BUMI DAN LUKANYA

Bumi yang baru saja sampai dikost nya itu berjalan sempoyongan menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Kondisi kost saat ini sangat sepi karena sudah hampir tengah malam. Semua orang sudah berada di dalam dan beristirahat tenang.

Cowok dengan rambut acak-acakan itu mencengkram kuat Pegangan tangga dengan gemetaran, tubuh ripuh nya itu sangat susah untuk diajak kompromi. Sakit, itulah yang di rasakan Bumi saat seluruh tubuhnya terasa amat sakit. Terutama di bagian dadanya.

Setelah berhasil melewati tangga, kini lelaki dengan langkah sempoyongan itu memasuki kamar kost. Tangannya tak henti-hentinya memijat Pangkal hidung yang terasa begitu Pusing.

Bruk.

Didalam kamar yang didominasi warna Putih abu-abu itu Bumi langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur sederhana miliknya.

Setelah mengantarkan Luna Pulang tadi tubuhnya benar-benar terasa seperti diremukan. Tubuhnya terasa Panas seperti terbakar dengan keringat dingin yang membanjiri tubuhnya, tidak Pernah lupa dengan nafas yang terasa sesak dan jantung berdetak kencang. Ketika Penyakitnya kambuh, semua rasa sakit itu akan datang bersamaan menyerang dan menyiksa tubuhnya hingga puas.

" S-sakit Ahggrrr " Lirih Bumi berguling ke kanan dan ke kiri menahan sakit.

Memang seharusnya ia tidak boleh memaksa untuk melakukan segala sesuatu yang mungkin berakibat Pada kesehatan tubuhnya. Namun Bumi tetaplah Bumi seorang yang keras kepala, yang selalu mengedepankan orang lain tanpa memikirkan kondisi tubuhnya yang jauh dari kata baik.

Beberapa kali ia mencoba menetralkan detak jantungnya dengan menarik nafas lalu menghembuskan Perlahan. Namun disaat detak jantung dan nafasnya mulai beratura. seperti semula kini giliran Perutnya yang terasa mual dan ulu hati yang seperti ditekan.

Dengan sempoyongan Bumi berlari menuju kamar mandi. Ia memuntahkan segala isi Perutnya selama beberapa kali kedalam wastafel. Dengan tangan yang meremas kuat Perutnya, Bumi terduduk dilantai dan Punggung bersandar di tembok.

" Obat " gumam Bumi seraya kembali berjalan menuju kasurnya.

Tangannya bergerak membuka sebuah laci disamping tempat tidur. Didalamnya terdapat beberapa botol obat dengan ukurannya masing-masing. Terdapat sebuah kertas rumah sakit juga disana.

Dengan tangan bergetar Bumi mengambil surat tersebut dan menatapnya dengan tatapan sendu, tersirat sebuah kenyataan Pahit di surat itu.

...Hasil diagnosa rumah sakit ...

Nama : Bumi langit Baskara

Jenis kelamin : laki laki

Umur : 16

Dengan ini dokter menyatakan saudara Bumi langit Baskara mengidap Penyakit JANTUNG KORONER.

......................

" Ck. Penyakit sialan " Umpat Bumi setelah membaca surat yang sudah dua tahun lamanya ia simpan rapih di dalam laci.

Jantung Koroner. Sebuah Penyakit yang tidak Pernah ia duga-duga sebelumnya kini sudah dua tahun menyerang fisik dan mentalnya secara Perlahan. Melewati sakit itu sendirian dan hanya ditemani oleh sepi. Tidak ada yang mengetahui hal ini selain Alya yang saat itu menemaninya cek up dan mendapatkan hasil menyakitkan ini.

" Harusnya waktu itu gue nolak buat jadi wakil geng Helios. Cowok Penyakitan kaya gue itu gak Pantes jadi wakil geng. Lemah, gak berguna, ngerepotin, " ujar Bumi Pada dirinya sendiri.

" Tuhan apa aku boleh menyerah sekarang ? Aku ingin istirahat, aku lelah dengan semuanya, " lirih Bumi sembari mengusap wajahnya gusar

Saat ini fisik nya tengah diuji oleh Penyakit ganas dan mentalnya diuji dengan segala kejadian yang menimpa nya selama ini. Mulai dari kehilanganmu kedua orang tuanya, hidup dengan kesendirian, dan menerima kenyataan Pahit tentang Penyakitnya. Dan sebuah rahasia besar tentang keluarganya.

Seketika ia teringat akan ucapan Luna mengantarkannya Pulang.

" Iya lah. Makanya Lo kalo mau jadi cowok gue kaya dulu, atau Paling enggak sadar diri lah,"

Bumi mendongakan kepalanya menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendu.

" Kalo Lo emang beneran cinta sama Luna lo harus berjuang dan buktiin bahwa Lo emang tulus cinta sama dia. Perempuan yang memiliki trauma akan lelaki seperti Luna itu emang sulit buat digapai, "

" Lebih keras lagi buat dapetin dia. Gue yakin Lo bisa Bumi,"

" Gue yakin lo bisa dapetin Cintanya Luna "

Tiba-tiba kalimat yang Mika ucapkan sewaktu mengantar itu Pulang tadi terlintas dikepalanya begitu saja. Apakah ini belum akhir untuk dirinya mendekati gadis itu ?

" Luna ..... " Gumam Bumi yang membayangkan wajah gadis itu. Seuntas senyum manis muncul dari sudut bibirnya.

Matanya yang tadi sendu kembali berbinar Memunculkan sebuah harapan disana. Harapan dan Perjuangan untuk mendapatkan gadis itu. Gadis yang Pertama kali mengenalkannya arti sebuah cinta.

" ini belum akhir " ujar Bumi tersenyum simpul.

" Gue harus Tetap Perjuangan untuk Luna "

......................