Wanita yang dijodohkan dengannya adalah tersangka utama meninggalnya kekasih dan calon anaknya?
Zion dipaksa menikahi Elin oleh sang kakek yang sekarat. Pernikahan tanpa alasan yang jelas ini membuat Zion merasa terjebak dan membenci Elin.
Kebencian Zion semakin mendalam ketika Elin menjadi tersangka utama dalam kasus kematian kekasihnya yang tengah mengandung anaknya.
Setelah kakeknya meninggal, Zion pergi dari rumah dan tak mau lagi bertemu Elin.
Namun, takdir mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang sangat berbeda. Elin yang dulu terlihat kusam dan kurang menarik kini menjelma menjadi wanita yang cantik dan sempurna.
Pertemuan tak terduga ini membuat Zion terpesona dan tanpa sadar jatuh cinta hingga terlibat dalam hubungan terlarang dengan Elin. Karena takut kehilangan Zion, Elin menyembunyikan kebenaran identitasnya.
Rahasia apa lagi yang tersimpan di balik perubahan drastis Elin? Mampukah Zion menerima kenyataan bahwa selingkuhnya adalah istri yang dibencinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Merasa Bersalah
Elin keluar dari kamar Kakek Zhafran saat seorang pelayan memberitahu kalau makan malam sudah siap.
Semenjak tinggal di toko kuenya, Elin sudah terbiasa makan malam sendirian. Namun kadang makan di luar bersama Pak Hadi dan Bu Heni atau dengan teman-teman sosialitanya.
Meskipun sekarang Elin sudah bisa hidup mandiri dan bisa mengelola usaha sendiri, tapi Pak Hadi tetap mengajari Elin untuk berbisnis, terutama dalam hal menanam saham. Atas bimbingan Pak Hadi, sekarang Elin sudah memiliki saham di beberapa perusahaan, termasuk di perusahaan yang diwariskan Kakek Zhafran pada Zion.
Elin duduk di salah satu kursi meja makan menatap lauk pauk yang ada di atas meja. Juni melayani Elin dengan baik, hingga Elin selesai makan.
"Oh, ya, Bik Juni, aku tadi bawa kue dari toko. Bibi ambil di mobil, ya, bagi-bagi sama yang lain. Aku juga bawakan kue lapis legit kesukaan bibi," ucap Elin seraya memberikan kunci mobilnya pada Juni.
"Terima kasih, Nyonya," ucap Juni dengan senyuman yang merekah.
"Sama-sama, Bik," sahut Elin tersenyum tipis, kemudian beranjak dari duduknya. Ia berjalan menuju kamarnya.
Sedangkan Juni bergegas menuju mobil Elin dan mengambil kue dari dalam mobil. Semua pelayan pun nampak senang karena dibawakan banyak kue oleh Elin.
"Nyonya Elin ini sudah cantik, ramah, rendah hati, nggak pelit lagi,"
"Iya, setiap pulang pasti bawa oleh-oleh buat kita semua,"
"Bahkan sering ngasih bonus setiap gajian. Kadang pakaian, kadang uang, kadang sembako,"
"Nyonya pernah merasakan jadi orang nggak punya, jadi ngerti sama kita-kita,"
"Kamu benar. Tapi sayangnya jadi istri yang diabaikan,"
"Dulu nyonya memang dekil, kurus dan kumal, jadi wajar kalau Tuan muda nggak tertarik,"
"Kalau sekarang, pria mana yang nggak tertarik bila melihat nyonya,"
"Ada,"
"Siapa?"
"Pria tunanetra,"
"Ngaco!"
"Siapa bilang pria tunanetra tidak akan tertarik pada nyonya? Pria tunanetra bisa jadi suka sama Nyonya, orang suara dan sikap nyonya lembut gitu,"
"Iya, juga, ya?"
"Tapi.. nyonya memang jauh berubah dari pertama kali datang ke rumah ini,"
"Uang memang ajaib. Bisa menyulap itik menjadi angsa,"
"Yahh... begitulah realita,"
"Sekarang kalau Tuan muda bertemu dengan nyonya, masih kenal nggak, ya?"
