatap Lintang yang terlihat panik.

"Tunggu sebentar pak ustadz." cegah Doni ketika akan menutup pintu.

"Saya mau berbicara sebentar sama Lintang." Ustadz Danu mengangguk dan minggir dari depan pintu.

"Tenang saja, aku baik-baik saja. Besok pagi aku pasti akan menjemputmu!" ucap Doni meyakinkan Lintang.

"Janji." Ucap Lintang dengan mata berkaca-kaca.

"Janji, sekarang masuk lah." Doni menutup pintunya, kemudian Lintang menguncinya dari dalam dengan beberapa kali. Ia mengintip Doni melalui jendela kaca dengan perasaan hampa. Lintang merasa sedih karena Doni akan pergi. Doni yang berjalan menyusul kerumunan menoleh kebelakang dan melihat Lintang tengah menatapnya melalui jendela kaca. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya dan di balas oleh Lintang.

"Ada hubungan apa kamu sama Lintang?" tanya salah seorang bapak yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Lintang."

"Hanya teman pak, kebetulan Bapak dan Ibunya sedang pergi ke kampung sebelah. lintang tidak tau jika orang tuanya pergi, jadi aku membawanya ke rumah ustadz Danu." jawab Doni sekena nya. Ia tidak mungkin mengatakan jika 2 malam ini Lintange menginap dirumahnya.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!