Cinta Berujung Maut

“Kau benar, motor tidak bisa melewati tempat ini. Tapi, bukan berarti orang tidak bisa di pindahkan melalui jalan ini kan?”, ucap Putra.

“Apa maksudmu?”, tanya Bagas yang tidak mengerti apa yang tengah dipikirkan oleh Putra.

Berbeda dengan Bagas yang tidak pernah terlintas di pikirannya bahwa ada kemungkinan jejak darah yang tertinggal di gang sempit itu.

Namun, siapa sangka jika Putra berpikir ada jejak darah yang masih tersisa di gang sempit yang hanya dilewati oleh para pejalan kaki saja.

“Kau taukan ujung gang ini mengarah kemana?”, tanya Putra.

Tentunya Bagas tau ujung gang ini mengarah pada dunia malam yang berisi hiburan di daerah pingiran Kota J, Dan tempat itu di beri nama Jalan Berbunga.

Jalan Berbunga berisi semua tempat hiburan mulai dari club, bar, rumah b*rd*r dan berbagai jenis tempat judi online yang susah untuk diakses bahkan oleh pihak berwajib sekali pun.

“Tentu saja. Lalu apa hubungannya dengan kasus ini?”, tanya bagas.

Bagas masih belum mengerti apa maksud itu semua dengan kasus ini, tidak pula terlintas dibenak Bagas bahwa dua jasad yang di temukan itu adalah pemuda-pemudi yang baru memasuki dunia dewasa.

Mereka yang merupakan mahasiswa baru di Kota J ini, tentu saja akan tertarik pada dunia malam yang penuh hiburan di Kota J.

Ditambah lagi Jalan Berbunga ini memang banyak diminati oleh para mahasiswa dari berbagai penjuru yang mendatangi Kota J.

“Kau sudah tau kalu mereka mahasiswa barukan?”

“Ya!”

“Dan kau tau, pengunjung Jalan Berbunga mayoritasnya adalah mahasiswa!”, ucap Putra yang memperingatkan Bagas akan kondisi sebenarnya dari tempat itu.

“Ah, sial. Jadi maksudmu ada kemungkinan mereka di celakai di Jalan Berbunga?”

“Ya, dan aku yakin mereka pasti dipindahkan melalui tempat ini”, ucap Putra penuh curiga.

Ia yang tadi siang sempat membaca postingan dari Bagas yang kini sudah ditarik kembali entah karena apa, sangat yakin kasus ini bukanlah kasus kecelakaan tunggal seperti yang di konfirmasikan oleh pihak kepolisisan.

“Lalu bagaimana dengan kecelakaan mereka?”

“Ah, apa kau bodoh? Kau seorang reporter yang hobi dengan masalah seperti ini, masa kau tidak tau dengan istilah pengalihan isu”, Ucap Putra.

Seketika Bagas pun sadar dan yakin apa yang dikatakan oleh detektif ini benar adanya, kenapa pula ia tidak memikirkan segala kemungkinan yang ada

Terlebih lagi ia tau disana ada salah satu club yang paling disukai oleh para mahasiswa di Kota J, sebab ia juga mantan mahasiswa yang pernah dan langganan di club tersebut.

“Tapi, darimana datangnya asumsi mu itu?”

“Hem, apa maksudmu? Tentu saja aku tau dari drama serta action movies yang aku tonton!”, ucap Putra dengan polosnya.

Seketika keyakinan Bagas pun buyar begitu saja, bagaimana mungkin orang ini ingin membuktikan salah satu adegan dari film yang ia tonton terjadi di dunia nyata, terutama pada kasus yang masih simpang siur ini.

“Auw, auw, hehh.. Lihatlah betapa konyolnya detektif ini!”, ucap Bagas yang sulit mempercayai keyakinan sang detektif ini.

“Ah, sudahlah. Berhentilah mengeluh, mari ikut aku membuktikannya!”, ucap Putra yang tidak mau dislah pahami oleh Bagas.

Namun, mana mungkin Bagas tidak salah paham padanya. Ia yang ingin membuktikan praduganya ini justru terlihat semakin aneh dimata Bagas.

Pikirnya, bagaimana mungkin ada seorang detektif yang begitu polos hingga mempercayai adegan dari film yang ia tonton.