"Aku rasa nggak, deh! Nyonya berubah sangat drastis,"
"Sayang sekali, istri baik dan cantik begitu malah ditinggal bertahun-tahun. Cuma dijadikan istri di atas kertas, istri pajangan,"
"Semuanya karena tragedi kematian pacar Tuan muda waktu itu,"
"Tapi aku nggak percaya kalau Nyonya Elin yang membuat pacar Tuan muda keguguran dan meninggal,"
"Aku juga. Apalagi waktu itu nyonya Elin masih polos dan lugu,"
"Tapi jujur, aku nggak suka sama pacar Tuan muda itu,"
"Siapa yang suka sama perempuan seperti itu? Belum jadi nyonya saja sombong dan angkuh. Gimana kalau jadi nyonya?"
"Tuan muda sudah dibutakan cinta dan kecantikan. Padahal, sekarang Nyonya Elin lebih cantik daripada perempuan itu,"
"Sampai sekarang masih menjadi misteri siapa sebenarnya yang telah membuat pacar Tuan muda meninggal,"
"Kasihan nyonya.."
Mendengar percakapan para pelayan lain yang sedang asyik menikmati kue yang dibawakan Elin, Juli tertunduk. Tangannya yang memegang kue nampak gemetar. Juni yang menyadarinya pun menggenggam jemari tangan suaminya yang gemetar. Ia mencoba menenangkan suaminya.
Saat malam sudah semakin larut, Juli dan Juni pun masuk ke kamar mereka. Juli berdiri bersandar di samping jendela kamarnya. Wajahnya menghadap ke arah jendela yang di depannya ada taman bunga. Tatapan matanya kosong, pikirannya menerawang ke masa lalu saat ia mengemudikan mobil yang membawa Zion dan Farah ke rumah sakit.
"Pak.." panggil Juni seraya mengusap lembut lengan suaminya.
Juli tersentak dari lamunannya, kemudian menghela napas panjang.
"Bapak pasti kepikiran tentang peristiwa itu, ya?" tanya Juni.
"Kalau bapak tidak membuat ban mobilnya bocor, mungkin perempuan itu nggak bakal mati, Bu. Bapak hanya ingin dia keguguran, bukan membunuhnya," gumam Juli lirih.
"Ibu tahu. Sampai saat ini kita tidak tahu, siapa yang telah membuat perempuan itu keguguran. Malam itu, 'kan, ibu hanya ingin membuat alerginya kambuh saja, tapi malah keguguran. Jangan-jangan... dia sengaja menggugurkan kandungannya sendiri, Pak. Soalnya malam itu dia bilang akan melenyapkan bayi itu. Dasar wanita murahan! Dia hamil dengan laki-laki lain, tapi malah mengaku kalau itu adalah anak Tuan muda, agar bisa menikah dengan Tuan muda," kesal Juni. Malam itu Juni menguping pembicaraan Farah yang sedang menerima panggilan telepon dari Angga.
"Bapak merasa bersalah, Bu. Karena kejadian itu, Nyonya Elin dianggap pembunuh oleh Tuan muda dan dijadikan istri pajangan,"
"Kalau bapak mengaku, bapak bisa dipenjara," sahut Juni membuang napas kasar.
"Tapi bapak merasa menjadi penyebab ketidak bahagian Nyonya Elin, Bu," sahut Juli.
Juni menghela napas panjang yang terasa berat, "Nyonya Elin adalah wanita yang cantik dan baik, ibu yakin suatu hari nanti nyonya akan menemukan kebahagiaannya."
*
Di sebuah villa yang ada di luar kota, seorang pria yang tidak lain adalah Angga nampak memasuki sebuah kamar. Ia tersenyum menatap seorang wanita yang berdiri menghadap ke arah jendela.
"Apa kabarmu hari ini, Sayang?" tanya Angga seraya memeluk wanita itu dari belakang.
"Apa kabarku? Aku bosan dikurung bagaikan burung. Biarkan aku pergi! Aku tak ingin berada di sin lagi," sahut wanita yang tidak lain adalah Farah dengan suara dingin dan wajah datar.
Ya, Farah masih hidup dan sekarang tinggal di sebuah vila milik Angga. Bagaimana bisa? Rumah sakit tempat Farah ditangani saat keguguran dulu adalah rumah sakit milik orang tua Angga.
Lima tahun yang lalu, Angga yang selalu memantau Farah merasa sangat beruntung saat Zion membawa Farah ke rumah sakit milik orang tuanya. Farah saat itu ternyata tidak meninggal, tapi mati suri. Menyadari hal itu, saat Zion pergi, Angga langsung memerintahkan semua orang yang tahu Farah dirawat di rumah sakit itu untuk tutup mulut tentang keberadaan Farah.
