NovelToon NovelToon
When It Rains I Find You

When It Rains I Find You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Nana, gadis pemberani yang tengah berperang melawan penyakit kanker, tak disangka menemukan secercah keajaiban. Divonis dengan waktu terbatas, ia justru menemukan cinta yang membuat hidupnya kembali berwarna.

Seorang pria misterius hadir bagai oase di padang gurun. Sentuhan lembutnya menghangatkan hati Nana yang membeku oleh ketakutan. Tawa riang kembali menghiasi wajahnya yang pucat.

Namun, akankah cinta ini mampu mengalahkan takdir? Bisakah kebahagiaan mereka bertahan di tengah bayang-bayang kematian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6: Mulai cemburu

...Hidup itu seperti bintang di langit malam, meskipun gelap, kita masih bisa bersinar....

...****************...

Sore itu, Arga ngajak gue ke sebuah angkringan di pinggir jalan dekat Bukit Bintang. Katanya sih, mau kenalin gue sama temen-temennya. Jujur, gue agak nervous. Gimana kalo mereka nggak suka gue?

"Santai aja," Arga nyengir, seolah bisa baca pikiran gue. "Temen-temen gue asik kok."

Begitu nyampe, gue liat ada tiga orang yang udah duduk di sana. Dua cowok, satu cewek.

"Woy, bro!" sapa salah satu cowok. "Ini nih yang namanya Nana?"

Arga ngangguk. "Yoi. Nana, kenalin. Ini Bimo, Dito, sama Sari."

Gue senyum malu-malu. "Hai, gue Nana."

"Wih, cantik bener!" seru Sari. "Arga, lo nyogok pake apa nih bisa dapet cewek secantik ini?"

Arga ketawa. "Enak aja! Ini murni pesona gue tau!"

"Pesona dari Hongkong!" celetuk Bimo. "Lo tuh lebih mirip Shrek daripada pangeran tau nggak?"

Semua ketawa, termasuk gue. Atmosfernya langsung cair.

"Jadi Nana," Dito mulai ngobrol. "Lo beneran tahan sama si Arga nih? Dia kan joroknya minta ampun. Kaos kaki aja dicuci sebulan sekali."

Gue melotot ke Arga. "Serius?"

Arga buru-buru ngibas tangan. "Fitnah itu! Gue rajin kok. Iya kan, Sar?"

Sari malah ikut-ikutan. "Iya, rajin... rajin bikin bau!"

Semua ngakak lagi. Gue ngerasa rileks banget. Temen-temennya Arga emang asik.

"Eh, Na," Bimo manggil. "Lo tau nggak kenapa Arga nggak pernah jadi pelawak?"

Gue menggeleng.

"Soalnya dia udah jadi badut di kehidupan sehari-hari!"

Arga pura-pura cemberut. "Awas lo ya! Gue doain jodoh lo kayak Mak Lampir!"

Obrolan berlanjut. Mereka cerita banyak hal lucu tentang Arga. Mulai dari Arga yang pernah salah masukin gula ke dalam sayur sop pas masak bareng, sampe Arga yang pernah nyasar gara-gara ngikutin GPS kebalik.

"Terus," Sari nambahin. "Lo tau nggak Na, Arga tuh pernah nembak cewek pake gombalan receh banget."

"Masa?" gue penasaran.

"Iya! Dia bilang gini: 'Eh, kamu tau nggak? Kamu tuh kayak sendal jepit deh.' Terus ceweknya bingung, 'Kok sendal jepit?' Arga jawab: 'Iya, soalnya aku nggak bisa jalan-jalan tanpa kamu.' Langsung ditolak dia!"

Gue ngakak sampe perut sakit. Arga cuma bisa nyengir malu.

"Arga?"

Suara cewek. Gue nengok, dan... wow. Ada cewek cantik banget berdiri di samping meja kita. Rambutnya panjang, kulitnya putih mulus, badannya langsing. Intinya, she's drop-dead gorgeous.

Arga keliatan kaget. "Kirana?"

Gue bisa ngerasain suasana langsung berubah. Bimo, Dito, sama Sari saling pandang dengan ekspresi nggak enak.

"Hai," cewek itu, Kirana, senyumnya juga manis. "Kok nggak bilang-bilang kalo lagi di Jogja?"

Arga keliatan salah tingkah. "Eh, iya... mendadak sih. Kamu sendiri ngapain di sini?"

"Oh, lagi liburan sama temen-temen," Kirana ngelirik ke arah gue. "Ini... pacar baru kamu?"

Jantung gue langsung deg-degan. Gue nggak tau harus ngomong apa.

"Bukan," Arga buru-buru jawab. "Ini Nana, temen gue."

Temen. Entah kenapa, kata itu bikin dada gue nyeri.