“Agh, haahh, wahhhh. Aku benar-benar menyia-nyiakan waktuku yang berharga untuk mendengar lelucon Anjing Gila ini. Ha.. Ha.. Ha.. Aku pasti sudah tidak waras!”, ucap Bagas.

Ia benar-benar tidak tau harus melakukan apa pada orang yang bahkan lebih aneh dan gila darinya itu. Namun, Bagas juga tidak bisa melakukan apa pun lantaran apa yang dipikirkan oleh detektif ini kemungkinan benar adanya.

“Ya, berhentilah mengeluh. Ayo bantu aku, kau ambil foto dan aku yang akan menaburkan ini!”, ucap sang detektif.

Mereka pun mengambil semua peralatan yang tertinggal dimobil sang detektif, kemudian melakukan olah tkp pada tempat yang dicurigainya.

Namun, baru menuangkan luminol pada ujung gang kecil nan sempit yang mengarah pada tempat kejadian saja, hal yang tak terduga pun terjadi.

“Hah, siapa sangka baru di ujung gang ini saja kita telah menemukan jejak darahnya!”, ucap Putra puas lantaran apa yang ia duga-duga ternyata adalah hal yang sebenarnya terjadi.

Mereka yang baru menumpahkan disebagian area di ujung gang itu ternyata telah membuahkan hasil yang cukup mengejutkan.

Hal yang tak pernah terlintas di pikiran kebanyakan orang ini malah dipikirkan oleh detektif yang ternyata punya hobi menonton drama.

“Hah, siapa sangka kita menemukan petunjuk dari drama yang kau tonton”

“Cih, tadi kau meremehkan aku”

“Kalau begitu, haruskah kita menuangkan cairan ini di seluruh jalan ini?”, ucap Bagas yang mulai masuk pada alam pikiran konyolnya.

“Haa? Kau kira cairan ini mudah di dapatkan, kaukan tau betapa beharganya ini!”, ucap Putra yang sudah bisa menebak apa yang ingin dilakukan oleh Bagas saat ini.

Namun tidak semudah itu untuk mendapatkan cairan luminol, tentunya cairan yang sangat berharga bagi ahli forensic ini butuh banyak usaha baru bisa memilikinya.

“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang, kau tidak berencana menyerahkan ini pada kepolisiankan?”, tanya Bagas yang penasaran akan apa yang dilakukan oleh Putar selanjutnya.

Namun sayangnya, Putra tidak ingin melakukan apa pun saat ini. Lantaran kondisinya yang masih di skorsing hingga minggu depan juga tidak bisa ambil andil dalam kasus ini, meski pun ia sangat ingin.

“Kau saja yang gunakan. Kau tau, aku masih dalam masa skorsing hingga minggu depan!”, ucap Putra yang mengingatkan Bagas akan situasinya saat ini.

“Oh, jadi kau menyerahkannya padaku”

“Tentu saja, tidak ada orang yang bisa dipercayai melebih rubah berbisa sepertimu!”, ucap Putra.

Putra pun ingin melihat seberapa hebat aksi Bagas dengan bukti yang tidak jelas itu, entah benar itu darah milik korban atau bukan? Namun, satu hal yang pasti bagi keduanya, semua kemungkinan bisa terjadi.

“Heh, jangan remehkan aku. Tidak peduli darah ini milik siapa, tapi semua kemungkinan pasti terjadi di tkp”

“Yak, kau benar. Karena itu kau harus bergerak cepat karena kasus ini akan ditutup besok”

“Hah, apa maksudmu?”, tanya bagas yang terkejut mendengar pernyataan dari detektif ini.

Bagaimana mungkin kasus yang bahkan belum lewat satu minggu ini akan ditutup secepat itu? Tentunya hal ini semakin menarik bagi Bagas yang sudah tidak sabar untuk mengungkapkan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Namun, tanpa mereka sadari, kini mereka terikat pada belenggu takdir yang pilu. Entah apa yang akan terjadi dikemudian hari bila mereka ambil andil dalam kasus penuh misteri ini.

Yang pastinya, kedua orang ini tidak akan pernah melepaskan kasus yang mereka anggap janggal dan butuh pahlawan untuk mengungkap kebenarannya.