Angga tersenyum dingin, lalu berbisik di telinga Farah, "Aku tidak akan membiarkan kamu pergi. Kamu sudah membunuh anakku, jadi kamu harus menggantinya."
"Sudah aku bilang, aku tidak menggugurkan bayi itu. Ada orang yang sengaja membuat aku keguguran," sergah Farah merasa kesal karena Angga tak pernah percaya kalau keguguran yang dialaminya bukan karena dirinya.
"Oh, ya? Siapa?" tanya Angga menatap Farah dari samping dengan tatapan tajam seolah ingin mengoyak tubuh Farah dengan tatapan matanya.
Farah menelan salivanya kasar dan tubuhnya tiba-tiba menjadi tegang saat melihat tatapan tajam Angga, "Mu.. mungkin gadis yang dinikahkan dengan Zion, kakeknya Zion, atau Pak Hadi atas perintah kakek Zion. Mereka tidak menyukai aku," sahut Farah yang juga tidak mengetahui siapa yang telah mencelakai dirinya.
"Bull shift! Kamu hanya mengarang cerita. Bahkan sampai saat ini Zion belum menikah. Dia tinggal di luar negeri bersama ibu susunya selama lima tahun terakhir ini," tukas Angga.
Ia tidak tahu kalau Zion sudah menikah, karena Elin dan Zion tinggal terpisah dan belum ada yang tahu tentang pernikahan Zion dengan Elin selain orang-orang di rumahnya dan Farah. Apalagi empat tahun terakhir ini Elin tinggal di toko kuenya.
"Zion tinggal di luar negeri? Kalau begitu, kenapa kamu tidak melepaskan aku? Aku tidak mungkin menyusul Zion ke luar negeri, karena semua dokumen pribadiku ada sama kamu,"
Angga memutar tubuh Farah menghadap dirinya, "Kamu memang tidak mungkin menyusul Zion, tapi bukan tidak mungkin kamu merayu pria lain yang lebih kaya dari aku dan Zion, bukan?" tanya Angga tersenyum dingin membuat Farah menelan salivanya kasar.
Posesif. Itulah perasaan Angga pada Farah. Posesif adalah rasa ingin memiliki yang berlebihan dan membuat seseorang merasa berhak untuk mengatur, membatasi, serta melarang hidup pasangannya.
Sikap Angga ini membuat Farah merasa tidak nyaman, apalagi sejak awal Farah hanya tertarik pada kekayaan Angga. Setelah bertemu dengan Zion yang lebih segalanya dari Angga, Farah pun memutuskan Angga, tapi Angga tidak terima.
"A..aku tidak akan melakukannya. Aku hanya mencintai kamu. Aku hanya ingin hidup seperti orang normal lainnya," dusta Farah yang ingin lepas dari Angga.
Angga kembali menyunggingkan senyuman dingin, namun kali ini dengan tatapan tajam penuh dendam yang membuat tubuh Farah berkeringat dingin.
Angga mencengkram erat pipi Farah, "Sayangnya... aku tidak percaya lagi dengan kata-katamu. Aku pernah mencintaimu sepenuh hati, tapi nyatanya kamu tidak pernah mencintai aku. Kamu hanya mencintai uangku, dan kamu mencampakkan aku setelah menemukan pria lain yang lebih dariku. Aku tidak terima penghinaan ini. Karena itu, selamanya kamu tidak akan pernah menjadi istri siapapun. Kamu hanya pantas menjadi boneka pemuas nafsuku."
Cinta yang berubah menjadi benci dan dendam, itulah yang terjadi pada Angga. Karena cintanya yang tulus dikhianati Farah.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
perasaan baru pertamakali ini deh lihat pak Hadi tersenyum hangat dgn sorot mata lembut.. soalnya sepanjang episode, klo aq baca dari awal & hampir mendekati akhir, pak Hadi gk pernah menunjukkan senyuman hangat & tatapan mata lembut, selalu tersenyum misterius, tatapan mata tajam, wajah datar, dan setiap ucapan yg dilontarkan selalu benar,.belum lagi beliau tipe orang misterius juga, tegas, berwibawa, dll.. apa aja deh.. pokoknya aq suka banget sama tokoh pak Hadi ini.. ❤️❤️❤️ sekebon buat pak Hadi, klo gk ada bapak entah gimana nasib cinta Elin & Zion ini ya.. 😅