"Oh gitu," Kirana senyum lagi. "Nana, aku Kirana. Mantan pacarnya Arga."

Gue cuma bisa senyum kaku. "Hai."

Awkward banget. Gue bisa ngerasain tatapan Kirana yang agak... menilai? Gue jadi ngerasa insecure. Dibanding dia, gue pasti keliatan kayak upik abu.

"Jadi," Kirana natap Arga lagi. "Kamu free nggak malem ini? Kita bisa ngobrol-ngobrol, catch up gitu."

Gue ngelirik Arga. Dia keliatan bingung.

"Sori, Kir," akhirnya Sari yang ngomong. "Kita udah ada rencana mau ke Bukit Bintang malem ini."

"Oh," Kirana keliatan kecewa. "Ya udah deh. Mungkin lain kali ya, Ga?"

Arga cuma ngangguk canggung.

"Oke deh. Have fun ya kalian!" Kirana dadah, terus pergi.

Suasana jadi hening. Gue nggak berani natap Arga.

"Sori ya, Na," tiba-tiba Bimo ngomong. "Tadi itu... agak awkward ya?"

Gue coba senyum. "Nggak apa-apa kok."

"Kirana itu... mantan Arga yang paling serius," Dito ngejelasin pelan. "Mereka putus sekitar setahun yang lalu."

Gue ngangguk pelan. Entah kenapa, gue ngerasa... sedih? Cemburu? Gue nggak tau.

"Na," akhirnya Arga ngomong. "Lo nggak apa-apa?"

Gue natap dia, maksa senyum. "Iya, gue nggak apa-apa kok."

Tapi dalem hati, gue ngerasa nggak oke. Kirana cantik banget, sehat, punya masa depan cerah. Sedangkan gue? Gue cuma cewek sakit-sakitan yang masa depannya nggak jelas.

"Udah ah, jangan sedih-sedih!" Sari tiba-tiba nyeletuk. "Arga, lo tau nggak kenapa mantan lo tadi mirip hantu?"

Arga mengangkat alis. "Kenapa?"

"Soalnya dia suka nongol tiba-tiba!" Sari ketawa sendiri.

Kita semua ikut ketawa, meskipun agak dipaksain. But I appreciate the effort.

"Udah yuk, kita ke Bukit Bintang aja," Arga ngajak. Dia natap gue, senyum lembut. "Na, lo siap?"

Gue ngangguk pelan. "Siap."

Sepanjang jalan ke Bukit Bintang, pikiran gue nggak bisa lepas dari Kirana. Gue tau gue nggak seharusnya ngerasa gini. Toh, gue sama Arga juga belom ada status apa-apa. Tapi tetep aja...

Tiba-tiba, gue ngerasain tangan Arga nggenggam tangan gue.

"Hey," dia senyum. "Jangan mikir macem-macem ya. Yang penting sekarang tuh kita, di sini, sama temen-temen."

Gue natap dia. Ada sesuatu di matanya yang bikin gue tenang.

"Iya," gue akhirnya senyum. "Lo bener."

Malam itu, di bawah taburan bintang di Bukit Bintang, gue belajar satu hal: kadang, kita nggak bisa milih apa yang terjadi sama kita. Tapi kita bisa milih gimana kita nyikapinnya.

Dan gue? Gue milih buat bahagia. Sekarang. Di sini. Sama Arga dan temen-temennya.

1
Kia Shoji
Hu hu hu... ❤️
Putu Diah Anggreni
Aku juga pas buatnya nangis kak/Sob/ Apalagi ini hasil imajinasi aku yg lagi di kemo/Sob//Cry/
dee zahira
nangis baca di part ini
dee zahira
semangat
dee zahira
keren kak...
azura Shekarningrum
Luar biasa
azura Shekarningrum
Lumayan
ㅤㅤZ
Paporitin dulu besok lanjut lagi
ㅤㅤZ
Keren
Protocetus
min kunjungin ya novelku Bola Kok dalam Saku
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
dah sampe sini dulu bacanya. besok lagi. mau tidur 🫶
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
ini terlalu sweet 🥹
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
hey kenapa favorit kita sama semua 😌🤌
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaaaa jd ikutan excited
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
🥹 bertahan ya say
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
milih latarnya Borobudur doang 😍
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
aaaargggh gemas
🍾⃝ʙͩᴜᷞʟͧᴀᷠɴͣ sᴇᴘᴀʀᴜʜ
baca NT rasa WP 😆👍
Ms S.
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
Putu Diah Anggreni: Halo kak, sudah update lagi ya/Heart/
total 1 replies
Aerik_chan
wahhh untuk ada secercah harapan....
yuk kak saling dukung #crazy in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!